48- Only Me

159K 14.4K 1.5K
                                    

Bacanya sambil dengerin itu

Bintangnya dulu ditap

____

"Gue udah balik dari toilet, Lo dimana?" tanya Alan diseberang sana.

"Udah gue bayar, Lo pergi aja dari situ, Gue sekarang di taman rumah sakit," jawab Olivia menendang-nendang kerikil di sana dengan alas sepatunya.

Tut

Alan mematikan panggilan mereka sepihak.

Detik demi detik berlalu.

"Ngapain?" tanya seseorang mengangetkan Olivia yang terlihat sangat gabut.

"Eh," kagetnya.

"Gue gabut doang, Cari angin," jawabnya sambil melihat Alan yang duduk di bangku sampingnya.

Dahi Alan mengerut, "Tangan lo kenapa?"

Olivia menoleh, "Oh, Ini abis donor darah," jawab Olivia.

"Siapa?"

"Gak tau, Gak kenal, Kebetulan darah disini abis terus gue lewat denger, Kebetulan darah yang dicari kayak darah gue. Terus, Gue donorin," jelasnya membuat Alan memangut-mangut paham.

"Lain kali jangan asal donor-donorin, Cari tau dulu siapa-siapanya," tutur Alan membuat Olivia mengangguk singkat.

"Ayo pulang," ajak Alan berdiri sambari mengadahkan tangannya didepan Olivia.

"Gendong, Cape naik turun lift," ujar Olivia cemberut.

Alan menghela nafas berat, Ia mengangguk membuat Olivia sampai-sampai menggeleng tidak percaya.

Alan berjongkok didepan Olivia, "Naik!" titah Alan menepuk punggungnya.

Olivia mengangguk, Ia naik dipunggung lebar Alan dan mengalungkan tangannya dileher cowok itu.

Alan menarik kaki Olivia dan memeganginya agar badan Olivia tidak terjatuh. Ia mengangkat tubuhnya yang terasa lebih berat dari biasanya karena terdapat Olivia di atas punggungnya.

"Berat," cibir Alan berbohong. Tubuh kecil Olivia sama sekali tidak membuatnya lelah sama sekali.

"Lo aja yang lemah," ejek Olivia balik.

"Ck."

Olivia membukakan pintu ruangan Dhani menggunakan tangan kanannya yang masih melingkar dileher Alan.

Cklekk

"WADOH, GENDONG-GENDONGAN SEGALA NIH!!" pekik Gio melototkan matanya.

Mulut orang-orang yang berada didalam ruangan Dhani terbuka lebar melihat pemandangan yang membuat mereka menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.

"Gila, Ini ketua gue gak sih? Kok jadi AAAAA," lebay salah satu dari mereka.

"Diem atau gue potong lidah lo-lo pada," kata Alan penekanan sambil menunjuk-nunjuk anggotanya dengan sorot mata tajamnya membuat mereka kicep.

ALAVIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang