197.) Terima Kasih

Start from the beginning
                                    

Saki langsung melirik padaku agar tidak melihat si Hiyori

"Apa pakaian ku terlalu terbuka?" tanyanya

"Sangat terbuka, lagian kamu olahraga apa, pakian kurang bahan begitu" tanya ku tapi tidak menatapnya

"Yoga, tadi kan di sekolah sudah voli, di rumah tinggal peregangan" balasnya

"Saranku jangan berpakaian seperti itu, apalagi ada adik mu di sini Hiyori chan" Saki berkata

"Tidak masalah, kan kami wanita, kan Maika chan" ucap Hiyori

"Humm" balas Maika dengan dua jempol

Hiyori ikut duduk yang membuat ku bisa melihat bodynya.

Aku mencoba tenang agar tidak kena semprot.

"Buruan mandi sana, baumu kecut" ucap ku

Maika mendekatinya untuk mencium baunya

"Iya kakak bau" ucap Maika

"Sebentar, keringat ku biar habis dulu" ucap Hiyori

"Mandi Hiyori chan" Saki menyuruh dengan tatapan killer

"Hai'k" balas Hiyori cepat karena ia paham kodenya

Setelah Hiyori pergi.

"Sudah jangan marah begitu" ucap ku pada Saki

"Aku tidak marah huh" balasnya

"Kakak Saki sedang marah, tolong kamu hibur dia ya Maika chan" bisik ku pada Maika

"Serahkan padaku"

Maika menghiburnya dengan menari Jamet.

.

.
.

Jam 6.30 makan malam.

Lauknya memang sangat beragam di sini, rumah ku kalah jauh jika soal menu lauk.

Tapi soal rasa kurasa rumah ku menang.

Makan dengan tenaga, namun di sertai obrolan ringan.

Barulah setelah makan boleh mengobrol dengan bebas.

Aku mengobrol dengan ayah sementara Saki ngerumpi dengan ciwi ciwi(plus ada kakek di sana)

.

"Bagimana perkembangan perusahaan mu Haruka kun" ayah bertanya sambil main ps(mainya dengan ku)

"Lancar saja, tapi aku sekarang masih belum bisa merasakan hasilnya sebab pembangunan Shinomiya Group yang ku gadangankan masih belum selesai" balas ku

"Kamu sudah habis berapa memangnya untuk perusahaan mu yang baru itu?"

"2 triliun yen kurang dikit, aku bangun langsung ku perbagus, interior dan exterior termasuk dan tentunya peralatan di dalamnya"

"Kamu tidak buka saham tipe b?" (saham yang bisa di jual belikan)

"Tidak untuk saat ini, aku masih banyak uang, jadi tidak tertarik modal asing masuk"

"Tapi apa kamu yakin, produk perusahaan mu bisa laku?"

"Loh, kan ayah ibu ada, tinggal ikut nama selesai urusan ku"

"Yehh mau menang banyak ternyata"

"Oh ya tentu, punya orang tua yang relasinya besar perlu di manfaatkan" balas ku

"Apa kamu tidak malu, sudah sebesar sekarang masih memanfaatkan kami?"

"Loh, ngapain malu, tidak semua orang seberuntung diriku, daripada insecure lebih baik bersikap bangga, mereka bilang ini itu ya sudah, punya privilage besar itu di terima bukan malah malu, di seminar yang biasanya aku hadiri sebagai narasumber aku selalu berkata pada audiencenya, kamu tidak punya privilege malah bagus karena mental mu teruji saat mulai bisnis, tapi yang punya terimalah dan manfaatkan, orang di bawah mengatakan tidak adil, tapi sesungguhnya yang adil itu samar samar saja, mereka yang di bawah saumpama di posisi yang punya privilage belum tentu juga tidak memanfaatkannya" ucap ku

Re Life Again In Anime World 2Where stories live. Discover now