7

109K 1.4K 81
                                    

"Mmmmhhh", Syera terbangun dan merasakan ada lengan kekar yang tengah memeluknya dari belakang, dia melirik jam yang tersangkut didinding kamar Raka.

"Baru jam 2, ternyata masih lama, ssttt, ya ampun ini sakit banget", Syera berbisik didalam hatinya, badannya terasa remuk setelah peristiwa tadi, bagian bawahnya benar-benar sakit dan terpaksa harus bergerak secara hati-hati.

"Kamu mau kemana sayang ?", suara serak Raka tiba-tiba terdengar.

"Aku mau kekamar mandi mas", jawab lembut Syera.

"Jangan lama-lama, aku mau nenen, Cup", mengecup pundak Syera.

"Ssstt, Ahh, sakitt banget", Syera bangun dengan hati-hati.

"Pelan-pelan sayang, maafin aku, aku mainnya kasar, aku bantu", tawar Raka.

"Jangan, aku bisa kok mas, menurut buku-buku yang aku baca ini biasa untuk wanita yang pertama kali melakukan sex", jawab Syera berusaha menolak tawaran Raka karena khawatir kejadian tadi akan terulang dikamar mandi.

"Dan kamu memang harus terbiasa dengan itu sayang, hati-hati jalannya, memek kamu masih harus melayani aku sayang", seperti bercanda tapi dengan tatapan serius.

Syera bergegas kekamar mandi, rasa lelahnya dia tumpahkan didepan cermin, banyak tanda dikedua bukit kembarnya, dilehernya, dipahanya, dan apa ini, bibir Syera terlihat sedikit bengkak.

"Mas Raka benar-benar penghisap ulung, untung aja bukan vampir", Syera berbicara pada dirinya sendiri.

"Gimana kalau aku hamil, dan mas Raka gak mau tanggung jawab, tadi mas Raka keluarinnya didalam". Rasa takut yang luar biasa mendera Syera.

"Melamun kenapa? Aku suruh kamu cepat sayang, kamu harus nyusuin aku", Raka memeluk Syera tiba-tiba dari belakang dan memainkan payudara Syera.

"Mas, itu kamu bangun, punyaku masih sakit mas". Jawab Syera yang merasa risih pada bagian vaginanya yang berusaha ditusuk-tusuk oleh milik Raka dari belakang.

"Aku kan udah bilang aku bisa sendiri mas, kamu kok nyusul", Syera merasa sedikit sebal.

"Aku rindu memek kamu", jawab serius Raka.

"Aku tunggu diluar dalam 2 menit, kalau kamu gak mau aku entot di sini", dalam pikiran Syera, pria ini benar-benar menyebalkan dengan kata-kata kotornya.

Syera mengikuti kemauan Raka, dalam 2 menit dia keluar dari kamar mandi, dan menyusui Raka seperti bayi, walaupun tidak memiliki asi, tapi Raka sangat suka menyedot-nyedot payuda Syera.

"Mas, kamu jangan marah ya, sstt pelan-pelan mas, jangan digigit putingnya", baru saja Syera hendak berbicara tapi Raka seperti enggan diganggu ketika sedang menyusu.

"Kalau aku hamil gimana?", Syera memberanikan diri dan merasa putingnya terasa longgar, Raka berhenti menyusu setelah mendengar pertanyaan tersebut.

"Dan aku gak bakalan biarin itu terjadi sayang", sontak Syera merasa seperti kali ini dia seolah-olah seperti pelacur, bahkan lebih rendah dari seorang pelacur.

"Kamu tenang aja, minuman yang kamu minum tadi siang, sudah aku campurin obat untuk pencegah kehamilan, jadi kamu akan selalu jadi milik aku", tetes air mata Syera langsung tumpah tanpa bisa ditahan dan dicegah.

"Heyyy, kenapa nangis hmm, apa ada yang salah? Ada yang kamu takutkan? ", Raka langsung cemas dan khawatir, memeluk Syera membawa gadis itu kedada bidangnya, mengusap kepala Syera penuh sayang.

"Apa sebegitu tidak maunya kamu terikat denganku mas? Bahkan kamu tidak mau punya anak dari aku mas, kamu bahkan bukan hanya tidak mau menikah sama aku mas, tapi kamu menolak semua yang akan membuat kamu terikat sama aku", entah kenapa kali ini Syera benar-benar sedih, dan menyesali semua yang telah terjadi.

"Tatap aku sayang, dengarkan aku baik-baik, kamu tidak punya hak menyesali semua yang telah terjadi diantara kita, alasan aku gak mau kamu hamil, ok jujur, aku takut berbagi kasih sayang Syera, aku merasa gak rela jika fokusmu terbagi, aku gak mau kehilangan kamu, aku cuma mau kamu, dan aku gak rela berbagi kamu walaupun dengan anak kita nantinya, untuk itulah untuk sekarang aku belum siap punya anak, dan untuk alasan menikah, aku belum mampu menjelaskan Sayang, aku mohon jangan tinggalin aku, dan tetap layani aku, dan tolong mengerti lebih sabar menghadapi aku sayang". Raka benar-benar memohon pada Syera, tidak ada tersirat tatapan kebohongan pada matanya.

"Tapi masss", "Sssttt", Raka memberi kode untuk Syera diam, dan percaya kata-katanya, mencium Syera, dilanjutkan melumat, meremas kasar, bukit kembar Syera.

"Tahan sakitnya sayang, aku gak bisa lembut untuk ini, dan aku gak mau kehilangan kamu Syera", Syera seperti terintimidasi, terhipnotis, dan menurut, melayani Raka dengan desahan-desahan terselip rasa sakit.

"Mas, ampun, aku benar-benar gak tahan mass", dengan deru nafas terputus-putus Syera memohon Raka untuk berhenti, tetapi Raka malah mencengkram kedua tangan Syera keatas.

"Ahhh, nikmat, nikmat sayanggg, mmmhh, aaahh, Syera, sayangg ini enak", Raka tidak menghiraukan permohonan Syera, dan memasukkan lebih dalam keinti Syera.

"Mas, sudah mas, silu, sakittt, ahhh", Syera kaget, Raka tiba-tiba membalik Syera dan membuatnya menungging.

"Ahh, ini enak banget sayang, Plakkk, Plaaakk", Raka menampar bokong Syera, kemudian meremas buah kelapa Syera yang bergelayut manja.

"Aahh, ampun mas, sakitt, jangan", tamparan Raka ternyata tidak berhenti, dia melakukannya berulang kali.

Dosen My Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang