Plak! Suara tamparan itu menarik perhatian satu kelas dan semua mata memandang kearah pintu masuk. Terlihat seorang perempuan berambut panjang baru saja melayangkan tangannya ke wajah siswa berprestasi di sekolah mereka. Miko, laki-laki dengan rambut ikalnya langsung berlari dari tempatnya duduk menghampiri sahabatnya.
"Ada masalah apa, ada masalah apa?" paniknya berusaha menjauhkan Gian dari perempuan yang terkenal gila di sekolah.
Gian Rafardhan, laki-laki yang terlahir dari keluarga sederhana, anak kedua dari 3 bersaudara yang kelakuannya paling membuat orang tuanya mengelus dada. Selain siswa paling prestasi, Gian juga memiliki predikat sebagai laki-laki penakluk hati wanita. Predikat itu di dapat saat Gian berhasil meluluhkan dua hati perempuan yang anti dengannya.
Perempuan anti Gian adalah perempuan yang menolak ketampanan dan pesona laki-laki itu di saat banyak sekali perempuan yang menyukainya. Meskipun memiliki visual yang sering dijadikan tipe ideal para perempuan, tidak banyak juga yang tidak suka dengan Gian karena menganggap laki-laki itu suka tebar pesona dan terlalu percaya diri.
Perempuan anti Gian pertama yang Gian taklukan hatinya adalah Nikita Athaski sang ketua osis yang sangat tegas dan terampil. Ia juga kakak kelas Gian yang lulus tahun lalu. Yang kedua ada Delisa Sophie Calista, siswi peringkat kedua yang memiliki paras bak dewi yunani. Tidak, ini bukan berlebihan. Delisa memang gadis yang paling cantik di Golden High School, mungkin karena ayah gadis itu keturunan bangsawan inggris. Tidak ada yang tau betul tentang rumor itu, yang mereka tau ayah Delisa hanya berkewarganegaraan inggris. Namun, tiga bulan yang lalu Delisa pindah ikut ayahnya ke inggris setelah perceraian kedua orang tuanya.
"Kalau dari awal niat lo gak mau pacarin gue, kenapa deketin gue?" tanya Mikaila dengan sorot mata yang tajam.
"Emang ngedeketin berarti mau macarin?"
"Tujuan lo deketin gue bukan karena lo suka sama gue?"
"Gue pengen deket sama lo karena gue pengen akrab aja. Nggak ada tujuan selain itu."
"Terus kenapa lo harus kasih perhatian lebih ke gue, Gian!" Mikaila kehabisan kesabarannya. Amarah di dalam dirinya menggebu-gebu dan tidak tahan untuk menghajar wajah Gian yang terlihat tidak berdosa.
Mikaila Danira, perempuan badas yang sering kali disebut sebagai perempuan gila karena kebar-barannya. Ia juga memiliki tempramental yang buruk sehingga membuat banyak murid takut kepadanya, terlebih Gian, jangan ditanya kondisi laki-laki itu sekarang. Yang jelas jika Gian tidak pandai mengatur ekspresi wajahnya mungkin akan sangat terlihat wajah ketakutannya. Bahkan tatapan bengis Mikaila yang terlihat seperti akan mengulitinya hidup-hidup membuat lutut Gian gemetar. Namun Gian berhasil menahannya dengan baik sehingga membuatnya terlihat biasa saja. Entah apa yang membuatnya berani menerima tantangan Miko sampai membuatnya berani mempertaruhkan nyawa.
"Perhatian yang gue kasih ke lo sama aja dengan perhatian yang gue kasih ke teman-teman yang lain. Mungkin hanya lo yang menganggap itu berlebihan." Entah keberanian dari mana Gian menjawab seperti itu.
"Emang brengsek ya, lo!" Mikaila hendak kembali melayangkan tangannya ke wajah Gian namun dengan sigap Miko menahan tangan gadis itu.
"Sabar Kai, sabar, kita omongin secara kekeluargaan ya jangan pakai kekerasan. Kasian Gian gak punya uang buat operasi plastik," kata Miko berusaha meredam amarah Mikaila dan mendapat tatapan sinis dari Gian.
Tidak ada sabar di kamus Mikaila, gadis itu langsung menepis tangan Miko sampai membentur pintu. Sang empu merasakan kebas yang sangat luar biasa, bagaimana bisa perempuan cantik seperti Mikaila memiliki tenaga 10 preman di pasar. Ingin rasanya membalas perbuatan Mikaila namun Miko sadar jika ia membalas akan mendapat rasa sakit yang lebih dari rasa sakitnya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS
HumorTrauma masa lalu menjadikan Ana seperti gadis yang tak berperasaan. Ia tak memiliki kemampuan bersosialisasi untuk menjalani hari seperti remaja seusianya. Ana bukannya memiliki hati yang keras, ia hanya takut orang lain akan mengetahui sisi lemahny...