6

125K 1.5K 41
                                    

"Aku mau kamu nginap malam ini sayang", ucap Raka sambil memakan makanan yang dihidangkan Syera.

"Makan dulu mas, habisin dulu, bahas itu kan bisa nanti mas", jawab lembut Syera.

Raka hanya menurut dan memakan makanan yang dibuatkan Syera untuknya.

"Oh iya mas, tadi waktu kamu mandi, ada yang nelpon mas, aku gak berani angkat, ponsel kamu aku taruh di meja mas". Ucap Syera.

Terdiam, sedikit tegang, tapi berusaha menutupi dari Syera.

"Mungkin dari kampus sayang". Jawab Raka santai.

Setelah selesai, Syera membersihkan meja makan, menata rapi dapur Raka, kemudian mengikuti pria itu kedalam kamar.

"Jangan coba-coba, atau kamu akan kehilangan segalanya, termasuk dia". Ancam Raka dengan suara seperti berbisik agar tidak terdengar.

"Mas, kamu didalam? Kamu lagi telponan sama siapa mas?". Syera mengetuk pintu kamar mandi yang dikunci Raka.

Raka membuka dan menatap wajah Syera. "Maaf ya, tadi ada dosen yang telpon", jawab Raka sambil mengelus rambut Syera.

"Kok kamu seperti ada masalah gitu, terus pintunya juga dikunci lagi mas, biasanya juga gak", selidik Syera.

"Gak sayang, cuma masalah kecil aja dikampus, temani aku tidur ya, aku rindu kamu", Raka memeluk Syera dan memberikan jilatan serta kecupan di leher Syera.

Syera mengikuti Raka keatas kasur dan berbaring seperti sedang menidurkan seorang bayi dengan menyusuinya.

"Cup, kamu udah janji kan tadi izinin mas nyentuh punya kamu, buka celana sama baju kamu Syera, atau kamu mau mas yang telanjangin kamu". Syera hanya terdiam, merasa gugup, logikanya menolak, tapi hatinya tidak bisa marah sama Raka, dan reaksinya tubuhnya mengikuti keinginan Raka.

Semua hasrat yang Raka tahan selama ini, terasa membuncah untuk dikeluarkan, suhu tubuhnya terasa panas melihat pemandangan didepannya.

Raka mengecup singkat bibir Syera dan membalikkan tubuh wanitanya dengan tergesa-gesa, supaya membelakangi Raka dan memudahkannya untuk memeluk sambil meremas payudara Syera dari belakang.

"Mas, pelan-pelan". Syera ikut mengontrol gerak jemari Raka pada payudaranya, dan terkadang Syera harus mengontrol rasa terkejutnya karena tusukan-tusukan penis Raka pada bagian bokongnya, walaupun Raka masih memakai boxer, tapi benda itu benar-benar berhasil membuat Syera merinding.

"Mmmhh, aku tegang sayang, kamu nikmat", gerakan Raka semakin menjadi-jadi, Raka membuka celana boxernya, yang spontan membuat Syera membulatkan matanya.

Syera ingin protes tapi Raka langsung memberikan isyarat pada Syera dengan  memberi pelototan tajam pada Syera, dan membuat Syera langsung mengerti jika kali ini ia harus patuh, tubuhnya berada dibawah kuasa Raka.

"Kamu sayang kan sama mas, kamu udah janji gak bakalan ninggalin mas, kamu harus mau untuk ini sayang, sekarang ngangkang, buka kaki kamu". Syera membulatkan matanya dan berusaha lepas dari kungkungan Raka, tapi entah kenapa, kali ini tenaga Raka bahkan terasa lebih kuat dari biasanya, Syera tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan aksi Raka.

"Mas, aku takut", akhirnya Syera memberanikan diri untuk berbicara.

Tapi Raka tidak memperdulikan ketakutan Syera, dia benar-benar sedang bernafsu untuk sekarang, mengarahkan rudalnya pada vagina Syera, menahan gerakan Syera agar berhenti berusaha untuk dilepaskan. Raka membekap mulut Syera dengan ciumannya, lalu benar-benar tergesa-gesa dan menghujamkan batang perkasanya dengan kasar.

Syera ingin berteriak betapa sakitnya ini, tapi mulutnya penuh dengan hisapan bibir Raka, tangannya dicekal oleh Raka.

"Mmmmhhh, Mmmmm", Syera berusaha bersuara, miliknya benar-benar sakit, bahkan Raka tidak memberikan vaginanya waktu untuk menerima milik Raka, pria ini benar-benar bergerak kasar.

"Ahhhh, aaaahhhhh Syera, Ahhhh ini benar-benar nikmat sayang, aku suka nyiksa kamu, aahhh, memek kamu sempit, memek kamu harus terima ini sampai aku puass". Raka benar-benar bertindak buas, tangan dan mulutnya berpindah pada payudara Syera.

"Mas, ampun mas, sakitttt, sakitt mas, punyaku sakitttt, ampun mass". Syera hanya bisa terus memelas.

"Ahhh, masss, pelan-pelan, ssssttt, tolonggg,, sakit mas". Bukannya berhenti, Raka malah semakin bernafsu melihat wajah dan mendengar suara memelas Syera. Raka semakin meracau tidak jelas dan mengeluarkan kata-kata vulgarnya.

"Tahann sayanggg, kamu nikmat, memek kamuuu, aaahhh, Syera, kontol aku gak mau berhenti nyiksa punya kamu, ini nikmat, sebutt nama aku sayangg, sebut Syera, ahhh". Syera  tidak bisa fokus, vaginanya benar-benar sakit, perih, ini pertama kali baginya, dan Raka memperlakukannya dengan kasar.

"aahh sakit Mass, mass Raka ampunn".

20 menit berlalu, gerakan semakin cepat, hentakan keras secara berulang-ulang, tubuh Raka mengejang, bagi Raka kenikmatan yang dia rasakan tiada duanya.

"Ahhh, Ahhh, Ahhhhhhhh Syeraaa". Semburan hangat sangat terasa pada vagina Syera.

Dalam beberapa saat keduanya terdian untuk menteraturkan nafas mereka masing-masing.

"Mmmmuuuacchh, terima kasih sayang". Raka masih enggan beranjak dari tubuh Syera, mengecup lama kening Syera, dia tidak rela penyatuannya harus terlepas.

"Mass sakitt", Hanya itu yang keluar dari mulut Syera, dia tidak berani menatap mata Raka.

"Kamu tidak punya satupun izin ninggalin aku setelah kejadian ini, kamu hanya milikku Syera, semua tubuhmu hanya boleh melayani aku, kamu ngerti kan sayang", bukannya melepas kemaluannya pada Syera, Raka seperti mengintimidasi Syera.

Yang bisa Syera lakukan hanya mengangguk pasrah, dan hingga akhirnya Raka melepaskan miliknya dan memeluk erat Syera.


Dosen My Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang