22. •Lio Marah•

68.2K 7.8K 21
                                    

Jasmine menatap pintu kelasnya dengan tatapan berharap. Matanya melirik kesana kemari, mencari Viona yang tak kunjung datang. Lima menit lagi guru akan masuk namun tak ada tanda-tanda gadis itu akan datang.

Kriiing!

Bel berbunyi tanda sudah masuk ke pelajaran. Guru mulai datang dan memasuki kelas, Jasmine menatap pintu kelas itu, namun nihil. Viona tak datang.

Hingga beberapa jam sudah berlalu, bel istirahat pun sudah berbunyi, namun Viona juga tak kunjung datang. Tadi sebelum memulai pelajaran, Buk Darmi selaku guru Matematika itu meminta absen kepada ketua kelas, Jasmine pun berinisiatif bertanya kepada Angga.

“Apa Viona sakit ya? Coba aku tanya Angga deh,” gumamnya lalu beranjak untuk bertemu dengan Angga, ketua kelasnya.

“Angga!” Panggil Jasmine lalu berjalan mendekati laki-laki berkaca mata itu.

“Kenapa Jas?”

“Viona hari ini kenapa nggak masuk? Dia ngirim surat? Atau ada keterangan apa gitu?” Tanyanya membuat Angga berpikir, mengingat-ingat.

“Vionaa....dia alfa. Iya, dia nggak ada kasih keterangan, jadi gue kasih dia alfa.” Jawabnya membuat Jasmine kecewa karena merasa belum puas mendengar jawaban yang diberikan Angga.

Kemana gadis itu pergi? Batinnya.

“Makasih Ngga.”

Brakk!

Tiba-tiba suara bantingan pintu itu membuat Jasmine langsung menoleh terkejut.

Perempuan itu menoleh ke arah si pelaku yang berhasil membuat seisi kelas terkejut. “Mana Jasmine!?” Bentak Lio. Iya, laki-laki itu yang wajahnya sudah merah padam.

Seisi kelas menatap bergantian ke arah Jasmine yang berada di pojok kelas setelah bertanya kepada Angga mengenai kabar dari Viona. Laki-laki yang sedang menahan amarah itu pun mengikuti arah pandang para siswa yang menatap ngeri ke arah Jasmine.

Jasmine yang ditatap seperti itu pun jadi gemetaran dan takut. Tatapan tajam yang Lio lontarkan untuknya, membuat bulu kuduknya langsung berdiri. Jantungnya terpompa cepat saat Lio berjalan mendekatinya.

Laki-laki itu mencengkram lengan Jasmine kuat membuat empunya meringis kesakitan. “Mana Viona hah!?” Tanyanya dengan nada tinggi membuat Jasmine menutup matanya menahan sakit dan bentakan yang cukup keras itu.

“Ak-aku juga nggak tau kak Lio. Di-dia nggak ma-masuk hari ini,” jawab Jasmine sejujur jujurnya.

“Lo sembunyiin dia dari gue kan!? Hah!? Jawab!” Bentaknya keras. Cengkraman laki-laki itu semakin erat membuat Jasmine meringis kesakitan.

“Ak-aku beneran nggak tahu, tolong lepasin.” Pinta Jasmine yang melihat lengannya sepertinya telah memerah. Sedangkan kelasnya hanya menontonnya saja tanpa ada niatan membantu dirinya.

Kemana Aleo? Kenapa dia tidak bersama Lio? Setidaknya ia masih bisa meminta bantuan suaminya itu.

“Kalau sampai lo sembunyiin Viona dari gue. Gue habisin lo!” Ancamnya lalu melepaskan cengkraman kuatnya dari lengan Jasmine. Perempuan itu menggenggam lengannya yang sedikit nyeri, sakit sekali rasanya.

Ia tidak tahu kalau Lio akan semarah itu. Ia juga tidak tahu kalau Viona pergi dari Lio diam-diam. Jelas itu membuat Lio jadi marah, karena Viona sudah di klaim menjadi milik laki-laki itu.

Jika Viona pergi, Lio tak segan-segan membunuhnya karena ia merasa Jasmine yang bertanggung jawab atas hilangnya Viona.

“Makanya, jadi anak beasiswa nggak usah cari gara-gara Jas! Mampus kan lo?” Sahut salah satu teman dikelasnya tanpa rasa belas kasih sedikitpun.

Jasmine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang