7.

1.8K 195 169
                                    

Hoseok tengah duduk dengan pandangan linglung disebuah sofa rumah milik kekasihnya, ia selalu mengulang kalimat yang sama dalam batinnya, semuanya akan baik-baik saja bukan? Itulah pertanyaan yang terus diulang sembari menunggu sang pemilik rumah datang.

Dengan banyaknya tekanan dari media yang selalu mengancamnya dan juga nasehat dari sang manajer membuatnya berpikir bahwa lebih baik ia mengobrol dengan Suho secepat mungkin, semoga solusi terbaik dapat ditemukan malam ini.

Pintu terbuka tubuh Hoseok malah menjadi kaku, jantungnya bertalu kencang seolah ia sangat takut untuk berbicara dengan kekasihnya, ia takut obrolan malam ini tidak berakhir baik, dan ia pun takut jika laris Suho akan berakhir hanya karna masalah ini.

Ribuan pikiran buruk terus menghantui sampai membuatnya tidak sadar bahwa sang kekasih sudah didepan mata.

"Hei, Sayang? Kenapa?" Suho langsung berjalan cepat mendekati Hoseok yang terlihat melamun kaku. "Ah?" Terlihat sekali mata kosong yang bahkan tidak mau memandang wajah rupawan sang aktor.

"Hei? Are you okey?" Tak menunggu lama langsung mengambil duduk disamping kekasihnya, lalu memeluknya erat. "Suho-ssi?" Panggil Hoseok yang ketara sekali ingin menyampaikan sesuatu tapi tak mau.

"Bukan, bukan seperti itu, Sayang." Suho menolak menjawab, karna ini bukan panggilan biasanya dari Hoseok untuknya. "Junmyeon-ah?" Suara lirih Hoseok membuat Suho tersenyum, ia sangat maklum dan akan menunggu apapun yang akan dibicarakan oleh pria itu.

"Kenapa, hm? Mau membicarakan sesuatu? Bicaralah, tak apa, aku akan mendengarkan." Mengecup puncak kepala sang kekasih yang masih sangat kaku ia rasa. "Junmyeon-ah? Habis darimana?" Dengan suara berbisik yang lemah, ia sangat takut.

"Apakah aku membuatmu menunggu terlalu lama? Tadi aku harus tanda tangan kontrak untuk drama baru." Suho begitu lembut memperlakukan kekasihnya, mengelus rambut itu, mengecupnya berkali-kali, ingin membuat kekasihnya senyaman mungkin, karna ia sangat amat mencintainya.

"Drama baru? Bagaimana jika akhirnya kamu kehilangan kontrak itu? Bagaimana jika kamu didepak jauh oleh agensimu? Bagaimana jika kamu harus membayar denda karna ketahuan berkencan denganku? Bagaimana, bbabagaiamana jika-jik--"

"Ssst, Sayang. Tak apa, perlahan saja." Suho menenangkan sikap Hoseok yang sangat kalut itu, mata itu menari kemana-mana tapi tidak mau sekalipun menatap wajahnya.

Hoseok menyodorkan layar ponselnya kedepan wajah Suho yang langsung membaca semua isi yang berupa desakan dari salah satu media, Suho dengan cepat menghapus semua pesan itu lalu menyimpan ponsel Hoseok dalam saku.

"Ssst, tak apa, aku yang akan mengurusnya, hm?" Memeluk kencang tubuh Hoseok bahkan sampai memindahkan pria itu keatas pangkuannya. "Ttapi jika kamu dikeluarkan dari agensi bagaimana?!" Kedua tangan Hoseok meraba wajah tampan kekasihnya.

"Aku tak peduli, Sayang. Mau aku dikeluarkan oleh agensi, walau aku harus membayar denda sampai ratusan juta pun aku sanggup, yang penting bagiku adalah kamu baik-baik saja, prioritasku tetap kamu yang paling utama, karirku adalah nomor sekian dari prioritasku, jadi jika ada apapun  bilang, hm? Sudah lupakan saja, nanti aku akan mengobrol dengan manajerku." Hoseok mengangguk tenang pada dada bidang kekasihnya, memang benar poin utama dalam berhubungan adalah komunikasi, jika komunikasimu lancar maka hubunganmu akan lancar dalam hal apapun.

Jam sepuluh pagi dirumah Yoongi, Jimin tengah mengotak-ngatik komputer milik kekasihnya yang tengah mandi, ia memang tadi malam tidur dirumah kekasihnya sambil memadu kasih.

"Bukannya pake baju malah main komputer, ngapain?" Yoongi berseru keluar dari kamar mandi dengan wajah freshnya, wangi sabun pun menguar begitu menenangkan bagi hidung Jimin.

Secret(BTS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang