{Sudah Terbit}
Fatiya tak mengenal siapa yang menjaganya secara posesif, yang ia tahu adalah laki-laki itu tulus menjaganya. Ke mana pun ia pergi akan selalu diikuti, bukan risih tapi terasa nyaman.
Tatapan teduh milik Ghibran terasa menenangkan hat...
Perempuan dengan kalung rosario itu tengah menatap gereja dari kejauhan, setelah itu ia berjalan menjauh dengan langkah pelan.
Tujuan awalnya tadi adalah berdoa di gereja, tapi terhalang karena melihat Farhan sedang berada di sekitar sana sambil membeli dadar gulung.
"Belum bisa move on," lirihnya.
Resya tidak tahu, ia berusaha melupakan Farhan setiap harinya. Namun, bukannya menghilang justru perasaan itu kian membesar. Perasaan itu menyiksa dirinya.
"Gimana cara ngelupain dia kalau dia aja sering keluyuran beli dadar gulung?"
Resya resah dan lelah, sudah berbagai cara ia lakukan agar melupakan Farhan. Tapi, hatinya terus menolak dan berkhianat dengan pikirannya.
Farhan itu peminat nomor satu telur gulung, itu yang Resya tahu selama ia mengenal Farhan dari jauh. Terlebih laki-laki itu menyukai jajanan sosis, nugget, dan semacamnya.
Pasti lebih sering keluyuran.
"Ya ampun! Gue mesti gimana!" pekik Resya tertahan, ia frustasi.
Ini sudah bulan ketujuh setelah pengumuman kelulusan di SMANSA. Berarti sudah lebih dari setahun Resya menyukai Farhan. Secara, waktu awal kelas 12 dulu ia menyukai Farhan tanpa alasan.