23✓

10.5K 610 9
                                    

Aksa. Lelaki itu tak henti-hentinya tersenyum menatap istrinya.

Acara demi acara telah dilalui. Kini tinggal acara terakhir. Semua orang sangat berantusias untuk mengikuti acara konser dadakan ini. Lupakan bagaimana penampilan dan suara, malam ini adalah malam untuk bersenang-senang.

Tawa, duka telah mereka semua lalui. Tentunya akan menimbulkan perasaan sakit jika harus berpisah. Namun apa boleh buat, masing-masing dari mereka mempunyai tanggung jawab tersendiri.

"Sayang." Panggil Aksa dengan menatap sayu Rara. Tangannya terulur untuk mengusap kepalanya.

"Apa?"

"Ayo naik."

"Disana?" Tanya Rara sembari menunjuk panggung didepannya. "Nyanyi apa?"

"Yang pasti lagunya cocok sama gaun kamu. White"

Rara menyeritkan dahinya. Kenapa jadi warna gaun?

"Dunia seakan milik berdua." Lantun Alex diatas panggung dengan mata yang terkunci kepada pasutri muda itu.

"Mereka bercanda dan tertawa." Lanjutnya membuat murid-murid lain ikut menatap kearah pandangannya.

"Aksa buat Rara bahagia."

"Wuu!" Teriaknya ramai disertai tepukan tangan.

"Hingga entah mengapa ku iri." Lirih Alex yang membuat Aksa tersenyum menang. Apakah ini yang dinamakan karma?

"Sudah semuanya. Saya sebagai pengisi acara dipanggung ini harus menjaga wibawa." Ucapnya dengan bergaya membenah kan jasnya.

"Jadi, siapa yang mau berpartisipasi lagi?"

"Ahh.." Alex mendesah kesal. "Untuk bapak Aksa terhormat. Turunkan tangannya, ini belum waktunya buat kalian ya. Kasian yang baru putus noh."

Aksa berdecak sebal. "Ngapain nanya kalau ga boleh."

Rara tersenyum. Ia mengusap-usap punggung tangan Aksa. "Sabar."

"Always." Aksa mencium kening Rara dan membawanya kedalam pelukan. Cuaca mulai dingin, ia tak mau istri kesayangannya sakit.

Alex melihat sekeliling mencari mangsa. Seorang laki-laki yang tak asing baginya berjalan menuju panggung dengan kepala yang menunduk.

"Mari kita sambut! Alvino!" Hebohnya. "Yok mari mas, tempat dan waktu dipersilahkan."

"Astaghfirullah gantengnya gak wajar."

"Udah punya pawang belum ya?"

"Pawang? Dikira suami gue hewan."

"Vino! Tipe idaman mu kaya apa? Mau memantaskan diri."

Vino menerima mic yang diberikan sahabatnya. Ia menghela nafasnya dan menghadap kearah penonton. "Halo semua."

"Halo juga."

"Halo ganteng."

"Aa kiyowo!"

"Aku padamu pin!"

"Jangan teriak dulu dong cantik." Ucap Vino yang geram dengan jeritan-jeritan teman ceweknya.

"Gajadi insecure, kata vino gue cantik."

"Mimpi apa gue semalem."

"Mak! Anakmu ayu."

"Oke. Malam ini gue mau bawain lagu yang berjudul cintamu bukan untukku."

"Aku padamu lho mas, ya Allah!"

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 𝐈𝐬 𝐌𝐲 𝐁𝐢𝐠 𝐁𝐚𝐛𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang