5. Dikurung

114K 11.6K 737
                                    


"Eungh-,"

"Astaga kepala gue sakit banget, kayak di pukul pake bantal."

Ceysa belum menyadari bahwa dirinya diikat di atas kasur. Kedua tangan yang borgol, kaki yang di ikat dengan tambang yang di ikat sisinya pada tiang ranjang.

"Astaga!! Ini kenapa tangan gue di borgol, kaki gue di ikat lagi. Oi!"

Ceysa berusaha untuk duduk, dan berhasil. Kedua tangannya berusaha menggapai tambang yang mengikat kakinya.

"Susah banget sih di lepasnya, gue salah apa coba?"

"Ini juga bukan kamar gue, gue dimana sih?"

"Apa Jangan-jangan gue di culik tadi pagi, iya gue di cul-,"

Ceysa mendengus kesal, ingatan tadi pagi masuk kedalam kepalanya. Ia di keroyok oleh lima suaminya.

"Sial! Gue di keroyok sama mereka berlima, untung aja keperawanan gue masih utuh."

CEKLEK

Masuklah dua pria dengan setelan biasa membawa nampan berisi makanan dan 1 setel baju.

"Makan kemudian mandi, pakai baju ini."

"Lepasin gue,"

"Nggak bisa, kita bakal nunggu kamu disini sampai kamu selesai makan dan mandi."

"Oi! Lo mau berdua mau baku hantam sama gue heh, ini gue makan nya gimana Ujang!  Kedua tangan gue di borgol,"

"Excel buka borgolan nya."

Excel maju mendekat pada Ceysa dengan senyum miringnya. Sebelum membuka borgol itu, pria tersebut berbisik pelan.

"Semalam kamu nikamat sekali
Honey."

Nafas Ceysa tercekat ia kemudian menatap sengit Excel. Ingin menonjok tapi lemes, "Keluar."

"Nggak mau tuh," jawab Excel.

"KELUAR!!"

"Okey kita keluar," final Lauze menarik keras belakang Excel kasar.

"Jadilah kucing pendiam seperti sebelumnya, jangan menjadi kucing liar." Ujar Lauze sambil menatap sekilas wajah Ceysa.

Setelah dua suaminya keluar, Ceysa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara tangis.

Demeter yang asli itu seperti apa sih? Kenapa ia mampu bertahan dengan mereka berlima.

Gue mau balik aja ke dunia gue yang dulu, gue pengen jadi model lagi. Memakan makanannya dengan pelan, setelah memakan makanan Ceysa segera berlari ke kamar mandi.

***

"Dia memakan makanan nya," ucap Aston.

"Apa yang kamu bisikan pada istri mungil, Excel?" Tanya Sagra.

"Rahasia." Jawab Excel dengan senyum manis nya.

"Apakah kita akan terus seperti ini? Ayok akhiri ini. Aku sudah muak, lagi pula kunci itu entah berada dimana." Ujar Xavior.

"Kamu tidak ingin bermain dahulu, seperti meniduri istri kita itu?" Tanya Lauze pada Xavior.

"Tidak tertarik."

Aston tersenyum miring, "Kita lihat saja nanti, apakah kamu bisa tahan atau malah menjilat ludah mu sendiri."

***

Ceysa keluar dengan memakai handuk yang menutupi tubuhnya. Saat ia akan memakai baju yang diberikan padanya tadi, tiba-tiba saja tubuhnya bereaksi panas.

"Huh! Kenapa panas, perasaan gue nggak nyalain AC deh."

Berlari masuk kedalam kamar mandi, kemudian membasahi tubuhnya di bawah shawer.

"Uh panas banget,"

Matanya membulat ketika mengingat makanan yang tadi diberikan oleh dua pria tadi yang sialnya suaminya. "Apakah gue di beri obat perangsang? Anjing! Kalau emang bener, gue harus kabur."

"Gue nggak mau!!"

Ceysa berusaha berdiri keluar dari kamar mandi. Tapi, saat ia membuka pintu kamar mandi. Di kamar yang tadinya kosong, kini terisi oleh lima suaminya.

Aston mendekat pada nya. "Mau apa lo?! Pergi,"

"Calm baby. Jangan takut, kita nikmati waktu kita bersama oke."

"Enggak!"

Ceysa menggeleng cepat, kemudian ia berancang akan kabur lagi. "Nggak ada lagi kabur-kaburan."

Tubuh Ceysa yang hanya menggunakan handuk diangkat seperti karung beras oleh Excel.

Di banting ke kasur besar itu, "Nikmati honey, jangan nangis."

"Hiks.. plis lepasin gue, gue bakal ngasih kunci itu ke kalian. Asal lepasin gue sekarang,"

"Hiks hiks.."

"Ah~"

Rambut panjang Ceysa di tarik kasar oleh Xavior. "Saya lebih suka lihat kamu sengsara ternyata, saya sudah tidak tertarik dengan harta itu."

Excel menjauh diikuti oleh Aston. Satu tangan Xavior masih menarik kasar rambut panjang Ceysa, dan tangan satunya lagi membuka pelan handuk.

"Saya tidak mau jadi yang pertama, siapa yang mau jadi yang pertama?"

Lauze maju, "Serahin sama gue,"

Dan ya malam itu hanya mereka berenam yang tahu. Huhu...

Bersambung..

FIVE HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang