Bonus (2)

1.8K 170 89
                                    

Ha ha ha ha
****
"Keluar, Jung. Namjoon Pd-nim sudah datang." Seokjin berteriak sambil mengetuk pintu kamar si bungsu yang akhir-akhir ini selalu terkunci bahkan si pemilik kamar tidak keluar sejak 5 hari yang lalu, padahal ia seharusnya mengikuti latihan untuk konser terakhir di Seoul nanti.

Setelah lima hari tidak pernah keluar, dari bujukan lembut sampai gedoran kasar tak juga membuat Jungkook keluar dari kandangnya, jangankan keluar menjawab saja tidak pernah.

Sampai tiba-tiba dimalam hari ini, ketiga anggota Young Kids itu baru saja pulang dari latihan menerima pesan, tidak lebih tepatnya Seokjin yang menerima pesan dari si bungsu, menyuruh kakak tertua untuk memanggil suaminya datang.

Tentu saja Seokjin kebingungan, Hoseok dan Jimin pun tak tahu maksudnya apa, sampai akhirnya Seokjin menurut, ia memanggil Namjoon untuk datang ke dorm mereka.

Pintu terbuka, Jungkook keluar dengan pakaian yang sangat Jimin ingat sama dengan lima hari lalu, berarti dapat dipastikan Jungkook tidak pernah mandi, atau berganti pakaian.

"Kenapa?" Sang pemilik agensi langsung bertanya pada Jungkook yang sudah mengambil duduk di sofa single yang tersedia. Sangat terlihat wajah yang tak terurus bahkan makin kurus sampai cekungan dibawah mata yang menghitam.

"Aku mau keluar." Suara yang biasanya berat serta tegas kini menghilang digantikan bisikan putus asa, sontak semua orang menatap pada si bungsu dengan wajah kaget bahkan cenderung tidak terima.

"Alasan?" Namjoon masih berusaha untuk tenang disaat Jimin dan Hoseok sudah hampir menyalak tidak terima.

"Aku sudah tidak diterima oleh semua orang." Maksudnya semua orang disini adalah para penggemar, Jungkook selalu mendapatkan cacian di sosial medianya, bahkan saat konser pun ia kadang dicaci maki sampai dilempar botol seolah Bell menyuarakan bahwa mereka tidak bisa menerima Jungkook lagi.

"Kata siapa?" Sungguh suami dari Seokjin masih sangat tenang, bahkan ia dengan santainya merangkul pundak dan mencium sudut bibir Seokjin, sangat kontras dengan tiga orang lain yang was-was takut jika Jungkook benar-benar akan keluar.

"Sudah bukan katanya, tapi memang nyatanya." Balas Jungkook dengan mata sayu menatap Namjoon meminta persetujuan dengan cepat.

"Jung! Maksudmu apa?! Harusnya kau berdiskusi dulu pada kami! Mana sopan santunmu? Kami juga hyungmu, kau tak kasian pada kami jika kau keluar begitu saja, huh?!" Dengan alis menukik tajam Jimin mengeluarkan protes, bahkan ia sampai berdiri sudah tak memperdulikan sopan santun terhadap Namjoon.

"Karna aku kasihan pada kalian makannya aku memilih untuk keluar, jika aku tetap berada didalam grup kalian akan terus mendapatkan cacian karna salahku." Jungkook pun membalas dengan lugas seolah keputusannya sudah sangat bulat tak bisa diganggu gugat.

"Tapi bukan begini caranya, bukankah kau bisa berusaha lagi agar kepercayaan mereka kembali? Ayolah, Jungkook yang hyung kenal tidak pernah putus asa seperti ini." Berbeda dengan Jimin yang langsung berucap tegas menentang, Hoseok lebih memilih untuk berujar santai, merayu agat adiknya luluh sampai berubah pikiran.

"Untuk apa? Nyawaku saja tinggal setengah." Tertawa sumbang, menertawakan dirinya sendiri lebih tepatnya, memang benar diseluruh jiwa, dan raganya hanya tersisa separuh dari semua bagian.

"Memang apa yang akan kau lakukan jika sudah keluar, huh?" Sungguh tingkah Namjoon seolah ia tidak akan kehilangan salah satu artis berbakatnya, sangat santai bahkan begitu asyik bersandar sambil mengecupi telapak tangan sang suami yang sedari tadi ia genggam.

"Mati." Jawaban yang seharusnya bukan untuk mainan, namun nyatanya Jungkook memang serius dengan ucapannya, bahkan tawa sumbang yang sempat ia keluarkan sudah lenyap terganti raut wajah serius dan tegas khasnya.

Secret(BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang