56

15.7K 2K 771
                                    

Acara pertunangan di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acara pertunangan di mulai. Sheana menatap area utama acara yang sangat megah. Di sana, ada Chris dengan Claudia. Claudia terlihat bahagia. Sedangkan Chris, Sheana tidak tau bagaimana raut wajah pria itu, karena posisi Sheana berdiri sangat jauh dan pria itu juga membelakanginya.

Tangan kiri Sheana mengepal. Sheana benar-benar tidak kuat lagi berada di tempat ini. Sheana ingin langsung pergi dari ruangan. Mendekati pelayan lainnya, Sheana menitipkan minuman yang seharusnya menjadi tugasnya pada pelayan itu.

"Shen, lo mau kemana?" tanya Devi heran.

"Maaf, Dev. A-aku...aku mau ke toilet dulu, tolong gantikan, ya," balas Sheana lirih. Kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Devi mengerjap melihat mata Sheana yang terlihat ingin menangis. "Aaa, ya, sudah." Devi mengambil alih tugas Sheana dan menatap kepergian temannya. Devi sebenarnya iba dengan Sheana, tapi dia tau diri. Sheana dengannya tidak beda jauh. Mereka hanya seorang pelayan.

Sheana melangkah menuju pintu keluar hotel. Dirinya berbohong perihal alasannya yang ingin ke toilet. Sheana ingin pergi dari sana, pergi menjauh dari semua anggota Venice. Sheana tidak ingin lagi berhubungan dengan mereka. Sheana sudah benar-benar kecewa.

Langkah Sheana berhenti saat melihat hujan turun dengan sangat deras. Sheana tersenyum kecut. "Hujan?" gumamnya. "Aku benar-benar muak." Kenapa ia selalu mendapatkan kesedihan di saat hujan turun. Sheana benci hujan.

Pertama. Ketika turun hujan, semua keluarganya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Kedua. Saat hatinya sedang terluka, hujan turun dengan sangat deras. Seolah, dunia tidak memihak padanya.

Sheana menghela napas pelan dan menoleh ke belakang. Meyakinkan dirinya untuk pergi dari tempat ini dan Venice. "Kamu akan bahagia Sheana," gumamnya meyakinkan. Sheana akan pergi jauh dari mereka. Apapun yang terjadi.

"Mbak, mau kemana?" tanya salah satu penjaga hotel dan mendekati Sheana dengan tatapan heran. "Acaranya mau di mulai loh," lanjutnya memberitahu.

Sheana berdehem. "Sa-ya ada urusan. Tadi sudah izin dengan kepala pelayan." Bohongnya.

"Ohh, butuh payung nggak? Jarak dari sini ke pintu keluar hotel lumayan jauh. Hujannya juga deras banget."

Sheana tersenyum tipis. Ternyata masih ada orang yang baik padanya. "Boleh, pak?" tanyanya polos.

Penjaga itu tertawa kecil. "Boleh, mbak. Sebentar, saya ambilkan dulu," balasnya dan mengambil payung milik hotel. Tidak lama pria itu kembali dengan satu payung berwarna hitam.

"Terima kasih, pak."

Penjaga itu mengangguk. "Kembalikannya kapan-kapan aja."

Sheana tersenyum lagi. "Kalau begitu saya pamit, Pak," ucapnya dan melangkah menuju pintu keluar hotel.

Hujan malam ini begitu deras, tapi ada orang baik yang menawarkan payung pada Sheana. Setidaknya, baju yang digunakannya tidak akan terlalu basah saat tiba di halte nanti.

CHRIS WANTS METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang