🐙🐙🐙
Pesan terus masuk, bunyi notifikasi tak berhenti. Si mpunya ponsel sedang mandi, mendinginkan kepala di bawah guyuran gayung. Memang tak ada shower seperti di rumah lama, tapi itu bukan masalah. Yang penting air bersih tersedia.
Pintu kamar mandi dibuka, Lyn keluar dengan berpakaian lengkap, rambut basah dibungkus handuk kecil. Ponsel di atas meja dia ambil. Banyak pesan masuk dari temanteman virtualnya. Lyn bergabung dalam salah satu grup di jejaring sosial, grup itu khusus untuk pemecahan soalsoal. Sebulan sekali akan ada battle pengetahuan di grup tersebut.
Salah seorang member ada yang pintar hack. Lyn memintanya untuk menghapus postingan foto dirinya di forum sekolah.
Bagi Lyn fotonya masih terlihat cantik dari sudut mana pun, ciptaan Allah memang tak ada yang gagal, semuanya cantik di mata yang tepat, dalam hal ini setidaknya menurut Lyn dirinya cantik di matanya sendiri. Posisinya di pojok saat itu, tidurnya masih sangat normal. Tangan dilipat di dada, tubuh bersandar pada kursi, kaki disilang, mulut tak mangap, sama sekali tak ada minus dalam tidurnya. Namun, secantikcantiknya jepretan itu Lyn tak suka orangorang menikmatinya. Meski terlihat tak peduli, diamdiam Lyn menyuruh orang lain menanganinya.Teman grup sama sekali tak ada yang tahu wajah asli Lyn. Meminta member grup membantunya tentu saja berisiko wajahnya diketahui temanteman virtual lain, identitasnya akan terbuka. Karena itu Lyn berpurapura, mengaku bahwa itu foto temannya bukan dirinya. Meski Lyn absurd di mata temanteman grup, tapi dia tak suka berbohong. Jadi orang itu percaya begitu saja yang Lyn katakan.
Lyn memeriksa forum. Foto sudah hilang. Cepat sekali temannya bekerja. Bahkan melalui komentar di forum, dia tahu bahwa seluruh tangkapan layar dan salinan foto yang orangorang miliki sudah hilang semua, termasuk di ponselnya sendiri. Canggih sekali kemampuan hacknya. Untung Lyn sempat mampir ke warnet untuk cetak banyak foto tadi, jadi dia masih bisa melihat wajah tampan pria di belakangnya.
SquidyGurl: [Thanks!]
Lyn mengirim pesan pada temannya. SquidyGurl adalah id dirinya.
Tak lama pesan balasan masuk.Apolymath: [Kau mengerjaiku atau apa? Link yang tadi kau kirim sama sekali tak bisa dibuka lagi]
SquidyGurl: [Yang menghapus foto di forum bukan kau?]
Apolymath: [Bukan. Aku belum apaapain postingannya sudah tak ada pun]
SquidyGurl: [Oh okaylah. Pokoknya thanks aja]
Lyn mengetukngetuk jari ke dagu. Kalau bukan temannya siapa yang sudah baik hati membersihkan forum sekolah untuknya? Ah tak usah dipikirkan. Lyn menaruh ponsel dan mengambil foto yang tadi dicetak, dia tempel di buku hariannya.
"Memang tak jelek pun, serasi dengan pria di belakang!" ucap Lyn tak jemu memandang foto itu.
***
Foto sudah hilang dari forum, tapi orang kadung melihat. Bahan obrolan di forum sudah fokus lagi pada acara ultah sekolah, tapi di luar forum masih banyak yang penasaran dengan Lyn.
Saat berjalan melewati siswa lain, Lyn selalu merasa diperhatikan. Abaikan saja.
"Dia katanya ngediva banget di kelas. Tak mau berpartisipasi ikut pertunjukkan karena tak jadi peran utama."
"Yang lain capek latihan katanya dia enakenakan langsung pulang."
"Dia juga katanya gak ikut ospek. Langsung masuk gitu aja. Enak banget kan!"
"Rumornya dia anak orang kaya yang dimanja."
"Tapi dia datang pakai sepeda ke sekolah."
"Mungkin anak orang kaya yang bangkrut!"Dengan malas Lyn melempar kerikil ke danau sambil mendengar semua gosip lain tentangnya. Perkara tidur saat pertunjukkan sekarang gosipnya sudah merebak jadi lain lagi.
Di sampingnya, Zee terus menyebutkan semua yang orang katakan tentang Lyn."Kau tak mau membersihkan nama baikmu?" tanya Zee.
Lyn menggeleng, "Namaku tak pernah kotor. Buat apa dibersihkan. Mulut para penggosip itu yang kotor, mereka lah yang harus sadar diri mencuci."
"Cuek sekali ya kau aish. Bukankah kau bertahan di sini dengan beasiswa? Jika pihak sekolah mendengar semua rumor tentangmu apa mereka tak akan mencabut beasiswa itu? Mereka pasti enggan mensponsori siswa bermasalah."
"Tapi dalam hal akademik maupun prilaku aku tak pernah menyimpang dari standar yang sekolah tetapkan. Yang bermasalah itu orangorang di sekolah ini, bukan aku," jawab Lyn lagi.
"Yasudah lah. Btw, aku mau kembali ke kelas duluan. Setelah ini pelajaran olahraga, malas sekali ngantri ganti baju," kaluh Zee lalu bangun dan pergi meninggalkan Lyn sendirian di danau.
Setelah istirahat pertama kelas Lyn tak ada pelajaran apa pun, pagi tadi guru piket sudah menginfokan bahwa salah satu guru kelasnya tak bisa hadir, sebagai ganti hanya harus mengerjakan LKS saja.
Puas menatap danau, Lyn menuju perpustakaan. LKS sudah dia bekal dari saat keluar kelas tadi, jadi tak perlu kembali ke kelas dulu untuk mengambil buku.Seperti biasa, di mana pun berada Lyn akan memilih tempat yang jauh dari orangorang. Dia memilih pojok perpustakaan untuk mengerjakan LKS.
Dalam tiga puluh menit Lyn selesai menjawab semua soal. Waktu sisa yang masih banyak dia gunakan untuk tidur.
Setiap malam Lyn selalu begadang untuk menulis novel. Ya dia seorang penulis amatir. Dua hari setelah pindah, tak sengaja Lyn mendengar sang Nenek berbicara dengan ayahnya di telepon. Tak banyak uang yang dititipkan ayahnya untuk biaya hidup Lyn. Dari awal Lyn sadar diri bahwa dia tak bisa lagi mengandalkan orangtua yang selalu mengabaikannya. Dia sudah melakukan persiapan dengan mencari hal yang kirakira dapat menghasilkan uang. Salah satunya menulis novel di sebuah platform menulis. Belum banyak jumlah pembaca yang membaca ceritanya, tapi itu bukan masalah. Baru permulaan, setidaknya masih ada waktu sebelum uang mereka habis.Lyn sangat nyenyak tidur, sampai tak sadar seseorang sudah duduk di sampingnya. Seolah tak melihat Lyn, pria itu khusyu membaca bukunya sendiri. Sesekali dia akan menatap tajam pada orang yang diamdiam hendak mencuri foto Lyn yang sedang tidur lagi. Keberadaan pria itu membuat orangorang yang berniat tak baik pada Lyn langsung mundur dan tak berani melakukan apa pun.
"Dasar bodoh!" gumam pria itu sambil membalikkan halaman bukunya.
🐙🐙🐙

YOU ARE READING
Gurita Merah Jambu
Teen FictionTak berhenti menulis untuk mengguritakan mimpi. ~Salam Tinta dari Gurita Merah Jambu~