17. Love Her!

88.3K 14.8K 18.1K
                                    

Baru 2 minggu belum 2 bulan:)

Target 10k komentar untuk lanjut, bisa? Siap isi komentar di setiap line?🤩

17. Love Her!

Damarez meninggalkan Teya didepan sebuah kedai gerobak ice-cream. Anak itu terus merengek meminta membeli ice cream yang mereka temui di pinggiran jalan. Damarez hanya pergi beberapa langkah untuk mengangkat telepon.

Mata Teya bergulir melihat melihat varian rasa ice cream yang ada disana. Ia menunjuk 3 rasa yang ia inginkan. Gadis lucu itu memandangi Damarez yang kini membelakangi dirinya, laki laki itu nampak serius menerima telepon.

Salah satu laki laki jelek dengan penampilan preman mendekat kearah Teya. Teya takut? Oh tidak, ia malah tersenyum pada preman itu.

"Cantik," panggil preman itu pada Teya.

"Terimakasih om jelek, kata mama Eya juga cantik," ujar Teya pede.

Gadis kelewat polos itu malah tersenyum, ia menyentuh tato dilengan preman itu. Tato bergambarkan Spongebob Squarepants. Itu cukup menarik hatinya. "Iiiii ada Spongebob, om suka Spongebob?" tanya Teya.

"Bego nih anak," gumam preman itu.

Preman itu menggaruk kepalanya, "Gini ya neng, punya duit kagak?" tanya preman itu, ia lebih mendekat kearah Teja.

"Enggak, uang Eya habis. Ini dibayarin Kak Ajaa," ujar Teya, jujur.

"Yaudah lo ikut aja sama om, nanti om kasi ice cream segudang. Makanan, mainan, Barbie, pokoknya semua," rayunya.

"Gak mau, kata mama gak boleh ikut orang yang gak dikenal," balas Teya.

"Yaudah kita kenalan, nama Om, Om Burhan," ujar preman itu. Ia memberikan tangannya pada Teya untuk dijabat.

Teya menyalami tangan Om Burhan lalu membawanya ke dahinya. "Salam kenal ya Om, nanti kerumah aja, siapa tau bisa temenan sama papa," ujar Teya polos.

"Lah malah disalamin gue," gumam preman itu heran karena ada spesies manusia seperti Teya. Ia terlihat frustasi.

Preman itu meremas tangan Teya lalu menariknya lebih dekat ke hadapannya. Sementara dagang ice cream sudah ketar ketir melihat hal itu, ia melirik terus kearah Damarez berharap agar laki laki itu cepat menengok. Teya merintih karena tangannya diremas dengan kuat, preman itu mencolek dagunya dan pipinya.

"Kak Ajaaaa! Sakitt!!" teriak Teya.

Damarez langsung menengok ketika mendengar teriakan Teya. Ia cukup terkejut melihat Teya yang seperti sedang dipeluk karena jaraknya cukup dekat.  Ia langsung menutup sambungan telepon nya, Damarez meletakkan ponselnya diatas meja yang disediakan didekatnya.

"WOI!" teriak Damarez lalu menghampiri mereka.

Damarez menghantam wajah preman itu tanpa basa basi. Pegangan Om Burhan pada jemari Teya terlepas. Ia cukup keliyengan akibat pukulan itu. Preman itu mengusap wajahnya, ia menatap jengah karah Damarez yang ternyata jago berkelahi. "Disabarin ngelunjak dipukul koma!" bentaknya, 

"COWOKNYA NIH LAWAN! BERANINYA SAMA CEWEK, LAKI LO?!" bentak Damarez.

"Kak Ajaa, tangan Eyaa," Teya menunjukkan tangannya yang memerah pada Damarez. Biarlah ia terkesan mengadu yang penting Teya ingin membuat preman itu lebih sengsara.

"Jangan nangis," ujarnya lembut pada Teya. Ia memutar kepalanya kembali kearah pelaku, Damarez menatap nyalang kearah manusia bejat ini.

"Lo apain cewek gue?!" Damarez mencengram kerah jeket hitan yang digunakan preman itu, ia menyeret laki laki tua itu menuju tempat yang lebih lapang.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang