Setelah pertemuan Syera dan Raka hari itu, hubungan mereka sampai saat ini terpantau lancar, walaupun Syera belum punya waktu untuk bertamu kerumah Raka dan tidak mengizinkan Raka untuk menemuinya diluar apalagi sampai kekost karena memang akhir-akhir ini dosen Syera banyak yang aktif memberikan kelas mereka tugas.
Dari kejauhan setelah menemui dosen Syera tidak sengaja melihat Raka dan dosen buk Geya berjalan sambil mengobrol, rahangnya yang tegas, tampan, walaupun sedikit senyum, Syera tidak buta untuk melihat bagaimana buk Geya juga menaruh perasaan pada bayi besarnya.
"Sebenarnya kita ini apa mas, apa yang kamu sembunyikan dari aku, memangnya seperti apa aku dihati kamu hingga kamu belum sesiap itu untuk menikah, sedangkan hubungan kita sudah melangkah terlalu jauh", batin Syera dan berusaha menghilangkan hal-hal yang mengganggu pikirannya, dia memutuskan untuk langsung pulang, karena kegiatannya dikampus juga sudah selesai.
Ketika masih diperjalanan, Syera mendapatkan notifikasi pesan, siapa lagi kalau bukan dari Raka.
"Jangan berfikir yang aneh-aneh, jangan cemburu, kamu milikku, lain kali jangan menatapku seperti itu, kamu bisa berbasa basi seperti pura-pura menyapa jika dikampus". Syera hanya melenguh, lagi-lagi gerak-geriknya diketahui Raka.
Syera tidak mempunyai niat untuk membalas pesan tersebut, moodnya benar-benar lagi kacau, semangat kuliahnya kian hari kian menurun, malas dalam dirinya semakin mendominasi, tugasnya sedang menumpuk, dia merasa tidak punya quality time untuk dirinya sendiri, seperti sebelum dia menjadi seorang mahasiswi. Namun satu notifikasi kembali membuyarkannya dari lamunannya.
"Kamu yang datang padaku atau aku yang datang ke kostmu dan kubuat kost itu tidak berpenghuni selain kita, atau dosen yang membuat tugasmu menumpuk yang harus aku pecat? Aku tidak bisa menerima penolakan lagi Syera". Syera seakan tidak percaya, bagaimana dia bisa sepemaksa itu, ingin rasanya Syera membalas pecat saja yang namanya Raka menjadi dosen, tapi Syera benar-benar lagi gak punya mood untuk berdebat dan tidak punya waktu untuk meladeni kemarahan Raka.
"Ok, aku tidak pulang kekost, aku langsung kerumah mas". Syera membalas pesan Raka, dan meminta supir taxi untuk memutar arah tujuannya kerumah Raka.
Sesampainya dirumah Raka, Syera langsung merapikan kamar dan dapur Raka yang sudah seperti kapal pecah, mengumpulkan pakaian-pakaian kotor Raka untuk diloundry, selang beberapa saat, kehadiran Raka mengagetkannya.
"Astagaa mas, kamu bikin jantung aku mau copot mas". Tiba-tiba ada satu tangan yang melingkar dipinggang Syera dan satunya meremas payudaranya.
"I'm really sorry for that baby, aku gak ada hubungan apa-apa sama buk Geya sayang. Mmmhhhmmm sayang kamu merasakannya kan?". Suara seraknya, nafasnya memburu dileher Syera, mengecup tanpa henti, dan tanpa bisa ditahan Raka sedikit menusuk-nusukkan bagian bawahnya pada Syera, berusaha mencari celah dari kedua paha Syera agar tusukannya semakin dalam.
"Mas, pleaseeee. Nooo". Syera menggeliat berusaha menolak dan ingin berbalik menghadap Raka, tapi keputusan yang diambil Syera sepertinya sangat salah.
"Mmmhhmm,, cup, aahhh, kamu taukan sayang, wajah memelasmu hanya akan semakin membangkitkan gairahku". Posisi ini semakin memudahkan Raka mengeratkan pelukan mereka memberikan jilatan dileher Syera tentu saja, tanda cupang yang sudah bertebaran, Raka benar-benar keterlaluan.
"Ahhh, mas, jangan ditusuk-tusuk, punya kamu keras mas, aku gak nyaman". Raka sama sekali tidak menghiraukan permohonan Syera.
"Mas, aku besok ada kelas mas, kalau kamu bikin leher aku kayak gini, gimana aku kuliahnya mas, aaahh mas, stopppp mas pleaseee". Raka malah semakin mendesah dileher Syera karena menikmati aksinya dan meremas-remas bukit kembar Syera.
Syera tau jika sudah begini, dia harus menghentikan segala aktifitasnya dan fokus untuk membujuk Raka.
"Mmmhhmmm, senikmat itu?" Syera menangkup wajah Raka dan memberikan kecupan singkat dibibir pria itu, "tapi kamu harus ganti baju dulu ya, mandi dan makan mas", Syera mengimbangi desahan Raka dengan berbicara bak memanjakan pria itu.
"Mmmhhhmmm, bibir kamu aku suka, aku gak akan mandi dan makan kalau nanti kamu gak kasih aku ini dan ini", sambil meremas payudara Syera dan bongkahan pantat Syera.
"Ahhh, ssttt, okok OK sayang, tapi please gak boleh lebih jauh mas, hanya pakai tangan dan gak boleh sampai kedalam", Syera dengan sigap mengiyakan permintaan Raka karena bagian vaginanya dimainkan kasar oleh Raka, bahkan tangan Raka ingin memasuki celana scuba yang dikenakan Syera yang membuat Syera harus mengambil keputusan cepat.
"Cup, gadis pintar, aku mandi sekarang", tanpa lupa kembali memberikan satu tanda dileher Syera, meremas gemas payudara dan pantat Syera, membuat Syera hanya bisa meringis karena sedikit sakit.
