Prolog

173 144 39
                                        

Seorang gadis tengah berjalan menulusuri trotoar yang banyak genangan air sehabis hujan tadi sore, dengan pakaian seperti preman celana Levis berwarna biru sobek di ke dua lutut dan Hoodie hitam di belakangnya bergambar kelinci putih besar memenuhi punggung. Di tengah perjalanan tiba-tiba,-

Kruyukk....kruyukk....

Suara perut gadis itu berbunyi nyaring.

Dhyla Auliya namanya.

Gadis tomboy dengan tingkah ajaibnya membuat semua orang darah tinggi, gadis pemberani, dan tidak takut dengan siapapun.

Itulah Dhyla.

Hobi tawuran sayangnya pintar. Si pembuat masalah, dan setiap harinya selalu apsen ruang BK.

Anehnya, Kepala Sekolah maupun Guru tidak ada satu 'pun yang menegurnya maupu menghukum kesalahan-kesalahan yang di perbuat oleh Dhyla.

Hukuman? tidak! Dhyla tidak pernah di hukum walau ia berbuat kesalahan berkali-kali.

Ada rahasia apa? Yang tersembunyi dibalik semua itu.

Setiap tahunnya Dhyla selalu mendapatkan juara satu di kelas maupun di sekolah. lebih 'terkejut' semua siswa-siswi di sekolah SMA 1 AKHASIYA tidak ada yang bisa satu 'pun yang bisa menggeser maupun menurunkan posisi sang juara pertama. Dan mendapat julukan 'smart grils'

"Laper," monolognya sambil mengelus perutnya yang terus-menerus berbunyi.

"Kok, mendadak pingin makan mangga ya?" Ucapnya sambil celingukan kekanan dan kekiri. Tanpa sengaja bola matanya melotot, melihat pohon mangga yang buahnya sangat lebat dan banyak yang sudah masak, bergelantungan di ranting-ranting pohon.

Tempatnya di seberang jalan tak jauh dari Dhyla berdiri. Setelah sampai di bawah pohon mangga Dhyla mendongak keatas di dapati buah mangga lebih lebat dari yang ia lihat dari jauh.

Dhyla bergegas mendekat, kedua tangannya memegang batang pohon mangga.

"Agak licin sih!" Gumam Dhyla, menghirup udara dalam-mengeluarkan perlahan. "Nggak, apa-apa deh! Demi mangga!" Ucapannya dengan tersenyum senang karena keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi.

Dhyla segera memanjat pohon mangga yang basah dengan lihai dan hati-hati.

Setelah sampai di atas pohon dengan ketinggian sedang. Dhyla menundukkan kepala. Matanya memantau sekitar pohon. Memastikan tidak ada orang yang melihat Dhyla. Sepi dan tidak ada orang satu 'pun yang lewat. "Aman." Gumam Dhyla.

Mengangkat kepala, matanya menelusuri satu persatu buah mangga yang menarik, se-sekali mendongak ke atas.

Mata Dhyla tertuju salah satu buah mangga warna hijau agak kekuningan dan orange agak jauh dari gapaian tangan Dhyla.

Dhyla menginginkan mangga itu yang menarik perhatiannya. Dalam hati Dhyla terburu-buru takut ketahuan. Tapi, keadaannya berbeda. Pelan-pelan Dhyla berjalan dan kedua tangannya berpegangan ranting-ranting pohon.

"Ayo Dhyla! Sedikit lagi! Sedikit lagi, dapat!" Gumamnya menyemangati dirinya sendiri.

Terlalu fokus ke arah buah mangga. Salah satu kaki Dhyla mengijak ranting yang kecil. Akhirnya perjuangan Dhyla tidak sia-sia. Dhyla sudah mendapatkan buah mangga yang di incarnya.

Saat hendak merangkak turun, tiba-tiba-

Kretekkk...kretekkk...

Mendengar suara ranting akan patah Dhyla buru-buru turun. Tapi keberuntungan tak berpihak padanya. Ranting yang Dhyla pijak tidak kuat menyangga berat badan Dhyla. Dan Dhyla terjatuh dari atas ranting yang di pijaknya bersama dengan mangga yang Dhyla petik. sekujur tubuh Dhyla marasakan sakit, penglihatannya kabur dan semuanya gelap.

Dhyla dan Dhela ~◔◔[ Hiatus ]◔◔Where stories live. Discover now