Kisah pertemuan Ezar dengan Rafael yang secara tidak sengaja disaat ia akan memasuki masa Rut. Entah dorongan darimana, Ezar membawa Rafael untuk menjadi objek pelepasannya hingga mereka terlibat dalam perjanjian kontrak layaknya Friends with Benefi...
Rafael sedang berada di kelas mengikuti mata kuliah bersama ketiga sahabatnya, namun tiba-tiba ia mengirim pesan di group chat mereka. Rafael mengatakan jika ia pusing, seketika ketiga sahabatnya menoleh ke arah Rafael. Menatap seolah bertanya apakah ia baik-baik saja atau tidak.
Rafael menganggukan kepala sebagai jawaban, ia kembali mengirim pesan dan memberi tau apa penyebab ia mengalami serangan pusing mendadak.
Detik itu juga ketiga temannya menoleh kembali namun dengan tatapan menusuk, seolah berkata 'lo mau gue pukul'.
Pada akhirnya ketiga sahabatnya memilih mengacuhkan pesan pesan yang Rafael kirimkan ke group chat mereka.
***
Rafael mengirimkan screenshot ke sahabatnya, perihal Ezar yang ingin menjemput Rafael padahal ia sudah biasa diantar pulang oleh sahabat-sahabatnya.
Yang membuat sahabatnya memandang kesal adalah karena Ezar mengatakan jika ia ingin menjemput Rafael menggunakan helicopter dengan alasan agar tidak terlambat dan terkena macet.
Hal itu membuat sahabat-sahabatnya naik pitam karena iri. Rafael menghela napas panjang ketika Ezar memaksa untuk menjemputnya, ia masih berada dibawah kontrak dengan Ezar jadilah ia menurut apapun perintah Ezar.
***
Disisi lain, Ezar yang sedang memeriksa dokumen tiba-tiba menutup laptopnya dan beranjak, sembari jalan menuju parkiran Ezar mengirim pesan pada Nalen bahwa ia akan pulang lebih awal karena ada urusan yang lebih penting.
Membaca pesan dari Ezar, Nalen segera berlari untuk mencegah Ezar pulang namun usahanya sia-sia karena Ezar sudah lebih dulu turun. Nalen menahan emosinya begitu ia melihat ruangan Ezar sudah kosong. Ia memaki Ezar lewat pesan singkat. Jadwal Ezar masih cukup padat namun dengan entengnya ia pergi begitu saja.
Ezar sedang menunggu mobilnya diambilkan oleh staff kantornya, tidak sampai 5 menit mobilnya ada dihadapannya. Ezar terkekeh membaca pesan Nalen kemudian menancap gas untuk pergi menjemput Rafael.
***
Ezar datang 20 menit lebih awal untuk menjemput Rafael, jika kalian bingung mengapa EZar rela melakukannya untuk Rafael itu karena ia memiliki ketertarikan pada sosok pria manis itu, dan Ezar juga merasa bertanggungjawab karena kontrak yang mereka buat sepuluh hari lalu.
Ezar terlihat seperti pria arrogant dan dingin, bahkan beberapa orang mengatakan ia kejam. Namun apa yang terlihat tidaklah seperti kenyantaan, pada kenyataannya Ezar adalah orang yang baik, lembut dan bertanggungjawab besar. Terlatih sejak kecil menjadi pria yang bertanggungjawab atas segala hal yang diperbuat menjadikan Ezar dan juga saudara kembarnya, Ezra menjadi pria yang di idamkan banyak orang.
Ezar dikejutkan oleh suara ketukan di kaca mobilnya seketika ia menoleh dan membuka kunci pintu mobilnya kemudian orang yang mengetuk kaca itu kini berada disamping Ezar.
"Kirain beneran mau pakai helicopter," goda Rafael begitu ia memasang seatbelt.
"Besok mau berangkat naik helicopter?" tanya Ezar menantang.
"Gak, makasih pak, saya gak mau jadi pusat perhatian dikampus," tolak Rafael cepat.
Ezar terkekah mendengar tolakan cepat Rafael.
***
Ezar melajukan mobilnya saat ia melihat Rafael sekilas,
"Kita makan malam dulu ya," bukan ajakan melainkan penyataan.
"Tapi sekarang masih jam 3 sore, belum waktunya makan malam," ujar Rafael bingung.
Mobil Mercedes-Benz AMG GT milik Ezar melaju dijalanan Jakarta namun bukan menuju apartment Rafael, 'Ke restaurant kali' pikir Rafael. Namun mobil mewah itu membelah jalanan Jakarta menuju kawasan elit, bukan ke kawasan restaurant.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kita mau kemana?" tanya Rafael saat menyadari jalanan yang mereka tempuh cukup jauh dari kampus Rafael.
"G penthouse," jawab Ezar.
Rafael terkejut atas jawaban Ezar. Banyak pertanyaan yang membuat Rafael kebingungan.