21 • Warisan

196K 26.7K 1.4K
                                    

Ruza terus berlari mengejar Theo, melemparkan bantal dan sandalnya pada Theo. Menurutnya orang satu itu hari ini sangat menyebalkan.

"Iya, iyaaa, udah ya," ucap Theo, menarik Ruza duduk di pangkuannya.

"Hidung dulu cium."

"Kan gue udah bilang kalo takut ada ingusnya, habis nangis sih."

Ruza yang mendengar itu langsung mengusap-usap hidungnya dengan baju Theo. "Udah nggak ada!"

Theo membiarkan Ruza mengelap ingus dengan bajunya. Ia sudah biasa dengan hal itu.

"Tetep ga mau ah, dahi aja."

"Kanapa ga mauuuuuuu kakkkk! Kan udah nggak ingusan!!"

"Terserah dong." Theo mengambil ponselnya yang terlihat menyala. Entah ia bisa datang atau tidak ke acara akhir tahun itu. Ia masih harus mengurus tentang Hades.

Ruza mengerutkan dahinya melihat Theo yang asik dengan ponsel. "Ihhh kakakkkk! Ga makan-makan nih!!" ancam Ruza.

Theo menatap Ruza lalu mencium hidung Ruza. "Udahkan? Sana makan."

Ruza balik menatap Theo yang terlihat cuek. Ruza lalu mencium pipi Theo dan berlari menuju dapur. Seumur hidup bersama Theo baru kali ini Ruza dengan berani mencium orang itu.

Theo mengangkat alisnya dan menatap Ruza. Lalu menyentuh pipinya. Hanya sebatas itu reaksi Thei. Theo tidak terlalu memusingkan tingkah Ruza.

"Zaa, cuci tangan dulu," ucap Theo, mengingatkan. Jika tidak begitu Ruza mungkin tidak akan mencuci tangan sebelum makan.

"Iyaa kak."

"Kakak Ruza ambilin sekalian ya?"

"Hmm."

Ruza lalu datang dengan membawa dua piring, miliknya dan Theo. Walaupun sering dihina, Ruza tetap peduli pada orang itu.

"Nih makan, hp terus!"

"Gue kan punya temen, emang lo."

Ruza melempar sebuah kain pada Theo. Hina saja terus dirinya. Suatu saat ia akan membalas.

Suara bel yang terdengar membuat keduannya otomatis menatap arah pintu.

"Siapa ya kak?"

"Gausah di buka, paling orang suruhan kakek."

Ruza mengangguk menuruti perkataan Theo. Gadis itu makan sambil bersandar pada Theo. Sedikit mengintip apa yang asik dilakukan Theo dengan ponselnya.

"Kakak mau reuni?" tanya gadis itu, mendongakkan kepala menatap Theo.

"Ikut dong."

Theo menatap Ruza sekilas lalu fokus kembali pada ponselnya.

"Cari apa?" tanya Theo.

"Pengen aja gitu lo kak." Ia tidak pernah menghadiri reuni SD. Karena ia keluar dari grup kelas. Malas sekali ia menghadiri acara yang di dalamnya terdapat banyak bocah tengil. Apalagi mengingat dulu ia pernah di bully. Ia di bully karena suka pamer. Entah bagaimana pikirannya saat sd dulu. Bagaimana bisa ia membawa baju Theo ke sekolah dan memamerkan baju itu. Ia berkata bahwa baju itu milik pangeran arab. Sudah gila memang.

"Makan aja nasi kamu."

"Kakak juga makan dong!"

"Iya, nanti."

"Mau Ruza suapin?"

"Gausah."

Ruza mengangkat sendoknya dan mengarahkan sendok itu ke mulut Theo. "Aaaa, buka mulutnya dong guguk."

THEORUZ: Guarding My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang