10.

1.9K 184 108
                                    

WARNING!!!
Lagi-lagi dichapter ini akan ada topik sensitif mengenai transgender, jadi yang ngga nyaman jangan lanjut baca, okey? Cari bacaan yang nyaman aja, enak dibaca, jangan memaksa.
Dan ini hanya FIKSI!!!
*****
Taehyung menjadi pengganguran yang paling sibuk karna harus mengurusi media untuk mengklarifikasi tentang Yoongi, dan juga ia harus direpotkan ini itu dalam mengurus Yoongi.

Trauma yang tiba-tiba kembali muncul membuat Yoongi tak bisa atau tidak mau bersosialisasi, bahkan kadang-kadang walau hanya dirumah saja bisa-bisa ia akan menjerit-jerit tanpa sebab karna memori yang sudah lama ia kubur kembali meluap.

Tak mau orang yang sudah ia anggap teman, sahabat, bahkan kakak sendiri semakin terpuruk, Taehyung membujuknya untuk menemui dokter, tentu saja penolakan keras Yoongi suarakan, tapi Taehyung dengan sabar terus membujuk agar kakaknya itu mau menemui dokter.

Pertemuan rutin yang dilakukan selama ini dengan psikiater membuat Yoongi sangat lebih baik, ia sudah bisa mengontrol dirinya sendiri dengan berpikir bahwa ia Min Yoongi, hanya Min Yoongi bukan Min Shinhye.

Setelah satu bulan lamanya kondisi Yoongi sangat membaik, ia tetap tinggal bersama Taehyung dirumah pria itu. Walaupun sudah tinggal bersama Yoongi masih belum juga menceritakan hal yang membuatnya trauma dan alasannya melakukan transgender pada sang adik, dan lebih bersyukurnya karna Taehyung tak mendesaknya, seakan-akan pria itu tak mau membuatnya tertekan.

"Taetae?" Panggil Yoongi sambil membawa piring berisi melon dan dua kaleng minuman bersoda pada genggaman lainnya. "Huh?! Taetae disini!" Jawaban yang terdengar dari ruang santai, Taehyung tengah duduk diatas karpet dengan tangan bertumpu pada meja sambil terus memandangi catatan pengeluaran mereka.

"Pengeluarannya sangat banyak? Apa hyung kembali ke rumah hyung saja, sepertinya kita sudah tidak perlu tinggal bersama, akan sangat merepotkan bagimu karna aku hanya menumpang bahkan hyung juga pengangguran." Keduanya memang sama-sama pengangguran dengan uang Yoongi yang sudah habis hingga bergantung pada Taehyung yang syukurnya masih memiliki sedikit tabungan, walau begitu pasti akan habis jika terus dikeluarkan bukan diisi ulang.

"Jangan membual, jika hyung sadar diri seharusnya sudah pergi dari sini jauh-jauh hari." Kata Taehyung dengan nada datar selaras raut wajahnya yang tentu saja bercanda, Yoongi memang selalu mendramatisasi dengan berkata akan pergi dari rumahnya tapi tak kunjung beranjak malah makin santai menghabiskan seluruh isi kulkasnya.

"Yak! Harusnya kau lebih romantis menahanku, bukan malah berkata datar seperti itu. Tapi, Tae? Kau tidak penasaran akan ceritaku?" Taehyung yang awalnya tersenyum mendengar ocehan hyungnya merubah rautnya menjadi serius kala pria itu bertanya padanya.

"Aku tak memiliki keharusan untuk tahu, hyung. Jika kau mau memberitahu ya silahkan, jika tidak ya sudah, yang penting kau dan aku tetap kakak adik dan tak akan berubah apapun yang terjadi." Taehyung sungguh tak peduli akan hal lain, ia kini sudah menyayangi Yoongi sebagai kakaknya, ia selalu ingin disamping pria itu tak mau ada seorangpun yang menyakiti Yoongi.

Yoongi menatap Taehyung dengan mata memerah, ia sungguh sangat bersyukur karna Tuhan malah memberinya seseorang yang sangat baik disaat ia ditinggalkan oleh orang yang sangat ia cintai.

Dan Yoongi pun sudah tak mau memendam lagi masa lalunya dari Taehyung, karna dalam pikirannya adiknya itu wajib tahu tentang masa lalunya, kesakitannya, traumanya, yang selama ini hanya ia ceritakan pada sang psikiaternya.

"Sssst, Yoongi anak yang baik, sudah lupakan jangan diingat-ingat lagi, karna diri ini, tubuh ini, raga ini bernama Min Yoongi bukan yang lain, okey?" Taehyung memeluk tubuh kakaknya yang masih menangis karna menceritakan semua masa lalunya yang menyakitkan.

Secret(BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang