[46] - Kapsul waktu

21.8K 1.1K 6
                                    

Ansell menepikan kendaraannya, memasuki rumah dengan raut wajah letih setelah seharian bekerja dengan berat. Bagaimana tidak? Dirinya harus memulihkan kembali saham perusahaannya, ditambah lagi ia harus memikirkan bagaimana cara mengembalikan dana para investor, sedangkan harga saham saja terus menurun hingga berada di titik terendah. Bahkan, posisi Ansell sebagai direktur utama pun ikut terancam.

Selain seberapa besar kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan, kasus ini juga sudah menyangkut plagiarisme yang tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang mana pun, terlebih lagi ini bukanlah project sembarangan. Butuh delapan orang investor untuk terlibat dalam project ini, karena jumlah dana untuk peluncuran ponsel dengan tipe terbaru ini cukup tinggi.

Maka, tak heran jika para investor ingin menarik kembali setengah modalnya. Memang, jika soal menginvestasi dana kerugian ditanggung kedua belah pihak, tetapi dalam kontrak tersebut dijelaskan bahwa :

"Jika project tersebut berhasil maka jumlah keuntungan yang didapat pengelola sebesar 40% sedangkan keuntungan yang didapat investor sebesar 7,5% pertahun, selama produk tersebut masih dipasarkan. Namun, jika produk tersebut gagal, maka investor berhak menarik 5% atau setengah modalnya dari jumlah saham yang mereka tanam, sedangkan pengelola selama sekian waktu dia mengelola tidak akan mendapatkan satu sen pun uang dari hasil tersebut, karena pengelola tidak berhak mengambil uang dari investasi, kecuali setelah ada laba."

"Setiap permasalahan akan menemukan titik penyelesaian."

Seolah bisa membaca pikiran, perempuan yang tengah membawa segelas susu itu tak sengaja melihat suaminya yang baru saja pulang. Dia tahu kenapa laki-laki itu pulang hingga selarut ini, tidak seperti hari-hari biasanya.

Ansell tersenyum. Setelah ia melihat Grace—istrinya, seolah semua beban yang ia tanggung seharian itu menghilang begitu saja, sangat ringan. "Belum tidur?" tanya Ansell, mengalihkan topik.

"Baru bangun," imbuh Grace. Ansell menepuk sofa agar perempuan itu duduk di sampingnya.

"Apa boleh, aku peluk kamu?" pinta Ansell, yang membuat Grace terdiam.

"Kalau tidak boleh, tidak apa-apa," ujarnya tetap dengan senyuman, yang seolah-olah tidak memiliki beban apa pun.

Grace tahu bahwa saat ini Ansell tengah berada dalam kondisi yang jauh dari kata baik-baik saja, ia juga tahu jika laki-laki itu tengah putus asa, bahkan sampai kehilangan semangatnya. Itu semua membuat hati kecilnya tersentuh, Ansell jahat tetapi ia tak suka melihat Ansell seperti ini—seperti orang yang sudah tak memiliki semangat untuk hidup.

Grace salah besar, selagi dirinya ada di samping Ansell maka laki-laki itu akan sangat baik-baik saja. Sekalipun, ia harus mundur dari posisinya sebagai direktur utama.

"Kalau mau dipeluk, mandi dulu."

Ansell tampak mengabaikan permintaan Grace, laki-laki itu tak memeluk sang istri, ia malah membaringkan tubuhnya di atas sofa menjadikan paha Grace sebagai bantalnya.

"Sebentar saja. Aku lelah," ujarnya pelan seraya memejamkan mata.

"Ada masalah dengan perusahaan?" tanya Grace, menunduk melihat wajah letih suaminya itu.

"Sedikit." Dia menjawab dengan mata yang masih terpejam.

"Kau bisa bercerita kepadaku, mungkin bisa sedikit membantu meringankan beban pikiranmu."

"Kau berada di sampingku saja itu sudah membantu meringankan beban pikiranku. Aku tidak peduli apa yang terjadi, selagi kau masih berada di sini kurasa aku akan baik-baik saja, Grace."

"Grace aku tidak peduli jika kau bersikap seperti ini hanya karena iba melihatku. Tapi apa pun itu, terima kasih," ujarnya menatap wajah Grace yang saat ini tengah menatap lurus ke depan, perempuan itu masih bergeming setelah mendengar kalimat Ansell beberapa menit yang lalu.

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang