14 • Menstruasi

232K 29.9K 2.6K
                                    

5 tahun kemudian

"Kakakkkkkkkk!!!" teriak Ruza dengan keras dari kamar mandi.

"Apa sih Za teriak-teriak. Masih pagi Za!!" Theo kembali tenggelam pada dunia mimpinya, menutupi telinganya dengan bantal.

"Kakkkk!!!" teriak Ruza, lagi.

"Bangsat," umpat Theo sambil melempar bantalnya dan melangkah pergi menghampiri Ruza. Theo sangat mengantuk karena kemarin tidur jam 3 pagi. Salahnya sendiri karena sibuk balapan dan bermain.

Theo mengacak-acak rambutnya karena kesal. Pagi-pagi Ruza sudah bikin ribut saja.

Begitu melihat Theo, Ruza langsung memeluk Theo dan menangis. "Perut Ruza sakit, terus Ruza berdarah."

Theo melihat lantai kamar mandi yang penuh dengan darah, cowok itu merasa terkejut dan langsung menggendong Ruza. Theo mengambil asal jaketnya dan dengan cepat melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Setelah dokter memeriksa Ruza dokter itu tersenyum dan menahan tawa. "Maaf, anda siapanya?"

"Kakaknya dok."

"Sebelumnya adik anda bukan sakit. Dia hanya sedang kedatangan tamu bulanannya."

Theo mengerutkan dahinya. "Tamu bulanan?"

Dokter wanita berusia 40 tahun itu tersenyum dan mengangkat alisnya.

Theo nampak berpikir sambil memperhatikan raut wajah dokter yang seakan menyuruhnya meneka sendiri.

Tamu bulanan?

"Tumben lo kumpul Nu," tanya Gavin.

"Pacar gue lagi kedatengan tamu,"

Ia dan lainnya mengangguk. "Tamu dari mana?"

Janu langsung tertawa. "Tamu dari bulan."

Mereka bertiga yang ada disana menatap Janu bingung.

Janu yang melihat itu semakin menjadi-jadi ingin mengerjai. "Bulan nih, nah si bulan ini dateng. Lagi pas gitu. Bulan dateng berarti ada ta?"

"Mu," jawab Theo, Bagas dan Nil dengan serempak.

"Jadi bulan itu temen pacar Lo?"

Janu mengangguk-angguk. "Temen bulanan."

"Dateng setiap bulan gitu?"

"Yoi. Kalo dateng pacar gue langsung tepar. Sakit ceunah."

"Hah?"

Janu melempar lap di meja pada wajah Theo.

"Lo pada bloon banget. Datang bulan njir, mennn? mennn?"

Mereka kembali mengerutkan dahi tidak mengerti.

Janu yang merasa kesal langsung berdiri dan beranjak pergi. "MANSTRUASI GOBLOK!!!" Ia sungguh kesal dengan teman-temannya, gonta-ganti cewek tapi masalah seperti itu saja tidak tau.

"Ohhh, menstruasi..."

Theo menatap kembali dokter. "Menstruasi dok?"

Dokter tersenyum pada Theo. "Nah."

Theo langsung bersandar pada kursi dan memijat kepalanya.

"Bisa jelasin."

"Bisa dok."

"Yaudah sana jelasin, adik kamu lagi takut mati."

"Dokter bisa jelasin? Dokter aja ya please."

"Saya nanti, kamu dulu. Soalnya adik kamu lagi takut mati, wajahnya sampek pucet kayak orang sakit. Dia saya ajak bicara susah," jelas dokter.

THEORUZ: Guarding My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang