Secret(BTS) [TAMAT]

9.

WARNING!!
Akan terdapat topik sensitif mengenai transgender, bagi yang tidak suka atau tidak nyaman langsung close saja, okey??
Dan ini cuma FIKSI!!!
Anda paham???!
***
Setelah pergi dengan langkah tergesa dan hati yang sudah berserakan, Taehyung mengendarai kendaraannya dengan emosi dan sesak dada yang tidak bisa dielakkan. Ia masih saja tidak menyangka, Jeon Jungkook orang yang ia sayangi dan cintai sepenuh hati bisa berbicara dan berlaku kasar padanya.

Mata yang berkaca itu harus berusaha tetap fokus dalam memandangi jalanan depan, sampai mata yang berlinang air mata itu menangkap tayangan berita dalam layar besar yang ada dipinggir jalan memberitakan tentang seorang transgender yang sangat Taehyung kenal.

Matanya membelalak tak percaya, dengan sigap memutar balikkan arah kendaraannya kembali menuju dorm Young Kids sembari sebelah tangan sibuk menghubungi seseorang. Rasa sakit dan sesaknya sekarang hilang digantikan rasa khawatir yang begitu besar.

"Yoon! Ke rumahku, cepat!" Langsung memerintah orang disebrang telepon tanpa basa-basi dan juga langsung menutupnya, laju kendaraannya makin kencang bahkan ia sampai berharap ia bisa terbang agar cepat sampai tujuan.

Memarkirkan mobilnya asal, dengan nafas terengah berlari menuju dorm, tak bisa sabar sedikit saja, saat sampai dilorong tempat dorm Young Kids berada, lagi-lagi matanya yang tengah tidak fokus itu melihat Seokjin tengah membuka pintu apartement milik Namjoon, CEO perusahaan.

"Seokjin-ah?!" Panggilnya yang tentu mengagetkan Seokjin, sampai anggota tertua itu berjengit dan mendelik kaget melihat Taehyung, tingkah gugup begitu ketara dengan mata yang menari kesana-kemari seolah mencari alasan yang pasti.

"Kau tidak lupa letak dormmu dimana, bukan?" Mata Taehyung menyipit menyelidik, sangat mengintimidasi Seokjin yang makin-makin takut dan gugup.

"A--nu--ii--tu-Ttae--Tae--iit--" Perkataan Seokjin yang terbata berhenti saat mendengar suara kenop pintu yang dibuka dari dormnya, Taehyung yang tak mau membuat semuanya rumit langsung mendorong tubuh Seokjin masuk kedalam hunian Namjoon yang sedari tadi pintunya sudah terbuka lebar.

Taehyung berdehem untuk menghilangkan rasa curiga yang bisa saja dilontarkan padanya oleh siapa saja member yang baru saja keluar, dan sayangnya ia adalah Jungkook.

Dengan wajah lebam bengkak berwarna ungu, Jungkook melangkah dari balik pintu dan berhenti didepan Taehyung saat netra gelapnya melihat sosok mantan manajernya, benar bukan sudah mantan manajer?

"Wow! Kenapa kembali, huh?! Merasa bersalah karna sudah menggertakku? Mau mengemis padaku untuk mencintaimu? Huh?! Kau siapa? Tolong berkaca! Dan juga jangan sok menjadi orang yang paling tersakiti karna nyatanya kau pun juga sama brengseknya denganku, bahkan lebih parah karna mengkhianati istrimu sendiri, dasar bodoh!" Jungkook tersenyum congkak terus saja mengeluarkan cacian pada Taehyung seolah semuanya ini adalah salah Taehyung dan ia tidak boleh bersedih sedikitpun.

"Hilangkan rasa percaya dirimu, Jeon. Dimataku kau tidak lebih berharga daripada pupku." Taehyung tak gentar, hatinya sudah mati rasa karna dikhianati, dibodohi berkali-kali, ia tidak lemah tentu saja, ia baik-baik saja.

Taehyung melangkah maju menarik kerah belakang Jungkook dengan kasar, tak peduli ocehan tak terima atau bahkan jika pria itu mati karna tercekik, sungguh Taehyung tak akan peduli, membuka pintu dorm dan membanting tubuh Jungkook diatas lantai ruang tengah biasa para member bersantai.

"Hoseok-ah! Obati wajah adikmu! Besok jadwal kalian masih sangat padat, ia bisa memalukan harga diri kalian jika tampil dengan wajah jelek seperti saat ini. Jika tidak bisa hilang langsung operasi plastik saja, ganti wajah baru, dia sangat memalukan." Taehyung berseru kencang membuat Hoseok langsung keluar dari kamar, menurut untuk mengobati luka diwajah Jungkook akibat pukulan tak ampun dari Jimin.