Sehun membuang wajahnya dengan tangan yang kembali terlipat sebal. Kris menatap putra menggemaskannya itu lalu tertawa kecil.
“Selingkuh itu… mmm, bagaimana ya..” ucap Kris mencoba mencari penjelasan paling sederhana.
“Papa adalah kekasihnya Chanyeol, tapi justru pergi kencan dan memeluk serta mencium orang lain” ucap Kris dengan yakin bahwa penjelasannya adalah penjelasan paling sederhana.
“Dasar brengsek!”
“Hah?” Kris terbengong saat Sehun menghardiknya dengan suara ketusnya dan mata yang memicing tajam menatapnya.
“Kau brengsek!”
“Aish. Itukan sudah lama—
“Tetap saja!”
“Yasudah, jadi mau dengar cerita membosankannya tidak?”
Sehun mengangguk. Ia menggeser duduknya lebih dekat dengan sang ayah yang kini menatap keluar jendela.
✿◕
“Sunbae?”
“It’s babe”
“Sunbae.”
“Honey”
“Sun-Bae.”
“Aish!! Coba panggil hyung saja!!”
Chanyeol tertawa kecil. Ia merentangkan tangannya untuk merangkul leher Kris dan menariknya mendekat.
Mereka tengah berbaring diatas ranjang bersama. Kris baru saja kembali dari acara seminar di Jeju bersama salah satu professornya. Melepas rindu dengan saling berpelukkan adalah hal yang keduanya sukai.
Hanya berbaling dengan berpelukkan. Chanyeol berada dalam rengkuhan lengan Kris, bersandar penuh pada Kris dan Kris menyandarkan dagunya pada pucuk kepala Chanyeol.
Ddrrtt drrrtt
Ponsel Chanyeol bergetar. Chanyeol segera berdiri untuk mengambil ponselnya yang berada diatas meja. Alisnya mengerut.
“Halo, Joohyuk?”
“……”
“A-ah… O-okay”
Kris menatap wajah Chanyeol yang tampak sedikit pucat. Kris menatap kekasihnya itu.
“Dia memintamu untuk datang kemana lagi? Bilang ini sudah malam, kau tidak bisa keluar”
Chanyeol hanya tersenyum kikuk. Ia lalu berjalan menuju lemari dan dari laci bawah mengeluarkan paperbag hitam.
“Apa itu babe?”
“Mmm… Bajunya Joohyuk”
Kening Kris mengerut. Ia baru akan bertanya kenapa pakaian Joohyuk ada disana, namun bunyi bel unit mereka lebih dulu terdengar.
Kris yang lebih dekat dengan pintu, melangkah dan menariknya terbuka. Ia menatap Joohyuk yang tersenyum polos dihadapannya.
“Maaf hyung, aku butuh kaus ini untuk shooting”
Chanyeol memberikan paperbag itu pada Joohyuk. Ia lalu tersenyum tipis. “Good luck” ucapnya seadanya, dan senyuman lebar Joohyuk terbit.
“Thanks hyung” ucapnya lalu beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Kris. Ia menghilang dari koridor. Meninggalkan Kris dan Chanyeol yang saling terdiam di pintu masuk unit apartemen mereka.
Kris ingin mengatakan sesuatu, namun ia sedang sangat kecewa dan marah. Kris cukup paham bahwa sebaiknya ia tidak bicara saat sedang diliputi amarah.
Jadi Kris berbalik menutup pintu dan melangkah menuju ranjangnya, namun Chanyeol menggenggam tangan Kris lebih dulu.
“M-maaf”
Kris terdiam. Ia masih diam ketika Chanyeol memeluk lengannya dan menyandarkan keningnya pada lengannya.
“Hari itu, saat aku pulang dia tiba-tiba saja di depan pintu. Kepalanya berdarah, dia membutuhkan bantuanku”
Chanyeol mencengkram lengan kaus panjang yang Kris kenakan. Hatinya semakin gelisah karna Kris tidak mengatakan apapun. Biasanya dia tidak begini.
“Babe, aku pernah bilang bahwa tempat ini dan kau adalah rumahku, tempat ternyamanku bukan?”
Kris menarik tangannya dari pelukkan Chanyeol. “Lalu kenapa kau membiarkannya masuk?”
“Maaf sunbaenim—
“Bukan hanya kau membiarkannya masuk tanpa izinku, namun kau juga menutupinya dariku”
Chanyeol mengepalkan tangannya. Takut, kepalanya menunduk menatap lantai marmer.
“Babe, lihat aku”
Chanyeol mengangkat wajahnya dan menemukan mata Kris yang menatapnya dengan tajam dan dalam. Sementara matanya sudah memanas, dan Chanyeol dapat merasakan embun pada kelopak matanya.
“Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?” tanya Kris, “Ada yang kau sembunyi—
“Tidak ada!!”
“Lalu kenapa kau menutupinya dariku!!—
“Aku tidak ingin sunbae kecewa lagi—
“Lalu dengan mengetahuinya seperti ini, apa kau kira aku tidak kecewa, Park Chanyeol-ssi?”
Chanyeol tersentak mendengar namanya dipanggil sedingin itu oleh Kris. Ia menatap Kris dengan matanya yang sudah basah karna menangis.
“M-maaf.. M-malam itu Joohyuk berdarah—hiks, dia menangis—hiks, dia membutuhkanku—
“Lalu bagaimana denganku? Perasaanku? Kau tau dia mencintaimu dan menginginkanmu, kan, Chanyeol-ssi?”
Chanyeol menggeleng, tidak suka dipanggil dengan nada dan nama seperti itu. “M-maafkan aku sunbae—hiks.. maafkan aku Hyung…”
“Kau meminta maaf sekarang, tapi lusa jika kau menemukan Joohyuk seperti itu kau akan melakukan hal yang sama lagi—
“Lalu aku harus apa?!!! Aku harus mengabaikannya?!! Saat dia berada dihadapanku?!!”
“Kau bisa bilang tidak, Chanyeol”
“Tidak bisa. Kau tidak lihat betapa hancurnya dia—
“CUKUP!!”
Chanyeol tersentak. Bola matanya bergetar menatap Kris dengan kaget. Ini pertama kali sejak ia mengenal Kris, pertama kalinya ia mendengar Kris membentak seseorang,, terlebih, dirinya?
“Batasi sikap baikmu, atau kau sendiri yang akan terluka”
“J-joohyuk mungkin menyukaiku namun—namun dia—
“See? Kau membelanya. Sadarkah kau—”
Kris menunjuk wajah Chanyeol dan matanya yang tajam menatapnya penuh amarah. “Sadarkah kau kalau kau selalu membelanya dan berada di pihaknya setiap kali aku mendebatkannya?”
“Kau mungkin tidak mencintaiku sebanyak itu hyung”
Kris menatap Chanyeol. Kehilangan kata-kata. Bukankah seharusnya itu menjadi kalimat yang diucapkan oleh Kris? Kris pihak yang dikecewakan disini.
Dan karna tidak ingin mengeluarkan kata-kata yang mungkin akan menyakiti hati Chanyeol, Kris melangkah keluar. Kepala dan hatinya sedang dalam keadaan panas, ia tidak ingin bertindak dengan emosi.
“Kau dan aku butuh waktu untuk memikirkan hubungan ini”
“Sunbae—
“Chanyeol-ah.. jujur saja aku cemburu. Aku tidak suka melihatmu dengannya. Aku ingin kau hanya fokus denganku dan memprioritaskan diriku”
Chanyeol menunduk. Kris yang menatap itu, menghampirinya meskipun sudah memakai sepatu, ia tetap melangkah mendekat. Ia mengusap kepala Chanyeol dan mengecup keningnya.
“Aku mencintaimu” ucapnya lalu pergi, kali ini ia tidak memutar kembali langkahhya meskipun Chanyeol menangis pada punggungnya.
YOU ARE READING
Krisyeol; The Immutable Truth
FanfictionI was in Love. Now, I'm in Pain. You were my Happiness. Now, You are my Sadness.
23 ◕ "We need Time" pt1 (🇮🇩 vers)
Start from the beginning
