[10] BMM : Plan

679 71 27
                                    

~~ Because My Mistake ~~

Tiga bulan kemudian...

Naruto tengah duduk di kantornya, pagi hari mengerjakan beberapa dokumen seperti hari-hari biasa, hingga seorang teman datang mengunjunginya.

Seseorang mengetuk pintu kantornya, menghentikan Naruto untuk menulis tanda tangan pada dokumen-dokumen menumpuk miliknya.

"Masuklah!" ujar Naruto memberi izin.

Pintu terbuka, seorang pria berambut hitam legam masuk.

"Kau terlihat lebih hidup, Sasuke." sambut Naruto dengan sedikit candaan. "Aku padahal sudah menyiapkan batu nisan untukmu di rumah."

Sasuke mendengus, mengambil duduk di depan Naruto. "Kau tahu aku sudah sadar sejak dua bulan yang lalu dan aku tahu kalau kau datang menjenguk saat aku tengah tertidur."

Naruto terkekeh. "Begitulah."

"Jadi, bagaimana dengan masalah ini? Apakah sudah ada perkembangan?" Sasuke bertanya.

Naruto menghela napas, menggeleng pelan. "Tidak terlalu. Orang yang kita tangkap dan penyelidikan yang kita lakukan tidak memberikan hasil apapun. Semua tertutup, semua masih jadi misteri." jelasnya.

"Apa ada pergerakan baru?"

"Sejak penangkapan pertama hingga hari ini, masih belum ada pergerakan dari mereka. Mereka seperti tengah bersembunyi dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali bergerak." Naruto menutup dokumennya, memilih untuk beristirahat sejenak sembari menbicarakan masalah ini pada sahabatnya. "Bagaimana keadaanmu dan juga yang lain?"

"Aku sudah pulih sepenuhnya, hanya saja Shikamaru dan Sai harus berada di rumah sedikit lebih lama lagi." ujar Sasuke menjelaskan.

"Maafkan aku karena mengirim kalian pada misi itu. Seharusnya aku saja yang maju, dengan begitu-"

"Kau sudah terlalu jauh berpikir, Naruto." Sasuke dengan cepat menyela ucapan Naruto. "Jangan pikirkan hal itu untuk saat ini. Sekarang, apa kau sudah memberitahukan tentang ini pada pemimpin yang lain?"

Naruto mengangguk. "Tentu. Kemarin aku menghubungi setiap Kage, tapi hanya..."

Wajah Sasuke berubah seketika menjadi penuh tanya dengan sedikit kekhawatiran di sana. "Hanya apa?"

"Raikage tidak bisa kuhubungi sampai sekarang. Jadi, aku mengirim seseorang ke Desa Kumo untuk mengecek keadaan dan sekarang hanya perlu menunggu laporan darinya." ujar Naruto menjelaskan.

"Itu aneh sekali, bukan?"

"Aku tahu. Sepertinya aku sudah sangat terlambat dalam bergerak. Setelah beberapa bulan, aku baru menyadari bila Darui tidak pernah menghubungi Konoha. Aku tidak menaruh curiga, karena kegiatan ekspor dan impor antar kedua desa masih berjalan. Selain itu, masalah baru yang kita selidiki dan tugas yang menumpuk telah mengalihkanku." Naruto memutar kursinya, beranjak, berjalan ke arah jendela kantornya. Ia menengadah, menatap langit biru berawan di atas sana. "Ayo berharap laporan yang akan datang berisi kabar baik."

♢♢♢♢♢

"Ya, istrimu baik-baik saja." Tsuru melepas stetoskop dari telinganya, menaruhnya kembali ke atas meja kerjanya. Ia menoleh, menatap seorang suami yang tengah berdiri di sampingnya dengan wajah khawatir yang konyol, menunggu penjelasan tentang keadaan istrinya. Tsuru menghela napas, menatap malas pria itu, menghiraukan istrinya yang tengah tersenyum kecil menahan tawa di sebelahnya.

Tsuru menghela napas untuk kesekian kalinya, dengan "rela" mau memberi penjelasan sekali lagi pada pria itu "Istri dan bayimu dalam keadaan sehat, Uzumaki-san. Tidak terjadi apa-apa pada mereka."

Because My MistakeOnde histórias criam vida. Descubra agora