Nalla tertawa, "Kirain ke mana. Boleh lah, kan anak kamu."

Alan berlutut, menghadap tepat di depan perut Istrinya. "Masa aku liatin baju kamu."

Nalla melototkan matanya, lalu memukul pelan bahu suaminya dan melihat ke arah pintu, untung saja tak ada orang. "Jangan gitu dong,"

"Bercanda." ujar Alan yang kini langsung mengecup pelan perut sangat Istri lalu mengelusnya pelan, "Papa mau pergi kerja, nanti malam kita bakalan ketemu lagi, ya."

"Maksud kamu?" tanya Nalla sambil menaikan sebelah alisnya.

"Ya itu, kayak tadi malam... Boleh kan?"

Nalla mendadak blushing, lalu berdeham. "Cepetan pergi kerja sana, ini udah jam delapan loh. Bisa-bisa kamu dimarahi sama Papa kamu." ucap Nalla mengalihkan topik.

Alan berdiri, "Kan aku CEO, lagian ada Vian."

Nalla melipat kedua tangannya, "Oh, jadi mau lepas dari tanggung jawab di kantor."

"Kamu ikut ya." ajak Alan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sejak kapan kamu kayak gini, kamu berlebihan banget tau gak, aneh..." Nalla menahan tawanya lalu menyubit pelan bahu Alan.

"Aku maksa nih,"

"Maksa apa?"

"Ikut ke kantor, ayo..." paksa Alan.

Nalla tersenyum, lalu memperbaiki dasi suaminya, "Aku di rumah aja dulu, nanti kalo aku mau, aku bakal minta jemput kamu, ya."

Dengan cepat, Alan langsung mencium Nalla, kali ini bukan di pipi atau kening, melainkan bibir.

Tepat, di saat itu pula, Hazen melewati ruangan kerja Alan dan melihat sepasang kekasih itu sedang berada pada dunia mereka.

Hazen menunduk, wajahnya tampak penuh kesal dan hatinya tidak Terima dengan semuanya.

Dengan cepat, Hazen segera pergi berlari menuju ke kamarnya.





***








Beberapa menit yang lalu, Alan baru saja pergi ke kantor. Nalla yang baru saja membereskan kamarnya, kini berjalan menuju lantai bawah.

Saat sampai di dekat tangga bawah, Lila terlihat buru-buru mendekatinya. Seketika Nalla mengerutkan dahi.

"Ada apa, La?" tanya Nalla sambil kebingungan.

"Sebenarnya, ada hal penting yang ingin saya kasih tau ke Nyonya." ucap Lila dengan suara kecil.

"Apa?"

Lila segera melihat ke lantai atas, lalu kanan dan kirinya. Setelah ia rasa tak ada orang, buru-buru ia menarik Nalla ke bawah tangga.

"Sewaktu Nyonya masih di rumah Papa Nyonya, si peri jahat itu bertingkah lagi." adu Lila pada Nalla.

"Peri jahat siapa?" tanya Nalla sambil menahan tawa.

NALLAN 2 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora