"ssssttt Mas, aku lagi makan sayang", sedikit merasa nyilu dibagian payudaranya karena tiba-tiba diremas oleh Raka.
"Maaf sayang, lagi-lagi aku gak bisa ngontrol khilafku", kembali berbaring dan memainkan telepon genggamnya sembari menunggu Syera selesai dengan makanannya.
beberapa saat kemudian Setelah makan, tidak ada begitu banyak obrolan diantara mereka selain Syera yang menuruti kemauan Raka yang ingin bermanja-manja tidur sambil berpelukan dengan kepala yang berada didepan dada Syera dan dengan elusan lembut tangan Syera pada rambut Raka.
"Mas... Sshhhsh sakit mas", Syera kembali merasakan remasan kuat pada payudara sebelah kanannya.
Layaknya seorang bayi yang sudah sangat haus, Raka langsung cekatan membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Syera.
"Maafin mas sayang, mas gak bisa nepatin janji untuk tidak nyentuh kamu", dengan tergesa-gesa dan dengan tindakan sedikit memaksa.
"Mas, mas, please, kamu udah janji mas, mas kamu bikin aku takut mas". Sambil menahan tangan Raka, yang tentu jauh lebih kuat dibandingkan tenaga tangannya.
" Mas, iiiihhh kamu tuh ya", dengan masih berusaha menahan agar bajunya tidak terbuka.
Namun, Syera gagal, setelah semua kancing baju yang dikenakan Syera terbuka, Raka langsung mengangkat kedua Bra Syera sedikit keatas dan menampilkan 2 buah bukit kembar yang sangat pas ditangan Raka, spontan bukan hanya mulut Raka yang menginginkan bukit kembar Syera, tapi bagian bawahnya yang sejak tadi sudah gagah berdiri semakin terasa nyilu. Dia menginginkan Syera.
"Mas, jangannn, aku mohon", dengan raut wajah memohon dan memelas sambil menutup kedua bukit kembarnya dengan 1 tangannya, dimana satu tangan Syera sudah dicengkeram erat keatas oleh Raka.
Tanpa memperdulikan permohonan Syera dan wajah ketakutan dan kecemasan yang ditampilkan Syera, Raka dengan lahapnya langsung meraup puting payudara sebelah kiri Syera, menyusu seperti bayi, sangat rakus, membuat Syera langsung meringis karena merasakan gigi-gigi Raka diputingnya.
"Mas, sakitt, shhhh, aahhhhh", Syera terlonjak kaget, Raka tiba-tiba menggigit putingnya dengan gemas, dan tangannya yang tidak bisa diam meremas payudara Syera yang sebelahnya.
Setelah menggigit puting Syera Raka langsung mencium bibir Syera dan menghisap bibirnya seperti seorang yang benar-benar membutuhkan pelepasan saat ini juga, tanpa kesabaran dan permainan lembut, tapi ini seperti menuntut agar hasratnya terpuaskan.
"Mmmmhhh", Syera yang sudah lelah melawan hanya bisa berusaha menyeimbangi permainan Raka, mengelus kepala Raka, merasa Raka kali ini benar-benar kasar, Syera dengan mengumpulkan tenaganya menangkup wajah Raka dengan kedua tangannya.
"Heyyy,, Ok, pelan-pelan sayang, ini benar-benar Silu, ssstt, okok kamu bisa melakukannya dengan lembutkan? Mas please, sssttt Mas". Sambil memberikan tatapan memohon pada Raka, dimana tangannya yang masih tidak bisa diam meremas bukit kembar Syera dengan kasar.
"Dengan kamu memohon seperti itu, kamu malah semakin membuat tubuhku terasa panas Syera, kamu membuatku menginginkan lebih, aku suka saat kamu kesakitan karena aku, aku tidak suka bermain dengan lembut, lihat ini, mainanku yang sangatt aku suka Baby". Bisik raka denga suara seraknya sambil menunjukkan remasannya pada Syera, dan langsung menangkup puting Syera kembali.
"Slurrpppp, Slrrrpppp, Slrrrppp", Bunyi perpaduan hisapan kuat yang dilakukan Raka pada payudara Syera.
"Ahhh", Syera menekan kepala raka pada payudaranya untuk mengurangi rasa sakit karena gigitan-gigitan kecil Raka.
Tangan Raka yang satunya mulai berani bergelia dibagian yang paling terlarang, Raka langsung mengusap kasar bagian itu, Mata Syera langsung membulat dan menepis tangan Raka, tapi sayang tangan itu sangat kuat, Syera gagal menepisnya.
"Aku bakalan beneran marah sama kamu Mas, aahh, Mas, kamu keterlaluan, kamu tau gak sihhh, aahhh, mas, jangan, ahhh, mas, mas, sassttt, kalau kamu gak lepasin, aku gak bakalan mau lagi datang kesini dan ketemu kamu, aku bakalan pindah kuliah kekampung". Dengan nada mengancam sambil berusaha melepaskan tangan Raka pada bagian intimnya, Raka memberikan tekanan-tekanan pada vagina Syera dari luar, rasanya seperti nyilu karena Raka melakukannya dengan kasar, tapi juga nikmat, tetap saja ini salah bagi Syera.
Spontan setelah mendengar ancaman Syera pergerakannya terhenti dan langsung menatap kearah Syera dengan tatapan yang sulit diartikan, tapi tetap saja, tatapan menginginkan Syera lebih mendominasi.
"Kamu gak akan lakukan itu, kamu tidak boleh lakukan itu, KAMU DILARANG MELAKUKAN ITU SAYANG, AKU GAK BAKALAN IZININ KAMU UNTUK PERGI ATAU MENINGGALKAN AKU", memberikan tekanan pada akhir kalimatnya.
"Mas kamu buat aku takut", ucap Syera.
"Ok, aku gak bakalan nyentuh bagian ini untuk sekarang, tapi kamu harus menukarnya sayang", ucap Raka, tatapannya masih tajam, membuat Syera takut untuk membantah.
"Tukar dengan apa mas?", tanya Syera ragu-ragu, Syera tau, Raka pasti merencanakan sesuatu lagi seperti dulu.
"Susuin aku, sampai aku tertidur, dan juga elus kepala aku, Cup". Dengan memerintah dan mengecup singkat bibir Syera.
"Mas, ka...", Raka langsung memberikan tatapan tak terbantahkan dan menciutkan nyali Syera untuk kembali bersuara, kembali menghisap payudara Syera dan mengajak Syera tidur seperti menyusui seorang bayi. Syera hanya pasrah dan mengikuti permainan Raka, mengelus, dan sesekali meringis dan terpekik tatkala Raka menghisap kuat dan menggigit gemas putingnya.
