"Gak deh, Ga, otot gue tiba-tiba udah gak kaku lagi, jadi gak perlu adu tonjok, hehe," cengir Rendi. "Lo sih ntah apa ngomong begituan," bisik Rendi ke Arka.

"Gue cuma mau bantuin lo man, suapaya otot lo gak terlaku kaku," balas Arka.

"Bantuin sih ya bantuin, tapi gak gitu juga kali!" sarkas Rendi.

"Kalem," ucap Arka.

***

"Kita pulang ya! Dadah!" seru Anara dari dalam taksi.

Mereka yang mengantar melambaikan tangannya.

Saat taksi sudah menjauh dari markas, Anara langsung menyenderkan badannya kebelakang.

"Capek?" tanya Argara.

"Heem, sumpah ya liburan sama kalian tuh seru banget!" ucap Anara dengan nada antusia. "Apalagi liat tingkah Arka, bawaannya pengen ngakak mulu kalo ngeliat muka dia, walaupun dia lagi diem."

"Kalo muka gue?" tanya Argara.

Anara bingung maksud dari Argara. "Maksudnya?"

"Bisa bikin lo ketawa juga gak?" tanya Argara.

Anara menahan tawanya. "Muka lo gak ada unsur lawak nya Ga! Setiap ngeliat muka lo, bawaannya dingin terus, sekali-kali dihangatin itu mukanya, biar gak kaku kali," ucap Anara.

Argara tersenyum tipis. "Nanti, ada saatnya."

"Dih, dari gaya bicara lo kayak gak meyakinkan tau, Ga," ucap Anara.

"Udah gak usah bahas itu, mending sekarang lo tidur," suruh Argara.

"Iya nih, gue ngantuk banget," ucap Anara sambil menyenderkan kepalanya di bahu Argara. "Minjem bentar."

Argara pun memposisikan kepala Anara agar nyaman di bahunya.

Setelah dirasa Anara sudah tertidur, Argara pun menyenderkan kepalanya diatas kepala Anara dan mulai menutup matanya akibat kelelahan.

***

Tok! Tok! Tok!

"Ra, bantuin gue nyusun barang-barang," suara Argara terdengar di balik pintu.

"Sebentar!" seru Anara dari dalam.

Ceklek!

"Ayok," Anara keluar dengan rambut yang basah, sepertinya habis mandi.

Mereka berdua pun berjalan dan memasuki kamar Argara.

"Berantakan banget, Ga," ucap Antara saat memasuki kamar Argara.

Argara menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Lo juga bantuin dong! Jangan diem disitu aja!" suruh Anara.

Argara pun membantu Anara beres-beres, walaupun hanya sedikit yang Argara bantu.

Anata memberikan Argara sebuah tas dengan ukuran sedang. "Lo susun dulu barang keramat lo itu," ucap Anara.

Argara mengambil tas itu dan meplihat barang apa yang dimaksud Anara. Sekali dilihat, ternyata barang yang dimaksud Anara adalah celana dalam dan beberapa boxer miliknya.

Argara pun menyusun nya dilemari khusus pakaian dalam.

"Ini, udah gue susun," Argara menyodoran tas nya.

"Oke, udah lanjut beres-beres lagi sana," usir Anara.

"Hm," Argara dengan malas pun menyusun barang-barangnya.

Setelah selesai, Anara pun mengangkat keranjang pakaian kotor Argara untuk dicuci.

"Kemana lo?" tanya Argara saat melihat Anara membuka pintu.

"Mau nyuci pakaian kotor lo, lo gak liat sebanyak apa pakaian kotor lo?" tanya Anara sambil mengangkat keranjang pakaian.

Argara merespon dengan mengangguk. "Ya udah sana, cuci yang bersih,"

Anara mendelik. "Kayak pembantu gue dirumah ini," ucap Anara sambil pergi meninggalkan kamar Argara.

Sedangkan didalam kamar, ada Argara yang sedang rebahan.

"Enak juga punya bini, ada yang disuruh-suruh," gumam Argara terkekeh pelan.




To be continued.....





Chapter kali ini singkat dulu yaaa, mwehehe....
___________________________________

Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

Komen 'next' disini ➛

See you in the next chapter ᥫ᭡

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ARGARA: Cold Husband [ END ]Where stories live. Discover now