Gimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya?
Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...
“Stop Comparing Your Self With Other People.” Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.
Hi, i'm comeback!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Sialan!”
Alfa meninju tembok dengan kasar saat dirinya kembali berang. Meluapkan segala emosi sampai tidak sadar jika semua orang yang ada di sana menoleh ke arahnya. Tak terkecuali Gaby yang saat itu tengah berdiri di depan mading ikut menoleh juga. Gadis itu sedikit cengo lalu memutuskan untuk melihat siapa yang berteriak seperti Tarzan di sekolahannya.
“Alfa?”
Kesal karena cowok berandal itu sembarang teriak-teriak tanpa malu di sekolahan Gaby lantas menjewer telinga Alfa tanpa permisi.
“Lo pikir—”
“Sakit anjing!”
Gaby terkejut terlebih Alfa. Laki-laki itu tidak menyangka akan kembali membentak gadisnya setelah kemarin berjanji untuk tidak lagi berkata kasar.
“Anjing banget, ya?” sindir Gaby menurunkan kedua tangannya yang semula memegangi dadanya kaget.
“Maaf,” sesal Alfa dengan suara lebih rendah dari sebelumnya.
“Kalau mau teriak-teriak di hutan sono jangan di sini.” Gaby mulai mengomel karena masih kesal. “Ini juga! Anak sekolah seragam yang bener jangan kayak preman.”
“Capek, Seng.”
Gaby tersentak pelan saat merasakan kepala Alfa tiba-tiba bersandar di bahunya. Bukan hanya itu dirinya juga merasakan tangan Alfa mulai melingkar di pinggangnya.
“Alfa, lo kenapa sih? Lepasin nanti kita diliatin anak-anak,” kesal Gaby berusaha melepaskan diri.
“Butuh pelukan.”
“Iya, tapi jangan di sini Alfa.”
Cowok itu menghela napas kasar lalu melepaskannya dengan sangat tidak ikhlas. Ia perlahan mundur membuat jarak kemudian menggandeng tangan Gaby erat tiba-tiba lari.
“Mau kemana?” tanya Gaby bingung.
“Rooftop.” Alfa menoleh sesaat. “Pengen curhat.”
Gaby mengangguk. Memilih untuk mengikuti Alfa yang berjalan tergesa-gesa di depannya. Setibanya di atas mereka langsung mengambil tempat kemudian duduk saling berhadapan. Gaby bahkan bisa melihat wajah frustasi Alfa seperti sedang menahan eek.
“Boleh cerita sekarang?” tanya Alfa sebelum menyandarkan kepalanya dipundak Gaby.
Gadis itu mengangguk lalu menyimak apapun yang terlontar dari bibir Alfa tanpa ada satupun yang dia lewatkan. Telinganya dia pasang baik-baik untuk mendengarkan semua kata demi kata sampai dimana setelah dirinya paham dengan apa yang terjadi rasa terkejut pun tidak bisa ditutupi.