Episode 34 - Lagi

17.3K 1.7K 36
                                    

budidayakan vote dulu sebelum membaca besti!!!

siap ramaikan kolam komentar besti?

Sudah vote? Yang belum vote, ayo vote daulu besti!

Sebelum baca kasih aku saran dong, buat para pembaca LNS setuju kalau aku panggil kalian warga chichkenwink? Atau yg lain? Ayo komentar dan kasih aku saran buat panggil kalian!

N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja soalnya ga di baca ulang ehe, biar aku benerin!

• • • • •

Episode 34 - Lagi

"Hidup sama mereka emang enak, serba gratis, tapi bayarnya pakai mental."

Ryan

• • • • •


Reza menyesal, menyesal telah pulang ke rumahnya malam ini, tahu begitu Reza tidak akan pulang dan memilih untuk mampir lagi ke cafe Mpok Eti. Sampai rumah pun, Reza hanya mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya yang terus menerus terjadi dalam beberapa hari ini.

Reza berjalan memasuki rumah dengan wajah yang kusut, baru saja satu langkah masuk ke dalam rumahnya, Reza sudah mendengar suara lemparan piring yang jatuh ke lantai menimbulkan suara yang cukup kencang.


"KAMU PENYAKITAN! SAYA TIDAK SUDI PUNYA ISTRI PENYAKITAN! CEPAT TANDATANGANI SURAT PERCERAIAN INI!"

Bentakan, cacian, makian terdengar hingga depan rumah. Reza mengepalkan tangannya kuat-kuat berusaha untuk mengontrol emosinya terhadap sang ayah.

"Mas, aku mohon, kita bisa bicarakan semuanya baik-baik mas. Emangnya, kamu gak kasihan sama Ryan? Dia masih sekolah dan butuh bimbingan orang tua mas," lirih Resti memohon.

"SAYA TIDAK PEDULI! CEPAT TANDATANGANI SURAT PERCERAIAN INI!"

Tak terima dengan bentakan yang Aditya lontarkan kepada sang bunda. Reza dengan segera langsung berjalan memasuki rumahnya dengan langkah yang cepat. "CUKUP!" Reza mendorong tubuh Aditya menjauh dari Resti.

"Jangan bentak bunda, dia lagi sakit yah," ucap Reza.

"Saya tidak peduli,"

"Ayah gak malu di dengar sama tetangga? Semuanya bisa di bicarakan baik-baik tanpa kekerasan," ujar Reza berusaha untuk menenangkan suasana.

"Benar, kita bisa bicarakan semuanya baik-baik mas," Resti menganggukkan kepalanya.

Aditya menatap ke arah Reza dan Resti saling bergantian. Laki-laki paruh baya itu akhirnya menganggukkan kepalanya. "Oke,"

Resti menghela napasnya tenang. Akhirnya Aditya mau membicarakannya baik-baik. Ketiganya duduk di sofa ruang tamu rumahnya.

"Ayah benar-benar mau menceraikan bunda?" tanya Reza baik-baik.

"Ya."

"Licik. Apa ayah lupa? Bunda yang selalu setia menemani ayah dari nol sampai sekarang ayah menjadi seorang CEO, kantor di mana-mana dan punya rumah besar. Apa ayah ingat?" Reza menatap Aditya lekat berharap hati Aditya terbuka.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang