Chapter 18 - Faya Like a Princess

8.2K 505 4
                                    

Haloooo...para Faya Holic apa kabar??

Kangen nggak sama Faya??

Kalo kangen, pantengin terus ya keseharian dan kisah cinta Faya dan Eza.

Jangan lupa vommentnya. Bagi yang udah ninggalin jejaknya, tengkyu binggow..

Lophe,

221092♥

Pulau Tidung menjadi tempat perisirahatan Eza dan Kania untuk menghabiskan waktu berdua.

"Aku sayang banget sama kamu beb" ujar Kania. Tangan Eza terulur untuk menggenggam tangan Kania dan menciuminya. "Aku juga sayang sama kamu. Minggu depan aku akan balik ke Inggris untuk mengurusi sidang dan wisuda disana. Setelah itu aku akan tinggal disini selamanya sama kamu. Love you more" kini tangan Eza menangkup wajah Kania dan merapatkan kening mereka. Suasana pantai yang romantis dan di hiasi angin yang semilir membuat Eza mendaratkan ciuman hangat untuk Kania di keningnya.

Suasana romantis di salah satu gugusan Kepulauan Seribu ini, nggak akan terlupakan untuk mereka berdua. Mereka saling berjanji untuk selalu bersama.

Moment kebersamaan mereka tak lengkap kalau nggak ada foto keduanya. Eza mengambil gambar Kania secara candid saat gadisnya itu sedang asyik bermain air. Kemudian di posting ke akun instagram miliknya dengan caption ' Now i see what love means"

◆◆

Eza POV

Kalo orang lagi jatuh cinta itu memang dunia serasa milik berdua dan yang lain.pada ngontrak.

Kania memang sedikit manja tapi justru itu yang buat gue sayang sama dia. Sikapnya feminin banget nggak kayak si Faya tuh. Urakan nggak jelas. Malahan adik gue 'ngefans' banget sama dia. Terakhir lihat Faya sekitar dua hari yang lalu. Saat nggak sengaja gue lihat dia bareng seorang cowok di depan komplek. Gayanya sih hampir mirip dengan Faya. Sama sama nggak jelas.

Ih, kenapa gue mikirin si Faya. Jelas jelas ada Kania di samping gue.

"Makasih ya sayang udah ngajak aku jalan jalan. Aku seneng banget" seru Kania saat gue mengantarkannya pulang.

"Sama sama sayang. I love you"

"Love you too. Aku masuk dulu ya" Kania turun dari mobil gue dan langsung menuju rumahnya. Selama gue jadian sama Kania belum sekalipun dia mengenalkan gue pada orang tuanya. Alasannya sih orang tuanya jarang ada di rumah karena sibuk pergi keluar kota atau luar negeri untuk mengurus bisnis mereka.

Segera gue langsung tancap gas menuju rumah. Rasanya pengen cepat cepat tidur.

Drrt...drrt...suara handphone bergetar. Ini bukan berasal dari handphone gue. Tapi.. saat gue menoleh ke arah jok sebelah, ternyata handphone Kania yang berbunyi.

Id callernya menampilkan nama Ahsan. Dengan sedikit keberanian, gue menjawab telepon itu karena siapa tahu saja penting.

"Halo sayang, kok baru diangkat sih" kata Ahsan dari seberang sana. Tubuh gue bergidik dipanggil sayang sama satu jenis. Sayang? Pala lo peyang.

"Siapa nih?" bentak gue.

"Lah lo siapa? Lo maling ya kenapa handphone cewek gue ada di lo?"

Gue nggak salah denger kan? Cewek dia? Kania maksudnya?

"Oh jadi lo cowoknya Kania. Sejak kapan?"

"Kok lo kepo sih?"

"Karena gue juga cowoknya"

Tut..tut..tut.. telepon sengaja gue matikan secara sepihak.

Nggak pengen menduga duga dulu, gue mencoba balik ke rumah Kania sekalian untuk mengembalikan handphone miliknya.

Rumahnya nampak sepi dan hanya ada satu buah mobil keren terparkir di halaman rumahnya.

Berkal kali gue mencoba mengetuk pintu rumahnya namun nggak ada jawaban. Saat ketukan keempat kalinya, pintu itu terbuka. Lalu keluarlah seorang cowok bertubuh tinggi.

"Ada apa ya? Mau cari siapa?" tanya cowok itu dengan sinisnya.

"Gue..mau balikin handphone Kania tadi ketinggalan di mobil gue" Cowok itu merampas begitu saja handphone Kania dari tangan gue. "Lo siapanya Kania?" tanya gue penasaran.

"Gue Aldi, cowoknya Kania. And..you?"

"Gue Eza, mantan pacarnya Kania"

Anyone, tell me if this is just a nightmare. Harus ada berapa banyak cowok yang ngaku sebagai cowoknya Kania.

Oh my God! Faya bener kalo..ah shit, gue salah sama dia selama ini. Justru dia yang gayanya bar bar tapi nggak sebusuk Kania.

Malam hari nggak biasanya kamar Faya kosong dan gelap. Biasanya bocah itu sedang asyik duduk di balkon kamarnya sambil genjrang genjreng gitar kesayangannya.

Eza yang sejak tadi sengaja memilih browsing browsing di balkon kamarnya agar bisa bertemu Faya, harus dibuat kecewa dengan ketidak hadiran Faya malam ini.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah Faya. Lalu turunlah Rian dengan pakaian formalnya.

Eza mengamati Rian dari lantai dua rumahnya.

"Cowok itu yang waktu itu gue lihat di depan komplek lagi ngobrol sama Faya. Apa cowoknya Faya?" tanya Eza dalam hati.

Rasa penasarannya muncul, dia segera turun dari kamarnya dan pura pura duduk di teras rumahnya.

Di tangannya sudah ada majalah otomotif untuk menutupi wajahnya yang sedang mengamati Rian.

Kemudian keluarlah Faya dari dalam rumahnya dengan pakaian yang nggak biasa. Cardigan berwarna pink yang menutupi tanktop putih serta rok pensil selutut dan rambut yang dibuat ikal diujungnya. Faya benar benar seperti princess Disney.

Faya dan Rian akhirnya pergi. Sedangkan Eza masih mematung di depan rumahnya.

Aku terpukul jatuh saat kau mengajakku

Dan saat kau kenalkan ku pada pacar barumu

Aku cuma terdiam tak sanggup ku bertahan

Karena dalam hatiku masih ada kamu

Aku sekuat hatiku mencoba bertahan mencoba melawan

Yang harus kau tau yang kuingin saat ini aku pergi

Aku sekuat hatiku tak boleh menangis tak boleh bersedih

Yang harus kau tau jika boleh jujur ingin ku pukul pacarmu

suara Iqbal menyanyikan lagu Tipe-X yang berjudul Saat Saat Menyebalkan untuk abangnya membuat Eza marah kemudian dia mengejar adiknya yang masih saja terus menyanyikan lagu itu.

Poor Eza..

Neighbour is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang