27 - Pernyataan Cinta Mattew

Začít od začátku
                                    

"Oh ya? Isshh, aku bisa malu kalau ketemu fans-fans aku nanti," jawab Hana entang sambil buru-buru menghapus blush on itu menggunakan tisu.

Senyum indah Jevano langsung pudar, matanya yang menyorot keteduhan kini berganti dengan sorot tajam. "Banyak yang suka sama kamu di perusahaan ini?" tanyanya tak suka.

"Kamu pikir cuman kamu aja yang jatuh cinta sama aku? Kamu nggak liat aku secantik apa?" sahut Hana percaya diri, sambil mengoleskan lipstik merah ke bibirnya.

"Udah, jangan merah-merah, nanti fans-fans kamu makin kurang ajar kalau liat kamu cantik kaya gini!" sungut Jevano kesal.

"Justru itu tujuan aku," cicit Hana terkekeh. Sengaja menggoda Jevano.

Jevano langsung merebut lipstiknya, lalu mengelap bibir Hana menggunakan tisu. "Ih, kok susah sih nggak ilang-ilang? Ini lipstik atau tinta?"

Hana langsung tertawa saat kedua wajahnya dikunci, lalu bibirnya digosok dengan kasar. "Ngapain sih, Kak?" cekikiknya geli.

"Diem! Aku nggak suka kalau milik aku dipandang orang lain. Sial, ini kenapa susah banget sih ilangnya?" Wajah Jevano semakin kesal. Ia berdecak lalu menatap Hana lekat. "Mau nggak mau, aku sendiri yang harus menghapusnya," pria itu langsung menangkup kedua pipi Hana lalu mendekatkan wajahnya.

"Hah mak—" belum sempat Hana menyelesaikan kalimatnya, bibirnya sudah lebih dulu dibungkam oleh benda lembut milik kekasihnya itu. "Hempppt ..." Hana sedikit berontak karena Jevano bukan hanya menciumnya, tapi melahap habis bibirnya.

" Hana sedikit berontak karena Jevano bukan hanya menciumnya, tapi melahap habis bibirnya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Remasan tangan Hana di kemeja Jevano semakin kencang saat dirinya mulai kehabisan napas. Karena takut jika kekasihnya itu pingsan, dengan sangat terpaksa Jevano melepas ciumannya lalu mengelap bibir Hana yang basah. "Kamu mau bunuh aku?" tanya Hana kesal sembari menetralkan napasnya yang terengah.

Tapi Jevano malah terkekeh. "Hehe maafin sayang, abisnya itu lipstik susah banget ilangnya," balasnya tanpa dosa.

Hana langsung mencibir, pria itu bener-bener posesif dan agresif, tapi sialnya itulah yang membuat Hana jatuh cinta pada sosok Jevano. "Ya udah, aku turun dulu ya," pamitnya lalu membuka handle pintu.

"Sayang—" Jevano langsung menarik tubuh Hana ke dalam pelukannya. "Jangan macem-macem ya di sana, cukup dua macem aja, aku sama Leon," gumamnya miris.

Hana langsung terbahak-bahak lalu mengelus kepalanya gemas. "Iya sayangku, hati-hati ya di jalannya," lalu gadis itu keluar dari mobil.

Jevano menaikan sudut bibirnya, mencintai Hana itu seperti naik rollercoaster, diajak naik saat diberi kebahagiaan, lalu dibanting turun saat diberi kesedihan. Tapi apa pun yang terjadi ia akan tetap bertahan. Semua suka duka yang sudah mereka lewati bersama adalah hal yang paling berharga di dalam hidupnya.



*****

"C'mon....temenin gue sekali ini aja, hemm?" pinta Mattew terus memaksa.

CHEATING [ END ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat