27. Meski badai datang

2.9K 536 79
                                        

[Happy reading!!]

Sembari menyiapkan mental buat MV sticker, sabi lah ketemu kembaran kesayangan dulu🤭

Sembari menyiapkan mental buat MV sticker, sabi lah ketemu kembaran kesayangan dulu🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa sudah hampir sebulan Danan meninggalkan rumah. Tiap minggu dia memang selalu mampir buat bertemu dengan adik-adiknya, bahkan dia masih sering mengirimkan makanan lewat aplikasi antar jemput buat adik-adiknya itu. Tidak ada yang berubah, masih tetap sama. Hanya saja sekarang mereka tidak bisa bertemu sesering dulu lagi.

Sudah sebulan juga Auriga memperkenalkan Agha kepada teman-temannya dan mempertemukan kembali Agha dengan Aydan dan Rindu. Mereka jadi sering main ke rumah, mengajak Agha main dan kadang melibatkan Agha kalau mereka ingin melakukan sesuatu. Auriga iya-iya aja asalkan Agha senang dan teman-temannya gak nyakitin kembarannya itu.

Besok adalah hari yang paling menegangkan dan memusingkan. Mulai besok dan seminggu ke depan, Auriga akan sibuk dengan ujian kenaikan kelas. Sebenarnya gak begitu memusingkan bagi Auriga yang punya otak cemerlang, hanya saja dia punya banyak tunggakan tugas yang belum dia kerjakan dan juga nilai praktik seni nya juga membuatnya mengeluh pusing.

Jangan kira kalau Agha ahli dalam hal seni musik, maka Auriga juga sama. Salah besar. Malahan Auriga sama sekali tidak memiliki jiwa-jiwa seni musik. Hobi dia yang sering dengar musik bukan berarti dia ahli dalam bermusik. Bahkan Auriga sangat buta nada. Makanya nilai praktik seninya anjlok, meskipun nilai-nilai pelajaran yang lain cukup tinggi, apalagi matematika.

Dia dikasih waktu sama guru kesenian buat memperbaiki nilai praktiknya. Tapi sampai sekarang dia belum melakukan perbaikan. Alasannya cuma satu, dia malas latihan. Katanya lebih seru latihan judo ataupun taekwondo dibanding harus latihan musik.

Abel dan Ivan sudah mau sukarela mengajarkan adiknya itu dalam bermain alat musik, tapi setiap latihan pasti adiknya itu banyak tingkah sampai gak jadi latihan.

"Abang gak mau lagi dah ngajarin adek main musik, makan hati." Ucap Abel saat nyerah mengajarkan Auriga. Tingkat kesabaran Abel gak bisa disandingkan dengan tingkat kesabaran Auriga yang bahkan tidak ada sama sekali. Jadi kalau mau ngajarin Auriga, tingkat kesabarannya harus ekstra lebih karena mendengar ocehan Auriga dan kekesalan Auriga yang selalu salah mengambil nada. Abel aja yang biasanya 24/7 sama Auriga dan sudah soulmate banget sama adiknya itu, tetap aja gak kuat mental.

Malam ini di rumah hanya ada Agharna dan Auriga. Di luar hujan turun begitu deras. Terdengar suara gemuruh yang seakan saling bersahutan, membuat malam yang dingin ini semakin mencekam. Ditambah adanya pemadaman listrik semenjak sore tadi karena ada tiang listrik yang kesambar petir di dekat kompleks. Papa lagi gak ada di rumah, ada urusan luar kota sejak siang tadi, dan mungkin akan pulang lusa. Abel juga belum pulang karena kejebak hujan dan sekarang masih berada di markas tempat biasanya dia kumpul bareng teman-temannya, sementara Ivan masih berada di rumah sakit.

Dentuman gemuruh itu terus berbunyi.

"Kata Papa kamu gak mau perbaiki nilai kamu ya?" tanya Agha yang duduk bersandar di kasur, sementara Auriga lagi berada di meja belajar. Jangan tebak kalau dia belajar, dia cua duduk sambil mainin game di hp nya. Padahal besok ujian.

Hiraeth || Huang Renjun (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang