🌙ㅣ22. Melarikan Diri ke Bukit

112K 13K 383
                                    

'' Terkadang, melarikan diri bisa menjadi solusi yang bisa diambil untuk keselamatan''

'' Terkadang, melarikan diri bisa menjadi solusi yang bisa diambil untuk keselamatan''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan belum bisa melepaskan pelukannya pada pinggang Alvaro saat ini. Seluruh tubuhnya gemetar, teringat dengan balapan motor yang pernah ia rasakan sebelumnya. Kali ini kondisinya sama, Alvaro kebut-kebutan namun dalam keadaan yang genting. Axares masih mengejar mereka setengah jam yang lalu, sampai akhirnya mereka kehilangan jejak karena Alvaro memilih jalan menuju bukit.

Jalannya tak terdapat aspal, hanya tanah biasa yang berbatu. Tampaknya Alvaro sudah mengenal jalan itu, sebab ia dengan mudah mengendarai motornya di sana, hingga tiba di bukit sepi.

"Turun." Alvaro mendelik begitu melihat lengan Rembulan masih memeluknya erat, bahkan wajah gadis itu menempel di punggungnya seakan-akan terkena lem. "Turun!" perintahnya lagi, lebih keras.

Karena itu, Rembulan mulai mengendurkan pelukannya. Ia menatap sekitar, membenarkan letak kacamatanya sejenak. Udara di sini jauh lebih sejuk walaupun panas matahari begitu terik, dan hamparan luas rumput yang terpampang jelas di hadapannya membuat Rembulan takjub.

Seketika Rembulan turun dari motor, tetapi kaki-kakinya masih lemas dan gemetaran membuatnya terjatuh begitu saja. Rembulan mengusap-ngusap lututnya, kemudian mendongak pada Alvaro. "Kak, ini di mana? Cantik banget."

Alvaro melepas helmnya, melirik Rembulan sebentar kemudian ia turun. Pandangan matanya tertuju pada arah yang sama dengan Rembulan. Hamparan rumput luas yang berada di samping kiri jalan yang Alvaro lalui tadi dengan motornya.

Sebenarnya ini tempat yang Alvaro temukan dulu secara tak sengaja, kala itu Alvaro belum tinggal di luar negeri, ia masih bersekolah di sini dan Alvaro terbilang masih sangat nakal. Dulu, ia juga dikejar oleh sekelompok geng motor karena tak sengaja mengusiknya, karena menemukan jalan yang terlihat tak banyak dilewati, akhirnya Alvaro memilih menerobos jalan itu hingga menuntunnya kemari.

Ia tak menyangka jika ia masih ingat dengan jalan ini. Serta, tak menyangka ia kembali lagi ke tempat ini dengan orang yang tak pernah ia harapkan.

"Kenapa?" Alvaro masih berdiri tegap, memperhatikan Rembulan yang terduduk dengan tangan memijat kakinya. Ia tak menjawab apa yang menjadi pertanyaan Rembulan, justru balik bertanya.

Kepala Rembulan menoleh pada Alvaro, menengadah supaya bisa menatapnya. "Kaki Bulan lemes ... Bulan takut kak kalau kebut-kebutan," jawabnya pelan.

Alvaro memutar bola matanya dengan malas. "Lebay."

Rembulan hanya tersenyum tipis, ia melihat Alvaro berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya dari Rembulan. Lelaki itu duduk di atas rumput begitu saja, dengan tangan bertengger di lutut. Melihatnya, Rembulan segera bangkit dan duduk di samping kanan Alvaro.

4 Brother'z | Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang