"Masa, doi ngira, abang tuh pacar Kay. Terus dia marah-marah karena cemburu", jawab Kay yang membuat Seva justru malah tertawa.
"Ihh, serius bang. Terus gara-gara dia emosi, gue jadi ikutan emosi lagi, mana gue tadi pake ngatain dia segala lagi. Aduhh bego banget sih gue",lanjut Kay yang membuat Seva semakin tertawa ngakak.
"Jahat banget sih, adeknya lagi sedih malah diketawain. Bahagia diatas penderitaan orang lain itu mah", omel Kay pada Seva yang justru menertawainya bukannya memberikan solusi.
"Ya abisnya kalian juga aneh. Dia cemburuan banget dan gamau cari tau, sedangkan lo bukannya meredakan emosinya dan memperjelas semuanya malah ikut-ikutan emosi. Nyesel kan lo", jawab Seva masih sambil tertawa.
"Terus gimana dong? Jadian juga belom, udah rusak aja rencananya", keluh Kay sambil melahap ice cream nya dan ingin menangis rasanya.
"Udah, coba hubungin dia, jelasin biar gak salah paham lagi", jawab Seva sambil mengelus puncak kepala Kay.
"Maluu"
"Kalo masalah gak diselesain dan cuma ngehindar ya kapan kelarnya"
"Biar dia aja, dia kan cowok, lagian dia juga yang salah"
"Kalo sama-sama batu dan gengsi ya sama aja gak akan kelar masalahnya. Gue jadi penasaran deh, yang mana sih orangnya? Bisa-bisanya bikin adek gue sampe galau begini"
"Jangan tau deh, bahaya. Dia jago berantem, abang juga jago berantem, yang ada perang dunia ke-3 ntar"
"Ya gak gitu juga, ngapain berantem kalo gaada penyebabnya. Gak semua hal bisa diselesaiin dengan kekerasan", balas Seva sambil tertawa karena mendengar pemikiran adiknya itu.
"Iya juga ya"
"Bang, mau nambah ice cream boleh ga? Hehehe"
"Iya deh iya", jawab Seva sambil tersenyum.
Sambil menunggu ice cream porsi keduanya datang, Kay menceritakan pada Seva soal niatnya untuk mengikuti Pekan Bakat Siswa. Kay ingin menampilkan bakatnya bermain piano. Seva yang mendengarnya pun senang, akhirnya adiknya bisa kembali tampil dengan pianonya. Seva langsung mendukung keputusan Kay untuk ikut. Ia juga bersedia membantu dan menemani Kay latihan. Kay pun merasa senang mendapat dukungan dari Seva.
***
Di kamarnya Kay terus memandangi ponselnya, ia menunggu pesan dari seseorang, siapa lagi kalo bukan Jinan. Tapi ia juga berpikir, sepertinya kata Seva tadi juga ada benarnya. Mungkin memang Kay harus memulainya duluan.
"chat, engga, chat, engga, chat, engga", batin Kay yang bingung.
"chat ajalah udah. Yok Kay, lo bisa. Siapin mental", batin Kay yang akhirnya memutuskan untuk menghubungi Jinan duluan.
Belum sampai Kay membuka room chatnya bersama Jinan, tiba-tiba ada panggilan masuk yang membuat Kay kaget. Di layar ponselnya tertera nama Jinan di panggilan masuknya. Yang membuat Kay bingung, tumben sekali Jinan menelpon, padahal biasanya saja hanya menjawab pesannya singkat, bahkan harus Kay duluan yang memulai. Akhirnya Kay langsung mengangkat telepon dari Jinan.
"Halo"
"...."
"Salah sambung ya?"
"...."
"Ji, kalo lo gamau ngomong apa-apa, gue matiin nih", geram Kay karena tak kunjung mendapatkan jawaban.
"Eh, tunggu"
"Kenapa telpon? Tumben banget"
"Gue mau ngomong"
"Yauda, ngomong aja"
YOU ARE READING
Aksara Rasa [Revisi]
RomanceSelagi di dunia apa yang sebenarnya sedang kau kejar. Rumah? Keluarga? Kebahagiaan? Cinta? Atau yang lainnya? Kisah hidup tiap orang mungkin berbeda, termasuk soal masa depan seseorang. Berjuang untuk mendapatkan sesuatu adalah hal yang wajar. Ba...
- Part 8 -
Start from the beginning
![Aksara Rasa [Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/279037811-64-k338535.jpg)