"krek" suara pintu membuat Hazel langsung mengalihkan pandangannya.
laki-laki yang hazel kenali sebagai partner bisnisnya berdiri dengan mata melotot melihat Hazel tengah menodongkan pistol kepada seorang wanita.
"a.. apa yang terjadi"
Rony memang sudah mengenal Hazel sejak lama dia sudah menganggap hazel sebagai teman akrabnya oleh sebab itu terkadang rony suka masuk ke dalam rumah seseorang tanpa mengetuk pintu. itu sudah terjadi 2 kali karena kebiasaannya yang selalu lupa, kali ini dia datang di waktu yang salah.
tanpa berfikir panjang arah bidikan Hazel berpindah.
"DORRR"
Peluru melesat tepat di bahu rony, Hazel kembali mengarahkan tembakan ke arah Rony namun Reina menarik lengannya hingga bidikannya salah.
Rony berusaha melawan dengan mencoba merebut pistol di tangan Hazel hingga terjatuh. Hazel segera menendang rony, namun kali ini tidak terlalu mudah.
Rony adalah salah satu laki-laki yang hobi berolah raga dan seorang binaragawan sehingga memiliki otot yang cukup kuat. Dia sangat bisa membanting Hazel kelantai bahkan dengan bahu terluka.
Hazel bangkit, dan tau sekuat apapun tubuh seseorang dia tau pasti bahwa kepala adalah bagian terlemah. Dia memukul kepala Rony, mengambil pisau lipat di sakunya lalu menusuknya di bagian Vital.
Hazel adalah seorang dokter dia tau dimana area yang mudah untuk membunuh lawan.
"ke... napa" rony mencoba berbicara.
"kesalahanmu adalah masuk ke rumahku tanpa pamit, aku berulangkali mengingatkanmu"
setelah itu Hazel menarik pisaunya dan menusuknya berkali-kali, tubuh hazel bermandikan darah, darah mengucur dengan kencang
Reina histeris, melihat ekspresi Hazel yang nampak sangat tenang setelah membunuh orang lain.
Hazel kembali berdiri "seandainya kamu membiarkanku pergi, dia mungkin tidak akan mati"
tubuh tak berdaya itu di ikat oleh hazel, dengan ekspresi dingin dia membungkus tubuh itu dengan sebuah karung yang terbuat dari kain. lalu menguburnya di salah satu tanah miliknya yang berjarak hanya 500m dari belakang rumah.
butuh waktu lama untuk menyelesaikan semuanya, Hazel harus mengepel lantai, menghapus CCTV, menghapus sidik jari Rony seakan akan rony tidak pernah datang kerumahnya.
hazel melemparkan bubuk kopi untuk menghilangkan bau darah dia membakar pakaiannya yang penuh darah dan menyemprotkan parfum beraroma mint yang dia racik sendiri untuk menghilangkan bau anyir.
pada Akhirnya rumah itu kembali bersih seakan tidak pernah terjadi apapun, rahasia akan tertutup Rapat, hanya Reina satu-satunya saksi mata.
Hazel segera ke kamar Reina untuk mengecek keberadaan istrinya. Reina meringkuk dalam selimut tebal diatas kasur berukuran besar. Hazel membelai rambutnya yang berantakan.
reina segera menepisnya, dia tidak tau harus berkata apa.
"aku tidak tau harus berkata apa"
"seharusnya kamu menutup mata"
"kamu benar benar manusia? kamu bahkan tidak punya belas kasih"
hazel tertawa "manusia sebenarnya tidak memiliki belas kasih, mereka hanya memiliki yang namanya kemunafikan bertindak sok bersih sok suci dan merasa benar sendiri"
"jangan seperti itu.. kamu membuatku semakin membencimu"
"jika aku tidak melakukannya apa kamu akan mencintaiku? jangan membolak balikkan kata-kata, karena kenyataannya kamu tidak pernah menyukaiku"
mereka diam sejenak, setidaknya rencana awal hazel telah gagal. Dia sudah melampiaskan amarahnya saat membunuh rony, sehingga emosinya tidak setinggi sebelumnya.
"siapa laki-laki itu"
"partner bisnis"
"sejak kapan memulai bisnis dengannya?"
"2 tahun lalu, tapi aku mengenalnya sejak Kuliah"
reina kaget "dia temanmu??"
"kalian menyebutnya seperti itu"
"kamu bahkan membunuhnya tanpa ampun"
"karena aku menghargainya aku melakukannya secepat mungkin agar dia tidak terlalu menderita."
Reina tidak bisa menerima alasan diluar akal sehat itu.
terbesit sedikit pertanyaan di benak reina, dia memandang Hazel sangat dalam.
"jika aku, semakin tidak bisa kamu kendalikan, apakah kamu juga akan membunuhku seperti itu? menusukku berkali-kali tanpa ampun"
hazel tidak bisa menjawab, dia tidak bisa membayangkannya.
"aku tidak tau"
"aku.. tidak punya alasan lain untuk hidup, selain untuk membalas dendam.." mengambil jeda untuk nernafas "kedua orang tuaku telah tiada, hanya tersisa orang orang yang menginginkanku untuk mati.. jika kamu mbunuh mereka semua, tidak ada lagi alasanku untuk hidup"
"kenapa harus hidup dengan orang lain? kamu bisa hidup untuk dirimu sendiri"
"seperti kamu?" membalikkan pertanyaan. "hidup kesepian, penuh dengan rasa iri, benci melihat orang tertawa bahagia"
"untuk apa aku iri, mereka hanya tertawa palsu"
"mereka tulus"
"mereka semua palsu"
"kamu iri, karena itu kamu tidak ingin mengakuinya, kamu memandang semua hal adalah palsu untuk menyelamatkan dirimu sendiri yang kesepian"
hazel mengelak dan tidak setuju dengan kalimat yang dilontarkan reina. "aku tidak pernah iri, tidak pernah bersedih, tidak perlu untuk terlalu bahagia, stertawa lepas layaknya orang gila. pada kenyataannya kamu yang memiliki keluarga kaya nampak bahagia dari luar nyatanya semua hanya kebahagiaan semu."
"jika memang hidup sendiri lebih baik lalu kenapa kamu menahanku disini? bersamamu?"
lagi lagi untuk kesekian kalinya reina berhasil menanyakan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab.
"atau hatimu sudah berubah?" tanya reina kembali.
"tidak ada yang berubah"
"akui bahwa kamu menyukaiku"
"aku menyukai semua wanita, suka cinta sayang yang sering di ucapkan oleh orang orang sepertimu sebenarnya hanyalah ungkapan lain dari kata Hawa nafsu, untuk menuju hubungan yang lebih intim. pada akhirnya yang diinginkan dalam hubungan hanyalah Sex"
reina membelai pipi hazel menatap serius "rasa khawatir, ingin menjaga, melindungi, kecewa, cemburu. itu juga salah satu tanda orang jatuh cinta"
"bukankah jawabannya sudah jelas? aku hanya menyakitimu, bekas diseluruh tubuhmu itu adalah buktinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Cruel Psycopath
ParanormalMenceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri