"Apa?!" Teriakan Draco sampai ke dalam ruang rekreasi sehingga aku melompat dari kursiku secara otomatis dan menjatuhkan buku dari Kakek. "Kally!"

Dia berlari ke arahku mendorong anak laki-laki tahun kedua yang duduk di sampingku untuk mengambil tempat duduknya.

"Potter kotor itu masuk ke tim Gryffindor! Seeker!"

Jantungku berhenti. "Bagaimana caranya? Bukankah dia baru saja mendapatkan masalah karena terbang tanpa Madam Hooch?"

"Tepat sekali! Potter tidak mendapat masalah, dia malah masuk ke dalam tim." Saat ini, aku bersumpah Draco hampir menyemburkan api dari mulutnya.

"Ada aturan." Aku balas membentaknya. "Tahun pertama tidak diizinkan masuk ke dalam tim. Aku sudah mengeceknya melalui Kakek."

Rahang Draco mengepal saat dia menyilangkan tangannya. "Perlakuan khusus, lagi."

"Satu-satunya hal special tentang anak itu adalah bekas luka yang mengingatkannya pada kematian orang tuanya." kataku dengan kesal. "Orang-orang hanya mengasihaninya."

Draco tiba-tiba tertawa terbahak-bahak sambil mengangkat tangannya dengan gaya berpura-pura menyerah. "Ingatkan aku untuk tidak membangunkan sisi burukmu."

-

Pada pelajaran terbang kami berikutnya, Draco bersama Blaise dan Theo bertekad untuk meneror Potter dan Weasley sebanyak mungkin.

Mereka akan terbang berputar-putar memutari dua idiot itu dan mencoba untuk mendorong mereka dari sapu mereka. Itu cukup berbahaya namun aku tidak memedulikan mereka.

Madam Hooch menarikku ke sampingnya untuk berbicara "Apakah anda sudah lama bisa terbang, Miss Emrys?"

Aku mengangguk. "Sejak aku bisa berjalan. Ayahku dulu membelikanku sapu latihan ketika aku masih muda."

"Kamu cukup mahir tidak seperti beberapa orang di tahunmu." Dia mengatakan dengan setuju sambil melihat ke arah Longbottom dan Granger yang belum berhasil memanggil sapu terbang mereka. "Aku ingin merekomendasikanmu kepada salah satu pemain Quidditch asramamu. Aku mengerti kamu ingin bermain sebagai Chaser di masa depan bukan?"

Sesaat hatiku berhenti. Diajari oleh Chaser Slytherin saat ini? "Ya! Chaser, Ya!" Kataku yang sudah melupakan sopan santunku.

"Tentu saja, tahun pertama tidak diperbolehkan bermain. Ini hanya untuk mempersiapkanmu selagi kamu bisa." Aku ingin memberitahunya bahwa Potter adalah tahun pertama dan dia bisa bermain tetapi aku menutup kembali mulutku. "Aku akan memberi tahu Professor Snape dan mengatur sesuatu dengan salah satu Chaser Slytherin untukmu."

-

Aku menulis surat kepada Kakek pada malam hari saat Graham Montague- Chaser Slytherin- setuju untuk mengajariku.

Graham Montague adalah anak laki-laki tinggi dan berotot di tahun keempat Hogwarts. Seorang pure blood dan sangat kaya pada saat itu. Dia juga merupakan putra dari seseorang yang memiliki Magpies. Tim Quidditch yang sangat terkenal.

Kakek sangat gembira. Dia melanggar aturan dengan mengirimkan sapu terbang baru Draco dan aku untuk berlatih. Dia tidak mengizinkan kami berlatih di sekolah yang menyediakan sapu terbang. Katanya terlalu berbahaya dalam suratnya.

"Jika seorang half blood tahun pertama dapat memiliki sapu, cucuku juga bisa." Dia memberi tahu Dumbledore keesokan harinya ketika McGonagall menghentikan Draco dan aku setelah menerima surat kami dengan sapu terbang.

Professor McGonagall mungkin mengatakan dia berprasangka terlepas dari asrama tetapi pada saat-saat seperti ini, kalian menyadarinya.

Kami diizinkan untuk menyimpan sapu kami. Bahkan Kakek mengirim sapu terbang milik Theo dan Blaise hanya untuk menghina Dumbledore dan McGonagall.

Setiap Senin, Rabu, dan Kamis satu jam sebelum latihan Qudditch Slytherin, Graham menemuiku di lapangan untuk memberikan petunjuk.

"Kamu belajar dengan cepat, Kally." dia mengatakan kepadaku di salah satu latihan kami. "Kamu pasti akan berhasil masuk ke dalam team tahun depan."

"Kau pikir begitu?" Tanyaku sembari turun dari sapu terbang. Kakiku terasa seperti jelly. Kami telah terbang selama beberapa jam terakhir karena latihan mereka dibatalkan. Alih-alih latihan dengan durasi seperti biasanya, Graham menyarankanku agar mencoba melakukan latihan panjang Slytherin dengannya.

Graham menyunggingkan senyumannya "Ya, tanpa keraguan."

"Apakah Terence Higgs akan bertemu dengan Draco nanti?" Aku bertanya sambil meregangkan kakiku agar bisa merasakan kakiku kembali. Terence Higgs adalah Seeker Slytherin saat ini. Dia benar-benar brilian dalam menaiki sapu terbang. Sejak dia berada di tim, Slytherin telah menang secara konsisten selama beberapa tahun terakhir. Menangkap snitch setiap saat dengan sedikit atau tanpa kecurangan. Dia di tahun terakhirnya di Hogwarts dan dia berencana untuk menyerahkan mahkotanya kepada Draco.

Graham tertawa tiba-tiba. "Kau naksir Higghs atau bagaimana?"

Pipiku langsung memerah. Sejujurnya aku tidak naksir Terence. Ya, dia adalah salah satu yang paling dicari di Slytherin karena pirang dan sangat berotot tapi tidak. Aku ingin tahu seberapa baik yang Draco lakukan selama latihannya.

Kami berdua memiliki waktu latihan yang berbeda dan kami hampir tidak bisa bertemu satu sama lain selain di kelas saat ini. Dia sibuk mencoba mengkondisikan dirinya menjadi Seeker Slytherin yang selanjutnya dan menghabiskan sebagian besar waktunya di lapangan daripada tempat lainnya.

Sebalnya, dia masih yang paling cerdas di Slytherin. Aku tidak tahu bagaimana dia melakukannya. Dia secara alami memang sangat pintar.

"Tidak." Aku tertawa sambil melepaskan perlengkapanku dan duduk di rumput. Meskipun, aku tidak akan pernah memberitahu siapapun tetapi Daphne pasti naksir dia. Dia bilang Terence baik. Seperti jika seorang Hufflepuff dan Slytherin memiliki anak, itu adalah Terence. Dia selalu bermain adil dan hanya melawan ketika sudah cukup didorong.

Graham mengikutiku. "Tapi ya- aku tidak benar-benar tahu kapan mereka bertemu. Biasanya di pagi hari atau larut malam. Terence sangat ingin mengajari Draco semua yang ia ketahui sebelum dia lulus di tahun depan."

Aku mengangguk tanpa berkata-kata merasa lelah dan mengantuk. Tubuhku masih belum terbiasa terbang berjam-jam tetapi aku menahan rasa sakitnya. Aku sangat ingin menjadi Chaser.

"Kally, uh, apa kau dan Malfoy memiliki "pemahaman"?" Graham bertanya tampak gugup. Dia sedang menarik jubah Qudditch-nya.

Aku mengerutkan hidungku. Apakah itu yang orang lain pikirkan? Bukannya aku tidak ingin ada "pemahaman" dengan Draco. Itu telah terlintas dipikiranku tetapi sepertinya tidak terlintas di benak Draco. "Tidak. Tidak ada pemahaman."

"Bagus kalau begitu."

Aku tidak bertanya apa maksudnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Slytherin Royals (Para Bangsawan Slytherin)Where stories live. Discover now