Di zaman sekarang, mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang bisa memenuhi kebutuhan hidup bahkan lebih sangatlah susah. Ketika mendapat kabar jika Direktur dari Wiratama Group mencari seorang sekretaris tambahan, dengan penuh semangat dia ikut mendaftar. Mencoba keperuntungannya. Bukan posisi yang membuatnya tergiur, melainkan gaji yang ditawarkan. Bukan hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ia yakin bisa belanja ke mall dengan gaji tersebut.
Setelah segala proses panjang dengan persaingan ketat, ia diterima. Dari sekian puluh orang pendaftar, dia lah yang beruntung karena diterima. Hari-harinya berjalan menyenangkan walaupun disuguhi dengan banyak pekerjaan. Tapi jika mengingat ia bisa shopping nanti, semangatnya pun kembali membara.
Hari berubah menjadi minggu, minggu berubah menjadi bulan, lebih dari satu bulan dia bekerja pada Reza Wiratama. Partner kerjanya pun -asisten pribadi Reza- cukup membuatnya nyaman dalam bekerja. Ia menyukai pekerjaan ini, meski sudah beberapa kali dia harus terbang ke kota lain secara tiba-tiba, dia tidak masalah. Dia harus tetap berjuang hingga mencapai hidup sejahtera.
Tidak melakukan kesalahan, dia selalu mencoba berhati-hati agar tidak membuat kesalahan dan berakhir pemecatan. Dia merasa sudah menjadi karyawan yang begitu baik, lalu kenapa nasib buruk tetap saja menghampirinya?
Hanya karena dia kedapatan tengah membersihkan kemeja atasannya saat akan rapat oleh istri bos-nya, dia berakhir di pecat. Istri bos-nya sangat pencemburu rupanya. Mau dia menjelaskan bagaimanapun, istri bos-nya tetap saja tidak percaya.
Saat dia merasa hidupnya akan berakhir menjadi gelandangan, Reza dengan baik hati membantunya. Pria itu menawarkan dirinya untuk bekerja pada adik mantan bos-nya ini. Gava Wiratama, yang ternyata sekretaris pria itu diambil oleh Elena untuk mendampingi Reza. Benar-benar istri yang posesif. Tapi mengingat istri bos-nya tengah mengandung, ia mencoba memakluminya.
Bisa dikatakan dia sedikit turun pangkat, karena gajinya memang berbeda walau hanya sedikit. Lagipula satu juta bukan uang yang sedikit bukan? Dia bekerja menjadi sekretaris CEO GA Company yang kini merambah pada bidang industri. Bos-nya ini terkesan ambisius karena terus mengeluarkan produk yang dibutuhkan dikehidupan sehari-hari. Dari sabun cuci piring hingga sabun mandi, lalu merambah pada parfum. Desas-desusnya, sang bos juga ingin membuat produk baru yaitu rokok.
Mungkin bagi beberapa orang, perusahaan ini akan dianggap kecil ketimbang saudara-saudaranya. Padahal perusahaan ini pun besar karena sudah menguasai pasaran Indonesia. Produk parfumnya pun mulai merambah ke pasaran Asia Tenggara.
Akan tetapi, dibalik kemajuan perusahaan ini, ada keanehan pada bosnya. Itulah pendapatnya ketika pertama kali bekerja pada Gava Wiratama. CEO yang bekerja hanya mengenakan kaus dan celana jeans. Terkadang mengenakan celana pendek dipadukan dengan kemeja flanel yang tidak dikancingkan. Ketimbang CEO, bos-nya ini lebih cocok menjadi anak kuliahan.
Desas-desus yang beredar, katanya Gava tidak menginginkan bekerja di perusahaan keluarga. Pria itu berkeinginan menjadi dokter. Entah karena alasan apa, Gava berkahir menjadi CEO di anak perusahaan Wiratama Group. Nyatanya, walau pria itu terkesan ogah-ogahan dalam bekerja, tetap saja perusahaan ini bisa maju pesat.
"Di!" suara bos-nya yang terdengar dari intercom mengejutkannya. Padahal dia tengah mengenang kejadian-kejadian sebelumnya yang entah dikatakan keberuntungan atau kesialan. "Keruangan gue." bos-nya kembali berucap tanpa menunggu balasan darinya. Toh ia tahu jika bos-nya bisa melihatnya dari dalam.
Membenarkan rok-nya yang mungkin kusut, ia berjalan memasuki ruangan bos-nya. Adakah yang merasa terkejut ketika bos kalian menggunakan sapaan akrab? Menurutnya, lo-gue lebih pantas digunakan kepada teman, bukan bawahan ataupun rekan kerja. Nyatanya, pada siapapun bawahannya bos-nya ini berbicara semaunya.
"Ada apa Pak?"
"Nanti ada pihak periklanan kesini, mau nentuin artis katanya. Lo aja yang urus, gue mau tidur. Jangan ganggu gue sampai gue puas tidur, ngerti?"
Jujur saja, dia tidak mengerti. Sekarang jam setengah dua lebih sedikit. Sedangkan bos-nya berpamitan tidur yang entah kapan bangunnya. Sebenarnya dia ingin protes, tapi dia bisa apa? Dia tidak mau dipecat, setidaknya sampai dia memiliki tabungan lebih. Karena dia sendiri tidak yakin bisa bertahan sampai kapan dengan bos super aneh ini.
"Baik Pak."
"Oh ya satu lagi, itu kamar gue diberesin, baju-bajunya bawa ke laundry."
"Baik Pak."
Wajah Gava terlihat akan protes, namun detik berikutnya pria itu menggedikan bahu. Tangannya mengkode agar sekretaris barunya ini cepat bekerja. Lalu dirinya kembali bersandar di kursi kebesarannya dengan ponsel miring, bermain game.
Dalam sejarah hidupnya dalam bekerja, dia baru pertama kali bertemu bos seperti ini. Jika hanya pengusaha kecil-kecilan itu masih wajar bertingkah selengean. Sedangkan ini, perusahaan besar yang berkembang dengan cepat, tapi bos-nya benar-benar aneh. Mungkin jika gaji yang ditawarkan tidak menggiurkan, ia yakin para karyawan disini memilih resign saja mengingat kelakuan bos mereka yang suka semena-mena.
🍁🍁🍁🍁
TO BE CONTINUE
Jangan lupa ramein ya biar aku semangat! See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling for Weird Boss
Romance[#6 Wiratama's] Diandra merasa beruntung bisa menjadi sekretaris seorang Reza Wiratama. Bukan karena bos-nya itu tampan, melainkan gaji yang sangat menunjang hidupnya. Lagipula sang bos sudah mempunyai istri, mana berani dia berpikir macam-macam. Ke...