Taehyung menghela nafas kasarnya berkali-kali lebih berat dari biasanya. Karena hari ini saja ia sudah bolak-balik dari rumah orang tua Hana untuk membalikkan anak perempuan mereka secara baik-baik, sebelum memulai proses perceraian secara hukum.
Setelah berdiskusi dengan istrinya, mereka berdua sepakat ingin mengakhiri hubungan suami istri ini secepat mungkin, karna keduanya merasa sudah memiliki tambatan hati atau takdir dari Tuhan masing-masing.
Berbicara dengan perlahan dan sopan disaat Taehyung membalikkan seorang putri ke orangtuanya, rasa tidak terima yang melonjak sempat menghambat langkah Taehyung, makian pun ia dapat namun karna sangat ingin semuanya cepat selesai ia dengan sabar menjalaninya.
Setelah dari rumah mertua, ia berkendara jauh menuju rumah orangtuanya, meminta maaf dan mengatakan bahwa hubungannya dengan Hana harus berakhir, alasan yang pasti pun sudah diungkapan, ketidakcocokkan dan berbeda jauhnya pilihan digunakan sebagai tameng mereka.
Setelah dinasehati panjang lebar, sampai membuat Ibunya yang tercinta menangis tersedu, Taehyung pamit menuju agensi karna tiba-tiba Namjoon mengabarinya untuk segera menemui pria empat puluhan itu.
Badan sudah lelah, otak dan pikirannya selalu ditumbuk oleh masalah-masalah baru, rasa kesal ingin mengadu pada sang kekasih menguar begitu hebat, namun tidak ia lakukan, karna Taehyung sengaja ingin menyembunyikan fakta bahwa ia dan istrinya sudah mengajukan gugatan cerai pada pengadilan, ia ingin memberikan Jungkook kejutan disaat dirinya sudah ketuk palu bercerai.
Jam 7 malam ia menuju dorm Young Kids, dengan langkah tergesa dan raut wajah panik begitu ketara setelah ia berdiskusi dengan Namjoon tentang masalah baru untuk salah satu member berbentuk ancaman yang nyatanya sangat tidak perlu.
Membuka pintu saat sudah memasukan password yang ia hafal diluar kepala, masuk bergegas menuju satu kamar yang dominan berisi warna kuning dengan berbagai pajangan pada rak-rak yang tertata rapih dipojok kamar.
"Sayang!" Tiba-tiba Jungkook menarik lengannya dan berseru kencang seolah tidak akan ada yang mendengar seruan pria itu. "Jungkookie? Ada apa? Sebentar, yah? Taetae harus menemui Hoseokie dulu, sebentar oke?" Bujuk Taehyung berusaha melepas cengkraman pada lengan kanannya.
"Ada apa? Kenapa harus menemui Hoseok hyung?" Jungkook mencerocos ingin tahu. "Ada yang ingin Taetae bicarakan dengannya, Jungkookie ke kamar dulu, okey? Tidak lama kok." Sedikit memaksa ia selipkan pada nada bicaranya.
"Aku tidak boleh tahu? Kalian menyembunyikan rahasia dibelakangku?" Jungkook adalah orang yang sangat posesif terhadap Taehyung, ia selalu berpikir bahwa apa yang berhubungan dengan manajernya ia harus disangkut pautkan dan itu sangat merepotkan.
"Hanya sebentar saja!! Jangan merengek terus! Taehyung juga capek!" Rasa tidak sabar membuatnya dengan tudak sadar melontarkan suara tinggi bentakan yang tak pernah ia beri untuk Jungkook.
"Aku hanya bertanya! Kenapa malah membentak, huh?! Terserah, lah!" Menghempaskan lengan Taehyung dengan kasar lalu berbalik menuju kamarnya, Taehyung yang ditinggalkan hanya bisa menghela nafasnya pelan, Jungkook memang seperti itu, akan berlaku kasar jika kemauannya tidak dituruti atau akan berlaku kasar saat harga dirinya tidak sengaja direndahkan orang lain bahkan jika itu Taehyung sekalipun Jungkook akan tetap beringas kasar.
Mencoba untuk tidak peduli dulu akan tingkah kekanakan Jungkook, ia melangkah menuju kamar Hoseok, masuk setelah mengetuk pintu dua kali, melihat sang pemilik kamar yang tengah duduk pada kursi yang ditempatkan dibalkon didampingi oleh sekaleng alkohol.
"Hoseok-ah?" Panggil Taehyung beranjak menghampiri pria yang hanya berdehem sebagai jawaban. "Kau tak apa?" Ikut menempatkan diri dikursi yang ditempatkan disamping Hoseok.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret(BTS) [TAMAT]
FanfictionKisah tentang banyaknya rahasia yang dimiliki setiap anggota Young Kids. "Sudah saya bilang, tinggalkan istrimu, Kim. Karena takdirmu itu menjadi milik saya, bukan yang lainnya." Ujar Jeon Jungkook, anggota termuda Young Kids pada manajernya sendiri...