Part 22

15.7K 2.3K 248
                                        

Kedatangan 3 mobil mewah yang berjejer serta beberapa bodyguard sukses menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di rumah sakit sekolah termasuk beberapa siswa yang memang sedang berada di sana. Orang yang pertama keluar dari mobil tak lain adalah sang nyonya Jung di susul oleh tuan Jung dan Mark dari mobil yang berbeda-beda.

Hal tersebut tentu saja mengundang tanda tanya besar bagi yang melihatnya karena jarang sekali anggota Jung datang kecuali Jeno dan Sungchan yang memang masih sekolah disini.

Tak berselang lama datang sebuah motor sport yang terparkir apik di sebelah mobil sang ibu lalu Jeno segera turun dan menghampiri orangtua serta kakaknya.

Keempat anggota Jung tersebut berjalan masuk ke dalam rumah sakit menuju ruang rawat di ikuti beberapa bodyguard di belakang mereka.

Pemandangan pertama yang mereka lihat begitu masuk ruangan putih tersebut adalah Beomgyu yang terbaring lemah tak sadarkan diri di atas brangkar dengan beberapa alat serta masker oksigen melekat ditubuh si manis, di sampingnya ada Sungchan yang tak melepaskan sedikit pun genggaman tangannya pada sang kembaran lalu di ujung ruangan ada Jeongin dan sang guru olahraga.

Air mata Taeyong tak bisa di bendung lagi melihat keadaan Beomgyu.

"Sudah berapa lama Beomgyu tak sadarkan diri?" Tanya Taeyong pada si bungsu.

"3 jam sejak dia pingsan di lapangan." Jawab Sungchan jujur.

Tangan Taeyong membelai lembut pipi putih milik Beomgyu.

"Sayang mommy datang ayo bangun." Ia membawa tangan kecil milik Beomgyu yang terbebas dari Sungchan ke dalam genggamannya.

Mark lantas mengelus punggung ramping milik sang ibu yang bergetar akibat menangis.

"Kenapa harus terjadi lagi padamu." Racau Taeyong di tengah tangisannya.

"Maafkan aku mom." Ujar Sungchan penuh rasa penyesalan.

Jeno menepuk pundak sang adik pelan, "bukan salahmu, istirahatlah wajahmu sangat pucat kau bisa sakit." Balasnya seakan sudah tahu jika Beomgyu sakit maka tak lama Sungchan juga akan sakit.

"Aku akan menunggu sampai dia bangun." Balas si bungsu yang hanya di angguki oleh Jeno.

Kini mata Jeno beralih menatap adik manisnya yang tak sadarkan diri.

"Hey bocah! cepatlah bangun ayo kita tes mobil baru daddy lagi mengelilingi Seoul," putra kedua Jung tersebut tersenyum sedih melihat keadaan sang adik. "Aku khawatir." Lanjutnya lirih.

Terakhir Beomgyu seperti ini 4 bulan yang lalu karena hal yang sama, berlari mengejar pencuri yang mengambil barang seorang nenek tua di sebuah taman hingga membuatnya hampir kehilangan nyawa karena berlari terlalu jauh.

Berbeda dengan Jaehyun yang kini berjalan menghampiri dua orang asing di ruangan tersebut dengan raut wajah mengeras serta tatapan tajam terlebih pada pria dewasa di sana.

"Aku sudah memperingatkan mu jika anakku tidak boleh ikut pelajaran olahraga!" Ujar Jaehyun emosi.

"Maafkan aku tuan maaf." Guru olahraga tersebut membungkuk beberapa kali pada Jaehyun.

"Kau bisa membunuh anakku dan itu tidak bisa aku maafkan!" Ucap Jaehyun lagi hingga membuat sang guru kembali membungkuk lebih rendah menandakan ia benar-benar menyesal.

Tubuh Jeongin yang berada di sebelah sang guru gemetar hebat karena takut melihat langsung amarah dari tuan Jung.

"Dad kau membuat takut pemuda itu." Mark memperingati Jaehyun agar tak terlalu larut dalam emosinya.

THE JUNGWhere stories live. Discover now