Memenuhi panggilan kepala sekolah yang menuntutnya harus selalu siap tengah malam, Severus hadir menghadap atasannya di ruangan itu. Menghadap pada pria itu ditemani dengan kedua rekan kerjanya. Minerva McGonagall dan Sybill Trelawney.
"Kau memanggilku, head master?"
"Ya Severus, aku memanggilmu. Hm-- Minerva memintaku memanggil mu kemari.. ia yang akan berbincang denganmu" Dumbledore melangkah pergi meninggalkan ruangan nya setelah mengatakan hal tersebut.
"Ada apa Minerva? Apa yang kau mau?" Minerva seketika merasa Kelu, Severus selalu tampak mengerikan dan dingin terhadap orang lain. Meskipun ia adalah muridnya yang sudah menjadi rekan kerjanya bertahun tahun rasa kekhawatiran untuk di abaikan dalam berbicara masih tetap ada. "B-begini Severus, aku tau kau tak senang basa basi. Sybill di sini ingin menemuimu, menjelaskan sesuatu sekaligus meminta maaf. Tolong izinkan ia menyampaikannya padamu, jangan abaikan dia.. ya.."
Minerva melangkah pergi menyusul Albus Dumbledore dan meninggalkan kedua penyihir itu di sana. Severus tau ini semua akal akalan wanita tua itu, dan pasti orang itu sedang menguping. Ia memantrai ruangan itu agar tak ada satupun dari keduanya dapat terdengar apa yang telah mereka bicarakan.
Severus memutuskan untuk tetap diam, karena wanita tua itu memerintahkan dirinya untuk mendengarkan bibir wanita di hadapannya kini berbicara. "Hm-- S-Severus"
"Hm"
"Aku ingin meminta maaf kepadamu, mengenai malam itu yang tanpa sengaja menampar siswimu.. aku tau itu kesalahanku, jadi aku meminta maaf" Trelawney berkata lembut, ia berusaha merubah dirinya dan berusaha menyesuaikan diri terhadap Severus yang diam mengerikan dan tak pernah menunjukkan rasa kepeduliannya kepada siapapun.
"Semua itu sudah berlalu, jadi lupakan saja. Lagipula yang gadis itu katakan juga memang benar adanya" Severus berusaha merendahkan nya, lagipula siapa ada orang yang mau menerimanya dengan penampilan aneh kumal dan selalu berlebihan dalam berbicara. Terlebih Severus membenci hal konyol, dan ramalan adalah hal konyol dan bodoh yang pernah ia temui.
"Jadi aku harus berubah?"
"Terserah mu, itu hidup hidupmu.. urus saja sendiri" Severus melangkah pergi mengabaikannya. "Severus.."
Ia berbalik mendengar sautan namanya.
"Terima kasih."
**********
Zara masih terkejut dan tidak menyangka setengah mati, ia mendapatkan ciuman pertamanya karena hal konyol yang menyebalkan. Dan ia berciuman dengan Professor nya sendiri, sahabat ayahnya yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri di sekolah.
Belajarnya tidak fokus, tidurnya tidak nyenyak, makan nya terasa hambar. Ia terus mengingat kejadian itu. Zara tidak bisa menceritakan hal itu kepada siapapun, ia tak ingin dirinya benar benar terkena cap bahwa ia seorang jalang yang menjadi simpanan professor nya sendiri. Ia berusaha menjaga jarak dari pria itu, meskipun ia tidak bisa sepenuhnya lepas darinya karena ia adalah seorang Prefek.
"Bolehkah aku makan bersama baris Griffindor?" Tanya Zara dengan lembut dan berbisik pada Draco. "Apa yang akan kau lakukan dengan bocah bocah pembuat masalah itu Zara? Kami adalah temanmu, jangan sekali kalinya kau bersama para pecundang itu lagi!"
Zara membawa gelas dan piringnya, meninggalkan baris Slytherin dan menuju baris Griffindor. "Bolehkah aku makan di sini?"
"T-tentu Zara.. kau selalu di izinkan di sini" Harry tak menyangka jika gadis yang ia suka ada di hadapannya. Duduk di samping Ron yang kosong. "Kau sedang tidak nyaman dengan teman teman ularmu itu ya?"
Zara hanya mengangguk cepat dan melanjutkan makannya lagi. "Hello Slytherin girl" sapa pemuda kembali Weasley.
"Hai twins" balas Zara cepat. "Ku dengar kau baru sembuh dari alergi bunga.. benarkah begitu?"
YOU ARE READING
• HIDDEN MEMORIES •
FanfictionMenjadi seorang penyendiri sudah menjadi pilihannya, bukan tanpa sebab. Ia tak ingin terlalu menyakiti orang lain di sekitarnya. Tak pernah terlihat karena keinginannya sendiri justru mengantarkannya pada hal indah yang tak pernah ia sangka. Ada se...
