5

1K 106 15
                                    

Haii, Selamat Sore
Jangan lupa vote dan comment
Kalau ada typo mohon di maafkan xixi

Happy Reading-!! ❤️

••••••

Saat ini terlihat Renjun tengah berkumpul di kantin bersama Haechan dan Chenle, suasana kantin terlihat begitu ramai, karena memang sekarang sudah waktunya untuk mengisi perut setelah berkelana dengan berbagai materi dan tugas-tugas. Terlihat cukup banyak orang berlalu lalang, ada pula yang sedang mengantri makanan dan banyak lagi.

Awalnya Renjun tidak ingin pergi ke kantin, tetapi entahlah kenapa kedua sahabatnya itu suka sekali memaksa. Sebenarnya alasan ia tidak ingin ke kantin adalah ingin menyisakan uang sakunya untuk ditabung. Karena sebentar lagi Bundanya, Bunda Irene akan berulang tahun lebih tepatnya dua hari lagi, jadi ia ingin membelikan sebuah hadiah.

Ia memang sudah memiliki cukup banyak uang tabungan untuk membelikan sebuah hadiah, hanya saja ia takut uangnya kurang.

Renjun sebenarnya sedikit tidak yakin tentang Bundanya yang akan menerima hadiah darinya dengan cukup baik, mengingat saat ulang tahun yang sebelumnya. Dulu ia pernah membelikan hadiah sebuah kalung, memang tidak seberapa namun itu hasil dari ia menabung selama ini, dan hadiah tersebut hampir akan dibuang. Untung saja Ayahnya sedikit memberikan nasihat kepada Bundanya untuk menerima hadiah tersebut.

Renjun tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, entah akan dipakainya atau tidak yang terpenting dia sudah memberikan Bundanya sebuah hadiah. Sekedar menerima saja sudah lebih dari cukup untuk Renjun, sedangkan Bundanya lebih suka memakai barang dari hadiah adik adiknya. Ia tidak tahu apakah hadiah-hadiah yang ia kasih masih disimpannya atau mungkin sudah dibuang.

Senyum miris terbit di bibirnya ketika membayangkan hal tersebut, tidak apalah Bunda memang masih belum bisa menerima takdir yang sudah terjadi jadi ia yang akan mencoba untuk mengerti.

"Eh, ini kalian mau makan apa? Nanti aku yang mengantri," ucap seseorang yang membuat lamunan Renjun buyar.

"Aku mau nasi goreng dan es teh," jawab Chenle seraya menyerahkan uang kepada Haechan.

Haechan menatap ke arah Renjun, seolah menanyakan makanan apa yang ingin di pesannya. Renjun menyerahkan uang kepada Haechan, "Punyaku samakan saja," Haechan mengangguk lalu beranjak pergi untuk mengantri makanan.

Setelah kepergian Haechan, Renjun mencoba menatap ke arah sekitar kantin. Ia mencari kedua adiknya, di mana mereka berdua? Kenapa tidak terlihat di kantin. Apakah mereka tidak ingin makan siang? Pikirnya dengan sedikit rasa cemas.

"Kau mencari siapa, Ren?"

Renjun menatap ke arah Chenle, "Hm, ah tidak. Bukan apa-apa, hanya sekedar melihat-lihat," sedangkan Chenle mengangguk mengerti.

Tak lama kemudian, Haechan terlihat membawa nampan berisi tiga piring nasi goreng dengan seseorang di belakangnya yang membantu membawakan nampan berisi tiga es teh yang dipesannya. Setelah itu Renjun, Haechan dan Chenle berterimakasih dan segera memakan makanannya.

Kini mereka sudah selesai makan, lalu mereka beranjak meninggalkan kantin, waktu untuk masuk masih sekitar 10 menit lagi. Jadi masih ada waktu untuk bersantai dan sebaginya, Renjun, Haechan dan Chenle memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Setelah sampai mereka mendudukkan diri di bangku masing-masing, terlihat beberapa teman-temannya melirik ke arahnya dengan tatapan sinis. Renjun menghela nafas pelan, Haechan yang menyadari itu mengusap punggung Renjun, "Sudah, tidak apa. Jangan difikirkan hal seperti itu. Tidak penting," ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anargya || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang