Part 13 : Master Citra Vs Mito Korohachi - 2

3 0 0
                                    

Kotak bening ini dipenuhi oleh gelak tawa Mito Korohachi, begitu puas melihat penderitaan Master Citra. Dengan wajah garang itu, tertawanya benar-benar nampak menakutkan. Luka di perut Mito sudah sembuh. Nampaknya ia juga punya sihir penyembuhan. Kalau aku perhatikan, ke 6 topeng yang ada di tangannya mempunyai ekspresi berbeda-beda : Wajah ramah, wajah sedih, wajah takut, wajah bahagia, wajah malu. Ketika dikenakan, topeng-topeng itu sepertinya memunculkan kekuatan berbeda-beda juga.

Napas Master Citra semakin sesak, keringat seketika membasahi seluruh wajah serta kepalanya. Wajahnya nampak pucat. Kami sangat khawatir, tidak ada yang bisa kami lakukan. Selain kekuatan kami bukan tandingan Mito Korohachi, dinding barier kotak ini juga menghalangi kami keluar atapun membantu menggunakan sihir.

"Lakukan sesuatu ... Kita harus melakukan sesuatu ..." Aku memukul-mukul dinding kotak. Kalau tidak, Master Citra ... Master Citra akan ...

"Diam Jefri, diam. Lihatlah, Master Citra tengah berusaha melawan. Master Citra tidak akan mudah dikalahkan secepat itu." Hani menenangkan.

Benar saja, Master Citra menjentikkan jarinya. Seketika tubuh Mito Korohachi langsung tertunduk. Itu dia, salah satu sihir master Citra : membuat target menjadi lebih berat.

Cengkraman pada tubuh master Citra terlepas. Master Citra menghela napas panjang. Oksigen akhirnya kembali mengalir pada saluran pernapasannya. Master Citra terduduk, mencoba menormalkan napas. Kami ikut bernapas lega menyaksikannya.

"Jadi begitu. Salah satu kekuatanmu adalah kinesis, yaitu bayang tak terlihat. Aku merasakan seperti ada tangan-tangan mencekik leherku." Kata Master Citra.

Mito Korohachi mendengus, tubuhnya sudah terhenyak ke lantai. Master Citra berdiri, melangkah ke arah Mito. Mulutnya seperti merapal mantra, sesuatu muncul di punggung Master Citra. Mataku membulat, itu dia ... Itu dia ... Pedang milik para Master : Pedang putih. Master Citra mencabut pedang dari sarungnya. Menghunuskan pedang ke samping.

"Sebetulnya banyak yang ingin kutanyakan kepadamu. Tapi, kami harus segera pulang, dan kau berbahaya jika dibiarkan terlalu lama." Master Citra melayangkan pedangnya, menancapkan ke tubuh Mito Korohachi.

"Aaaaaa!!!!" Mito Korohachi berteriak kesakitan.

"Berhasil...!!!" Kami berseru senang.

Darah mengucur, tubuh Korohachi perlahan memudar.

Dengan demikian, tamatlah riwayat Mito Korohachi.

Setidaknya kami berpikir demikian. Sayangnya ...

Di belakang Master Citra seketika muncul tubuh Korohachi yang baru, dengan wajah bermimik muka malu. Tanpa sempat kami berseru, master Citra sudah ditendang dari belakang. Tubuh Master Citra terpelanting, berdebam menghantam dinding kotak.

Apa itu?

Mito Korohachi gagal dibunuh? Bagaimana bisa?

"Dia menggunakan sihir pengganti tubuh." Kata Hani. "Seiring berubah wajahnya, kekuatannya juga berubah." Hani juga menyadarinya.

Di sana tubuh Mito yang diserang master Citra berubah menjadi debu. Mito Korohachi terus menutupi wajahnya dengan telapak tangan, yah layaknya orang tengah malu-malu. Karakternya seketika saja berubah.

"Kalian jangan melihatku begitu." Ia melirik ke arah kami. "Aku tidak biasa dilihat seperti ini." Katanya sembari terus menutupi wajah.

"Apakah Master kalian harus aku bunuh saja agar kalian tidak menatapku?" Ia mengintip ke arah Master Citra melalui sela-sela jarinya. "Baiklah kalau begitu. Sepertinya memang harus aku bunuh." Ia melepas tangan di wajah, nyengir. Dari telapak tangannya muncul banyak sekali jarum.

"Ningyo nui : Jurus Penjahit Boneka." Dia merapalkan mantra. Jarum-jarum itu meluncur ke arah Master Citra. Master Citra terbelalak, jarum-jarum itu menembus ke kulitnya, ada benang di ujung jarum.

"Aaaaaa!!!" Master Citra menjerit kesakitan

Kami menutup mulut. Beberapa sudah menangis. Kasihan sekali master Citra.

"Jurus penjahit Boneka adalah ciptaanku sendiri." Katanya nyengir. Ini adalah sihir untuk membentuk lawan menjadi sesuai keinginanku atau mengontrol lawan menjadi seperti bonekaku sendiri. "Menyenangkan sekali menggunakan sihir ini. Harus bagaimana ya? Aku bentuk apa ya perempuan ini?" Mito berpura-pura berpikir. "Ah, aku bentuk jadi boneka beruang saja." Jari jemarinya bergerak mengontrol benang, jarum di ujung sana bergerak sendiri menembus tubuh Master Citra.

Master Citra berusaha menahan rasa sakitnya, tangannya bergerak. Ssrtt ... Ia memotong benang-benang itu. Aku tahu, Master Citra menggunakan tenaga penuh untuk memotong benang-benangnya.

"Ah, putus? Haduh, malu sekali aku. Bagaimana bisa benangnya diputuskan seperti itu." Mito kembali menutup wajahnya. Padahal benang sihir itu tidak akan bisa putus walaupun dipotong menggunakan mesin sekalipun. Jadi begitu, pedang para Master Teratai Hitam memang benar-benar hebat."

Master Citra berdiri. Ia menggunakan sihir penyembuh untuk mengobati luka-lukanya. Napasnya tersengal.

Aku menahan napas. Bisakah Master Citra mengalahkan Mito?

.
Bersambung...

Teratai HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang