22. New Year, New Us

4.6K 764 40
                                    

TEPAT PADA PUKUL 00.00, tahun akhirnya berganti. Taeyong yang kini tengah menghabiskan waktu bersama dengan keluarga terkasih di rumah pun merayakannya dengan cukup sederhana namun penuh suka cita. Ditemani dengan daging sapi Korea di atas panggangan, percakapan antara dirinya bersama sang Ayah, Ibu, Kakak juga kakak iparnya lantas terus mengalir. Sampai-sampai mereka nyaris tidak sadar jika malam semakin larut.

"Ah, aku kekenyangan."

Taeyong mengusap perutnya yang sudah sekeras batu. Sementara sang Ibu dengan sigap mengusap pelan kepala anak bungsunya itu. Sebab Nyonya Lee merasa begitu bahagia ketika Taeyong bisa pulang ke rumah lalu makan dengan banyak seperti sekarang.

"Besok pagi Ibu akan memasak lebih banyak lagi untukmu," katanya.

"Bu, biarkan lambungku mencerna daging yang ada di dalam sini dulu."

Taeyong terkekeh. Begitu juga dengan si wanita paruh baya-juga orang lain yang ada di meja makan.

"Sekarang sudah jam dua pagi," celetuk kakak wanita Taeyong, "Masuklah ke kamarmu, Taeyong. Kau harus segera beristirahat."

"Mm, aku akan ke kamar sekarang."

Setelah berpamitan dan mengucapakan selamat malam kepada Ibu, Ayah, Kakak wanita juga Kakak iparnya, Taeyong pun melenggang menuju kamarnya. Namun dia tidak langsung merebahkan tubuh, sebab rasa kenyang sedikit mengganggu. Alhasil, dia pun memilih untuk duduk di depan komputernya. Memainkan game yang sekiranya membuat rasa kantuknya bisa tertunda.

Tapi tidak lama berselang, atensi Taeyong lantas beralih ketika ponselnya yang berada di atas tempat tidur berdering. Saat itu pula Taeyong sadar jika sedari pagi ia telah mengabaikan ponsel pintarnya itu.

Alhasil, Taeyong buru-buru bangkit dari posisinya. Beranjak ke arah tempat tidur sebelum meraih ponsel pintarnya. Dan nama kontak Jaehyun lah yang terpampang di sana.

"Halo?"

"Apa kau tertidur selama satu tahun?"

Ada nada candaan sekaligus sarkasme yang Taeyong dapati dari suara Jaehyun.

"Aku baru saja selesai makan bersama dengan orang tua dan kakakku."

"Apa aku mengganggumu?" tanya Jaehyun di seberang sana.

"Tidak. Sekarang aku sedang di kamar," jawab Taeyong, "Kau belum tidur?"

"Belum."

"Kenapa?"

Hening.

Taeyong refleks menautkan alisnya ketika Jaehyun tiba-tiba terdiam dan tidak menjawab pertanyaannya.

"Jaehyun?"

Terdengar suara helaan napas dari si pemuda Jeong di seberang sana.

"Setidaknya kabari aku meski sekali."

Taeyong menelan ludah.

Ia akui, dirinya tidak pernah memberi kabar kepada Jaehyun seharian ini. Sebab sejak pagi-ketika ia sampai di rumah hingga malam tadi, sanak saudaranya berdatangan. Membuat Taeyong sibuk bermain dengan keponakan-keponakannya juga berbincang dengan para sepupunya. Ia benar-benar tidak memerhatikan ponsel dan hanya meninggalkannya di kamar.

"Maafkan aku," balas Taeyong, "Aku benar-benar sibuk seharian ini, Jaehyun. Saudara-saudaraku datang ke rumah."

"Dan apa kau pikir aku tidak sama sibuknya?" sela Jaehyun, "Tapi aku selalu mengingatmu. Aku ingin tau kabarmu."

"Jaehyun, kau terlalu berlebihan. Kita baru saja berpisah pagi tadi di dorm."

Tawa hambar Jaehyun menggema.

Off Camera | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang