Ending

872 48 2
                                    

Kini kehamilan Aisyah sudah memasuki 9 bulan,hanya butuh menghitung hari untuk melahirkan seorang anak dalam kandungannya.

" syah, besok akan ada meeting di luar kota selama 2 hari kedepan. Kira-kira saya akan ke bandara esok pagi jam 8 ." ucap Bryan.

"Ohh naik pesawat?"

"Iya, biar lebih cepat sampai"

"Ouh ya udah gakpapa, biar nanti ku siapkan baju untuk kaka bawa"

"Tapi itu tidak akan terjadi" sahut bryan yang membuat istrinya itu terheran.

"Eoh? Kenapa?"

"Aku akan tetap di rumah selama kandungannya berjalan 9 bulan sebelum lahiran. "

"Haishhh,,, tidak perlu begitu. Kakak gak perlu khawatirkan aku dan anak kita. In syaa Allah kami akan selalu baik-baik saja selama kaka pergi bertugas" jelas aisyah. Aisyah tau jika Bryan adalah type orang yang possessif dan sangat menyayangi keluarga nya.

"Saya akan membatalkan nya. Tak perlu di lanjut perjanjian meeting ini. Saya sangat mengkhawatirkan mu" sahut Bryan yang membuat istri kecil nya itu tersipu malu.

Aisyah menghela nafas panjang,"Heihhh.. Kakak sayangg, alias pak suamiii.. Denger ya.." aisyah menjeda perkataan nya, "kaka gak perlu khawatir kan aku dan kandungan ku, in syaa Allah kami akan baik-baik saja selama Abi nya baik-baik saja di sana saat bertugas. " jelas syahila bersamaan dengan tangan nya yang memegang pipi tirus milik Bryan.

"Benar begitu?"

"Iya in syaa Allah.." ucap aisyah sambil memeluk tubuh kekar milik suami nya itu.
"Emang pesawat nya lepas landas jam berapa?"

"Jam 9,Jadi aku berangkat dari sini jam 8,biar gak lama nunggu."

"Ohhh.. pesawat apa yang akan kaka naiki saat berangkat ke sana?"

"Lion Air. Dan aku akan berangkat bersama sekertaris kantor ku. Boleh?"

Hening sejenak, "Perempuan atau laki-laki?" tanya nya.

"Perempuan" sahut bryan yang lolos membuat Aisyah mengingat masa lalu nya.

"Apa dia yang waktu itu menggoda kaka?" tanya aisyah.

Bryan menghala nafas panjang ,"bisa di bilang iya karna ia adalah anak sahabat papah. Jadi tidak di perbolehkan memecat nya sembarangan tanpa intruksi dari papah" jelas nya.

"Ouh , baiklah! Jangan macam-macam dengan nya!" tegas aisyah seraya bangkit dari duduk nya.

"Eh, mau kemana?" tanya Bryan yang masih memegang erat tangan istrinya itu.

"Aku mau siapin baju untuk 2 hari kedepan yang akan kakak bawa besok." jawab nya.

"Ohh ne"

***

Kini Bryan sudah bersiap untuk pergi berangkat ke bandara. Dengan membawa koper kecil di tangan kanan nya.

"Syah, beneran nih kamu izinin aku untuk bertugas keluar kota?" tanya Bryan lagi dan lagi. Ia selalu merasa khawatir dengan istri dan anak nya. Ia selalu di hantui dengan rasa kekhawatiran jika ia tidak dapat menepati perkataan nya soal 'tenang lah, aku akan berusaha menemani mu saat anak kita lahir nanti. Walau sedang sibuk bekerja.' Ia takut jika Aisyah dikabarkan melahirkan saat dia sedang bertugas keluar kota.

"Iya kak tenang aja kan ada ada bi mala sama pak joko juga di rumah" sahut aisyah seraya memberikan senyuman nya .

"Kalau ada apa-apa langsung telepon aja ya, saya akan usahakan untuk datang jika kamu membutuhkan saya" ucap Bryan, setelah itu mengecup singkat kening Aisyah.

AB || PART DI HAPUS SEBAGIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang