Pergi

3.9K 510 10
                                        

« without words »

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

« without words »

Renjun terdiam di sepanjang perjalanan, ia tak berani mengutik wajah masam Winwin yang kini sepenuhnya marah. Bahkan Winwin mengendarai mobilnya terlampau cepat, membuat pria mungil di sampingnya cukup kencang meremat Seatbelt yang ia kenakan.

Tuan rumah tampak terkejut dengan kedatangan Winwin yang tiba-tiba, menatap dengan bingung wajah penuh amarah Winwin yang duduk dihadapan mereka. Sedangkan Renjun hanya tertunduk takut dengan tubuhnya sedikit gemetar.

Winwin memulai interaksinya dengan mengeluarkan benda ke atas meja. Pisau lipat milik Renjun, hadiah dari Jaemin dan Jeno. Kedua tersengka yang memberikan hadiah hanya memalingkan wajah ke segala arah sedangkan Yuta yang mengetahui siapa pelakunya hanya bisa menggeleng pasrah. Jaehyun masih dengan tatapannya yang datar dan tenang, menunggu apa yang ingin di katakan winwin selanjutnya. Sosok Johnny tak terlihat dari semalam cukup membuat Renjun bertanya-tanya meski hal itu terlihat biasa di rumah ini. Namun terselip rasa penasaran dalam benaknya, mengingat sikap Ten yang ia lihat tadi. Apa yang telah terjadi?

"aku tidak bisa membiarkannya lagi, aku ingin membawa Renjun, mengambil anak ini dari kalian sebelum terlambat." ujar winwin yang justru tak di beri respon 4 pria di hadapannya. Berbeda dengan Renjun yang tampak gelisah.

"ge, aku sudah bilang tidak mau." tegas Renjun yang di hiraukan Winwin.

"kalian bukan sosok yang pantas merawat Renjun, jangan jadikan Renjun monster seperti kalian!"

"sepertinya kau salah paham," jawab Yuta mencoba melurusi, namun Jaehyun sudah bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri winwin.

"lalu yang pantas seperti apa?" tanyanya dingin dengan satu tangannya yang sedikit mencengkram dagu Winwin. Ia cukup jengkel dengan sikap Winwin yang seakan ingin memonopoli Renjun nya. Meski faktanya ialah yang memonopoli anak itu agak tak di miliki orang lain.

"hyung, jangan!" Renjun cukup terkejut dengan aksi Jaehyun, meremat lengan Jaehyun dan meminta untuk melepaskan cengkramanya.

"Yang jelas bukan sosok seperti kalian, jangan bawa Renjun lebih jauh lagi." sarkas Winwin, meski tubuhnya gemetar ditatap dengan begitu tajam, namun Winwin tak gentar. Semakin ia takut dan ragu, ia semakin ditindas, pikirnya.

"hyung, kumohon hentikan." meski tak mengerti dengan apa yang katakan Renjun lewat bahasa isyaratnya, Jaehyun menarik tangannya dari Winwin. Air mata dari pria mungil disampingnya cukup membuat jantung Jaehyun terasa nyeri dan paham bila anak itu sedang terguncang, Jaehyun paling tidak bisa melihat hal itu.

Sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya Jaehyun pergi meninggalkan ruangan. Suasana canggung menerpa di ruang tamu yang kini hanya terdengar suara isakan tangis dari Renjun. Semua terhenyak dalam lamunan masing-masing. Kata-kata dari winwin cukup menusuk perasaan mereka. Begitu pula sosok Johnny yang kini hanya bisa mematung di balik dinding. Ia mendengar semua percakapan yang Winwin lontarkan. Hal yang ia lakukan terlampau gila, bahkan kata menyesal untuknya pun tak pantas.

Without Words [JaeRen] √Where stories live. Discover now