12 | Kebahagiaan Atau Kesedihan?

204K 22.2K 970
                                    

[ Happy reading ]






Sekarang Fano, Gina, Althan dan juga Zea sedang berkumpul bersama. Mereka tengah membicarakan hal yang sangat serius.

"Jadi bagaimana dengan jawaban mu, Althan?" Fano bertanya, mengenai hal yang baru saja di bahas kemarin sore.

Cowok itu mengangguk. "Althan, mau nikahin Zea." jawabnya tanpa ada keraguan.

Fano tersenyum puas, dari awal ia juga sudah menduganya. "Kalau begitu, kita harus segera membicarakan hal ini dengan kedua orang tua Zea."

"Papa juga mau acara pernikahan kamu di gelar secepatnya, kalau bisa besok saja." lanjut pria itu.

Keduanya sama-sama terkejut mendengar ucapan Fano barusan. "Apa gak terlalu kecepetan, Pah?"

"Justru itu Al, lebih cepat lebih baik."

"Tapi Pah, gimana sama persiapanya?" Althan bertanya pada Fano kembali.

"Kamu gak usah mikirin itu, Papa sama Mama yang akan siapin semuanya."

Althan menoleh pada Gina. Perempuan itu sedari-tadi hanya diam saja, entah apa yang saat ini terjadi dengan Gina. Bisanya wanita itu akan membantah pernikahan keduanya. Namun, kali ini ia hanya diam mendengarkan mereka.

Cowok itu langsung memeluk Gina. "Maafin Althan karna belum bisa jadi anak yang baik buat Mama."

"Tolong restuin pernikahan kita berdua ya. Mah?" kata Althan.

Gina membalas pelukan Althan. Lalu, wanita itu melirik kearah Zea. "Zea, sini!"

Zea mengerutkan dahinya bingung. "Zea, tante?" tanya cewek itu kembali memastikan.

Gina tersenyum tipis, kemudian mengangguk. "Iya kamu, Zea." ucapnya.

Perempuan itu mendekati Gina dan Althan. Lalu, tiba-tiba saja Gina memeluknya dengan sangat erat. "Maafin sikap tante yang kemarin-kemarin ya?"

Zea terkejut mendengarnya. Namun, dengan cepat ia mengangguk. "Gak papa tante, Zea ngerti kok."

Gina mengangguk, kemudian melepaskan pelukannya pada Zea. "Mama restuin pernikahan kalian berdua. Althan, tolong jaga Zea dengan baik."

☆☆☆☆

Setelah selesai membicarakan pernikahan Althan, sore harinya mereka langsung pergi menuju rumah Zea.

"Sudah siap?" tanya Fano, membuat semuanya langsung mengangguk. Tanda sudah siap.

Fano dan Gina sempat melarang Zea dan Elgara ikut. Tapi cewek itu tetap ingin ikut, ia yakin pasti keluarganya akan sangat marah besar.

"Ayo, kita berangkat." ucapnya lagi.

Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah keluarga Zea.

"Ada apa ini?!" tanya seseorang yang baru saja turun dari kamarnya.

Zea berdiri, seraya meraih tangan Papa dan Mamanya untuk di salimi. Namun, keduanya langsung menepis kasar tangan Zea.

Zea tersenyum canggung. Seperti ada benda tajam yang menusuk hatinya, ketika kedua orang tuanya memperlakukannya seperti itu.

"Kedatangan kami kesini, untuk menyampaikan niat baik kami, yaitu menikahkan putri anda dan putra saya." jelas Fano tanpa bertele-tele.

Ardi menatap tajam kearah Althan. "Kenapa dinikahkan? Putra sialan mu itu merusak dia?!" tanya Ardi seraya memunjuk Zea.

Gina yang sedari tadi menunduk, kini mengangkatkan kepalanya. "Jaga mulut anda, putraku bukan laki-laki berengsek seperti anda, yang tega menelantarkan anak dan cucunya sendiri!"

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang