🐙🐙🐙
Pertemuan tak sengaja di danau akhirnya berujung pertemanan. Keduanya tipe orang yang malas berbasabasi dan lebih suka bicara dengan langsung tanpa memutar.
Sejak terjalin hubungan, setiap hari akan pergi ke kantin bersama. Melakukan hal bersama tiap istirahat atau jam kosong. Bahkan sudah beberapa hari ini Lyn diajak mengintip aspura oleh Zee.
"Akhirakhir ini kau dekat dengan anak X3. Apa kalian berasal dari SMP yang sama sebelumnya?" tanya Fika saat mereka sedang menuju aula.
Hari ini ulang tahun sekolah. Dan waktunya pertunjukkan.
"Kami dari kota yang sama," jawab Lyn tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Mereka pun melanjutkan berjalan dengan diam.
"Lyn, kau cari tempat duduk yang bagus. Saat kelas kami tampil nanti tolong bersorak yang keras okay? Eh iya ... Dan jangan lupa rekam pertunjukkannya, mau kuposting di sosmed nanti," ucap Fika di pintu masuk aula. "Aku ke belakang panggung dulu, bye Lyn!"
Lyn masuk sendirian ke aula. Dia melihat sekeliling dan memilih kursi kosong di pojok. Tak terlalu di depan, juga tak terlalu di belakang. Cukup nyaman untuk menonton.
Saat acara dimulai, Lyn mulai mengantuk. Malas mendengar sambutansambutan. Dia suudzhon isi sambutannya pasti tak jauh beda dengan sambutansambutan tahun lalu. Tidak bisakah langsung lompat ke persembahan siswa saja?
Menunggu lama dan hampir tertidur di kursi, akhirnya persembahan siswa yang dinantinanti pun akan segera dimulai. Yang pertama ditampilkan adalah karya anak XII, dilanjut XI dan terakhir kelas X.
Lyn langsung membuka lebar matanya, menegakkan posisi duduk, mulai fokus ke atas panggung. Bukan ingin menikmati pertunjukkan, tapi untuk mencari senior tampan yang selalu dilihatnya. Ingin tahu pria itu ada di kelas mana.
Namun hampa. Sepanjang pertunjukkan Lyn tak menemukan sosok yang dicari. Apa orang itu tak berpartisipasi? Mood Lyn langsung hilang. Saat kelas X tampil dia malah asyik memainkan ponsel. Tapi sesekali dia juga akan melihat ke panggunh.
"Hahah!" tibatiba Lyn tertawa membuat orang di sekitar menoleh padanya. Tapi tak lama orangorang itu pun ikut tertawa sambil kembali menatap pertunjukkan di panggung.
Sebenarnya Lyn baru saja melihat kelas X3 naik panggung. Yang membuatnya tertawa barusan karena Zee berdiri dipanggung memakai kostum tiang listrik. Dia hanya diam mematung, benarbenar tak bergerak layaknya tiang. Benar saja, waktu itu Lyn bertanya kenapa Zee selalu bolos latihan. Dan Zee menjawab itu karena dia sudah menguasai perannya tidak perlu dilatih lagi. Akhirnya Lyn mengerti sekarang arti dari ucapan sombong Zee waktu itu.
Kelas X3 selesai, waktunya X4 tampil. Dengan enggan Lyn mengangkat ponsel untuk memotret. Dia tak mengambil rekaman video pertunjukkan itu karena merasa pegal mengangkat tangan lamalama. Setelah mendapat setidaknya sepuluh foto yang diambil asalasalan, Lyn kembali menyimpan ponsel. Matanya celingukan ke sekitar penonton. Barangkali pria itu ada di antara mereka.
"Kau sedang apa?" tanya Zee menghampiri Lyn. Bajunya sudah berubah menjadi seragam lagi.
"Aku sedang mencari pria tampan!" jawab Lyn.
"Ada pertunjukkan bagus di depan dan kau malah fokus mencari pria tampan? Kurang kerjaan sekali!"
"Apa salahnya sambil menyelam nyari ikan," balas Lyn.
"Istilah negeri mana itu barusan? Lagi pula ikan macam mana yang kau cari di sini?"
"Ikan duyung!"
"Mana ada duyung di sini. Ada juga monster laut, tuh yang duduk di depan sana," Zee menjuih bibir ke barisan depan.
Mata Lyn memutar menanggapi celoteh Zee. Memang kurang ajar bocah satu itu. Guruguru dia sebut monster laut.
"Kalau mereka monster lalu kau apa?""Tentu saja aku ikan cupang!"
"Hah?" Lyn membelalakan mata.
"Kenapa? Cupang kan memiliki badan cantik, macam aku ini lah," ucap Zee sambil mengibas jilbab.
"Masalahnya cupang jenis apa yang hidup di laut woy! Ngarang!" Lyn menggelengkan kepala sambil kembali mencari pengeran duyung di antara makhlukmakhluk laut sekitarnya.
"Btw, kau cari duyung apa kau merasa jadi putri duyung kah?" tanya Zee. Kenapa random sekali pertanyaanya.
"Diam lah ish. Aku ini tentu saja gurita."
"Gurita? Makhluk berkepala besar dan bertangan banyak itu? Kenapa tibatiba kau mau jadi gurita pula?"
"Sukasuka aku lah! Sebaiknya kau diam, aku tak bisa konsentrasi mencari mangsaku ish!" marah Lyn.
***
Pertunjukkan selesai dan berjalan dengan lancar. Orangorang terlihat puas dan bahagia telah menampilkan yang terbaik.
Namun, suasana di kelas X4 tak sebaik perasaan siswa lain. Mereka mendengus marah pada Lyn. Sepanjang pertunjukkan ternyata Lyn tak merekam, membuat beberapa orang kesal karena tak bisa pamer di sosmed."Memori ponselku full!" ucap Lyn.
"Kau itu tak berpartisipasi, setidaknya berguna lah sedikit untuk kelas kami!" ucap seorang teman.
Sejenak Lyn tertegun, dia teringat pada ibunya. Bukan sekali ibunya mengatakan hal serupa. Dia dianggap tak berguna dan hanya menyusahkan.
"Setiap hari kerjanya berkeliaran tanpa capek latihan, eh disuruh merekam pun malah begini, benarbenar tak bisa diandalkan. Tak ada kontribusinya sama sekali."
"Foto yang dia ambil pun beberapa blur. Dan yang menyebalkan dia memotret saat aku belum naik panggung."
"Kenapa lah dia harus jadi murid kelas kita!"
Banyak umpatan lain yang mereka keluarkan untuk Lyn. Namun Lyn hanya diam. Bukan tak berani membalas, hanya saja terlalu malas meladeni orangorang ini.
"Seluruh persembahan direkam khusus dan disiarkan langsung di platform sekolah. Jangan berlebihan menanggapi hal ini, tinggal download videonya di forum sekolah apa susahnya. Tolong jangan bego dengan meribetkan hal sepele." Seorang gadis berkacamata yang biasanya jarang bicara akhirnya angkat suara. Terlalu menyebalkan dengan kelakuan teman sekelasnya. Ribut seolah Lyn telah melakukan dosa besar.
"Liat forum kampus sekarang!" Fika yang baru masuk kelas berlari sambil berteriak dengan nafas terengah.
"Ada apa?"
"Lyn jadi perbincangan banyak org!" beritahu Fika.
Lyn yang awalnya tak peduli langsung menatap Fika. Hal macam apa yang membuat dirinya dibicarakan di forum?
"Foto kau tidur saat pertunjukkan tadi benarbenar mencuri perhatian orangorang!" kata Fika lagi sambil memperlihatkan berita di ponselnya.
Anakanak langsung membuka ponsel masingmasing. Tak lama mereka tertawa melihat wajah tidur Lyn terpampang di forum. Banyak orang berkomentar di foto itu.
Melihat foto itu membuat temanteman sekelas Lyn senang karena kekesalan mereka dibayar kontan.Tanpa bicara, Lyn mengambil tas dan angkat kaki dari kelas. Acara selesai mereka sudah boleh pulang dari tadi sebenarnya.
Di parkiran, Lyn duduk di atas sepeda dan membuka forum sekolah lewat ponselnya.
"Yaa Tuhan!" Lyn menekup mulut tak percaya. Tibatiba dia tersenyum lalu tertawa bahagia menatap foto yang tersebar di forum.
Lyn tak peduli dengan wajah jeleknya yang terpublikasi, dia fokus menatap pria bertopi yang satu frame dengannya. Pria yang dicari Lyn justru duduk di belakangnya. Meski sebagian wajah tertutup topi, tapi Lyn tahu benar orang itu adalah pria yang dia cari. Buruburu Lyn menyimpan foto viral itu ke galeri ponselnya. Mengenai dirinya yang jadi bahan tertawaan, dia abaikan.🐙🐙🐙

YOU ARE READING
Gurita Merah Jambu
Teen FictionTak berhenti menulis untuk mengguritakan mimpi. ~Salam Tinta dari Gurita Merah Jambu~