Part. 32 | A Rough Day (2)

Start from the beginning
                                        

"Junmyeon, berikan tugas pada orang-orang kita untuk mengecek seluruh cctv di tempat kalian bertemu dan disekitar kediaman Lee Sunbi." Titah Hyunbin.

Minho keluar dari ruangan Hyunbin, melihat hal itu Hyunbin memanggil Minho sampai pria itu berbail menatapnya, "serahkan pencariannya padaku. Aku pasti akan menemukannya."

Minho tidak menjawab sepatah katapun, dia hanya melanjutkan langkahnya. Dari awal pertemuan mereka, Minho memang tidak pernah menyukai dirinya yang tiba-tiba dekat dengan Sunbi. Pria itu memperlakukannya dengan dingin, tapi dia memang orang yang memiliki kepudulian tinggi terhadap orang-orang disekitarnya.

Hyunbin keluar dari ruangannya dan melangkah menuju tempat dimana Junmyeon sedang memeriksa seluruh cctv perkotaan. Dia yakin seberapa telitipun orang yang menculik Sunbi, dia pasti akan tertangkap cctv. Orang-orang yang bekerja di bawah pimpinannya bukanlah sembarang orang, mereka adalah orang-orang kompeten yang ahli dalam bidangnya. Tapi—

"Apa sangat sulit mencari satu orang wanita?! Kenapa masih belum ada perkembangan?!"

Hari ini keberadaan Sunbi masih belum ditemukan, bagaimana dia bisa menampakkan wajahnya di hadapan Choi Minho nanti?

"Maaf, presdir. Pengawal Lee terakhir kali tertangkap cctv saat saya menurunkannya di depan gang menuju rumahnya, dari sana dia tidak langsung pulang dan dia pergi ke minimarket. Dia terlihat terakhir kali disana."

"Jadi maksudmu dia tiba-tiba menghilang begitu? Aku tidak mau tahu dia harus ketemu hari ini, aku membayar kalian untuk itu."

'Ck, Sunbi sebenarnya kau kemana'

Setelah itu Hyunbin memeriksa ponselnya yang bergetar beberapa kali yang menandakan ada sebuah pesan masuk. Saat membukanya, ada tiga pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Namun, sesaat setelah membaca pesan itu, ekspresi Hyunbin seperti sedang ketakutan dan tampak menyembunyikan sesuatu. Setelah itu dia pergi keluar meninggalkan ruang monitor itu tanpa berkata apapun.

||||||||||||||||||||

Sunbi menatap tajam dan penuh tanya kearah Bae Joohyun yang duduk bertumpang kaki dihadapannya. Gadis berparas dingin itu balik menatap kearahnya sambil tersenyum sinis, "aku mengerti. Ada banyak sekali pertanyaan di kepalamu itu. Aku akan menjelaskan situasi ini padamu dan menjawab berbagai pertanyaan yang ada di kepalamu."

"Tidak sekarang, aku harus menunggu seseorang dulu. Sunbi, sepertinya kita mempunyai masa lalu dan dendam yang sama. Tapi, sepertinya kita memiliki perbedaan dalam menyikapi dendam dan masa lalu itu."

Mata Bae Joohyun yang menatapnya kini berubah menjadi sorot kesedihan yang begitu mendalam, kesedihan yang tersembunyi itu kini dia tampakkan dengan jelas sambil menatapnya. Dapat dilihat sudut bibirnya yang bergetar, dia tampak tersenyum dengan terpaksa. "Orang lain mengatakan jika masa lalu adalah sesuatu yang harus dilupakan, terlebih jika masa lalu itu adalah sesuatu yang buruk."

"Sunbi, kau tahu alasan kenapa aku masih bertahan hidup sampai sekarang? karena aku bertopang pada masa laluku dan keinginan balas dendamku."

"Kakak laki-lakiku meninggal karena depresi. Selama hidupnya dia terus mencari bajingan yang telah membunuh ayahku, dan aku yang selama ini menyaksikan usahanya dari belakang itu kini merasa harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulainya."

Sekon selanjutnya gadis dengan setelan mahal itu menarik nafasnya panjang sambil melipat kedua tangannya di dada, dia memutar bola matanya kemudian tersenyum tipis. "Kenapa juga aku menceritakan hal ini padamu."

"Jika sudah sadar, cepat beritahu aku apa maksud dari perbuatanmu ini."

"Kau masih belum sadar, ya. Kalau kita ingin memancing, kita kan harus memiliki umpan terlebih dahulu."

Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]Where stories live. Discover now