09 - Toilet Pria

238K 23.2K 291
                                    

Satu minggu berlalu dan kini Agatha sudah kembali bersekolah. Jangan tanya bagaimana cara Agatha menjalani masa skorsnya. Yang jelas dia hampir sakit jiwa. Raka sepertinya memang memiliki dendam terselubung.

Laki-laki itu berprilaku layaknya ibu tiri. Kejam dan tidak memiliki belas kasih. Agatha di tekan agar menjadi lebih baik, tiap gadis itu membuat kesalahan maka dia akan di pelototi tajam lalu di berikan beberapa hukuman ringan.

Agatha juga tidak diperbolehkan keluar rumah selama itu hingga Agatha frustasi. Cara berpakaian, cara berbicara, dan hal lainnya di ajarkan oleh Raka. Meski seperti itu tidak ada satupun pengajaran Raka yang masuk ke dalam otak Agatha. Semuanya hanya masuk telinga kiri lalu keluar lewat telinga satunya.

Agatha tetap akan menjadi dirinya sendiri. Dia tidak akan menuruti perintah Raka atau siapapun. Tidak akan!

Contohnya seperti sekarang, gadis itu baru sampai di sekolah sekitar pukul 8 pagi. Akibat seragam lamanya di buang, Agatha harus pergi ke tukang jahit dulu untuk mengecilkan seragam yang Raka belikan waktu itu.

Meskipun Raka sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk mendidik dan mengajar Agatha, itu sama sekali tidak berpengaruh. Agatha adalah gadis keras kepala yang paling tidak suka di atur. Tidak ada yang boleh mengubah dirinya, Agatha suka dirinya yang apa adanya.

Meskipun harus membuat banyak orang tidak menyukainya. Agatha tidak perduli sama sekali.

Gadis dengan seragam yang pas di badannya itu berjalan santai menuju gerbang belakang, dia merapihkan rambutnya seraya berjalan kemudian mengambil cermin di dalam tasnya. Memperhatikan make-upnya dalam diam, kemudian Agatha tersenyum.

Ini baru dirinya!

Selain seragam, Raka juga menyembunyikan make-up Agatha. Laki-laki itu sangat berniat membuat Agatha setres, tanpa make-up Agatha tidak hidup. Karna itu, Agatha harus merelakan sisa uang jajannya yang belum di potong untuk membeli make-up baru.

Raka sangat menyebalkan. Laki-laki dengan wajah datar itu membuat Agatha berada di ambang batas kesabarannya. Dia kini Agatha malas menatap wajah Raka lagi, bahkan di rumah pun Agatha tidak mau menanggapi ucapan Raka meski tetap melakukan apa yang Raka perintahkan.

"Cih, Raka anjing," gerutu gadis itu.

Dia sudah sampai di gerbang belakang kemudian mendorongnya pelan. Gerbang berukuran kecil ini tidak pernah di kunci dan tempat langganan anak-anak nakal yang suka terlambat sepertinya.

Tidak ada guru yang mengetahui, sebab letak gerbang ini terhalang gedung baru berupa gudang. Dan gerbang ini di buat oleh murid tanpa sepengetahuan mereka.

Langkah Agatha perlahan melambat, dia harus ekstra hati-hati jika sudah memasuki area sekolah. Kadang Raka itu seperti setan, bisa muncul di mana saja dan menangkap basah dirinya.

Agatha mematung, sepertinya dia terkena karma karna mengatai Raka setan. Dari kejauhan dia dapat melihat guru paling galak bertubuh gempal yang berjalan ke arahnya.

Dengan segera Agatha berlari dan bersembunyi sebelum tertangkap basah. Guru itu lebih kejam dari Raka, bisa-bisa Agatha di hukum mengepel seluruh lapangan yang ada.

"Heh, kamu terlambat ya?!"

Teriakan itu membuat Agatha berlari secepat mungkin, untungnya lari guru itu tidak secepat Agatha sebab bentuk tubuhnya. Agatha menghela nafas lega ketika dia sudah masuk ke dalam toilet pria. Karna guru itu wanita, Agatha menduga dia tidak akan menemukannya di sini.

Namun, Agatha tidak sadar jika dia tidak sendirian di dalam sana. Ada seorang pria yang baru keluar dari salah satu bilik dan memperhatikan Agatha.

My Roommate Is a Badgirl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang