part 9

91.7K 2.5K 12
                                    

Suara telfon membuat Hazel lengah, Reina berusaha untuk berlari namun Hazel kembali menariknya. Hazel mendorongnya ke sofa sambil kembali mencekik leher Reina.

"Kamu seharusnya tau batasanmu"

Reina pasrah, dia juga tidak akan mampu melawan Hazel.

"Bu..nuh.. saja a..ku" ucap Reina dengan susah payah.

Hazel langsung membantingnya ke lantai, lengan Reina tergores akibat terbentur sisi runcing meja yang terbuat dari kaca.

Hazel mengambil sebuah pistol dari lemari dan menodongkannya pada Reina.

Reina sudah mengira bahwa hal ini pasti terjadi akibat dari perbuatannya. Tapi Reina sangat benci mengetahui Hazel menyimpan barang barang aneh yang menakutkan.

Dia melihat jam tangan dengan bercak darah, sebuah pena dengan ujung berbekas darah, anting, ikat pinggang, dan banyak lagi lainnya.

"Bunuh saja, tembak aku" ucap Reina tanpa rasa takut. "setelah kamu membunuhku, kamu akan kembali sendirian, dalam sunyi"

Wajah hazel memerah karena marah, dia siap menarik pelatuk namun entah kenapa dia menempakkan peluru itu ke arah samping melesat memecahkan jendela.

Hazel langsung pergi, dia juga mengunci seluruh akses keluar, Reina tau dia tidak akan bisa kemana mana.

Reina tidak menangis namun kaki dan tangannya terasa lemas, bagaimanapun reina bisa selalu berada di batas ambang antara hidup dan mati jika berada di dekat Hazel.

.....

Hari sudah pagi, Hazel tetap pergi bekerja seperti biasa, walau tanpa berbicara dia membuka kunci pintu kamar Reina. Namun mengunci pintu keluar rumah.

Reina melihat sang ayah sebelum turun ke lantai bawah untuk mengambil air.

"Selamat pagi ayah" sambil tersenyum.

Reina memijat mijat pelan kaki dan tangan ayahnya agar tidak kaku. Reina berniat untuk mengambil bak air hangat untuk mengelap tubuh sang ayah.

Namun tiba-tiba alat denyut mengeluarkan suara kencang, tubuh ayahnya kejang-kejang Reina segera menelfon Hazel, mengatakan kondisi ayahnya.

Hazel bergegas pulang, ketika tiba dirumah dia melihat layar monitor menunjukkan garis panjang dengan suara selaras. Hazel segera mengecek denyut nadi ayah Reina namun dia tidak merasakan apapun.

Hazel terdiam sejenak "ayahmu, sudah tiada"

"Apa katamu? Ayahku masih hidup, lakukan sesuatu"

"Namun hazel tidak bisa berbuat apapun"

"Lakukan sesuatu"

"Relakanlah"

"Kamu yakin kamu seorang dokter??"

"Reina..."

"Kubilang lakukan sesuatu!"

Hazel tetap diam "sadarlah, ayahmu sudah mati"

Plakkk

Tamparan keras mendarat dipipi Hazel, reina menatapnya dengan mata penuh rasa benci dan dendam.

"Ini semua karenamu, andai kamu datang lebih awal" sambil mendorong Hazel. "Tidak, andai kamu tidak melakukannya, andai kamu tidak menyakiti keluargaku, kamu membunuh ibuku kamu juga membunuh ayahku.. aku akan membalasmu!"

Reina melempar hazel dengan apapun yang ada di dalam ruangan itu. Pipi hazel sedikit tergores terkena gunting yang dilemparkan oleh reina, hazel hanya diam tidak bergeming.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang